
10 Kebakaran Hutan Termahal dalam Sejarah AS, Ribuan Triliun Hangus

Jakarta, CNBC Indonesia- Kebakaran hutan di Amerika Serikat (AS) semakin sering muncul dengan nilai kerugian yang mencengangkan. Dalam dua dekade terakhir, api yang melahap wilayah barat negeri itu menelan biaya pemulihan hingga puluhan miliar dolar per peristiwa. Data resmi National Centers for Environmental Information (NCEI) menunjukkan, tren kebakaran ekstrem meningkat pesat, baik dari segi frekuensi maupun skala dampaknya terhadap masyarakat dan ekonomi.
Salah satu contoh yang sempat mengejutkan publik adalah Marshall Fire di Colorado pada 2021. Kebakaran ini terjadi saat musim dingin, sebuah hal yang sebelumnya jarang terlihat. Dampaknya tidak kecil, dengan kerugian material yang kemudian dicatat sebagai yang terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut.
![]() kebakaran taman Yellowstone |
Temuan dari NASA menambahkan dimensi lain, yakni kontribusi kebakaran hutan terhadap krisis iklim global. Sepanjang 2001-2023, emisi karbon yang dilepaskan akibat kebakaran hutan naik sekitar 60%.
Dari daftar sepuluh kebakaran termahal di AS, sembilan terjadi di wilayah barat, terutama California. Kondisi alam yang kering, ditambah populasi padat di area rawan kebakaran, membuat kerugian ekonomi semakin parah.
Rekor terbaru ditorehkan oleh Palisades Fire dan Eaton Fire di Los Angeles pada Januari 2025. Dua peristiwa yang terjadi hampir bersamaan ini menghasilkan total kerugian sekitar US$65 miliar atau sekitar Rp 1.063,08 triliun (US$1=Rp 16.355) menjadikannya bencana kebakaran hutan paling mahal sepanjang sejarah AS.
Kebakaran besar lain juga terus muncul dalam rentang waktu dekat. Tahun 2017, 2018, dan 2020, California bersama Oregon dan Washington menghadapi kebakaran yang menyebabkan kerugian belasan hingga puluhan miliar dolar.
Peristiwa itu tidak hanya menghanguskan rumah dan fasilitas publik, tetapi juga mengganggu sistem energi, jaringan transportasi, hingga rantai pasok barang dan jasa di kawasan barat Amerika.
Biaya yang timbul mencakup evakuasi massal, perawatan kesehatan akibat gangguan pernapasan, pemulihan jaringan listrik, hingga pembayaran klaim asuransi dalam jumlah besar. Perusahaan asuransi di wilayah barat bahkan harus mengubah skema premi karena meningkatnya risiko.
Ke depan, ancaman kebakaran diperkirakan tetap tinggi. Musim kering semakin panjang, suhu semakin panas, dan pola cuaca yang sulit diprediksi membuat api lebih mudah menyebar. Pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta menghadapi tantangan besar untuk memperkuat sistem mitigasi dan membangun ketahanan jangka panjang. Tanpa langkah serius, daftar kerugian akibat kebakaran hutan akan terus bertambah, sementara beban finansial dan sosialnya kian berat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
