Cuan "Berdarah": Ini 10 Perusahaan yang Untung Besar dari Perang

Rania Reswara Addini, CNBC Indonesia
27 August 2025 18:30
Mengenal Thermobaric, Senjata Mematikan Rusia di Perang Ukraina
Foto: Infografis//Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang tidak selamanya membawa petaka, ada banyak pihak yang justru diuntungkan. Perusahaan militer besar melihat perang sebagai peluang untuk mendapatkan kontrak dari pemerintah dengan nilai sangat besar, jalan untuk melindungi akses sumber daya seperti minyak hingga mineral, serta cara memperluas pengaruh pasar melalui jalur politik.

Contohnya, beberapa perusahaan besar terlibat dalam pendanaan, bahkan diuntungkan dari perang dunia I dan II. Saat itu, perusahaan IG Farben dari Jerman, mendukung Nazi melalui pasokan industri dan finansial seperti bahan kimia, bahan bakar sintetik.

Selain itu, ada juga perusahaan Ford dan General Motors, pabrik mereka di Jerman tetap produksi kendaraan militer saat perang dunia. Perusahaan minyak besar dunia, Standard Oil, memiliki keterikatan pasokan bahan bakar ke berbagai pihak.

Kini, konflik geopolitik yang memanas kembali menghadirkan perang dalam agenda beberapa negara. Terpantau ada beberapa perusahaan besar yang untung besar dari membiayai perang.

Lockheed Martin umumnya dianggap sebagai perusahaan terkaya yang mendanai perang, terutama melalui kontrak-kontrak ekstensifnya dengan Departemen Pertahanan AS dan perannya sebagai kontraktor pertahanan utama.

Melansir dari Visualcapitalist, Lockheed Martin menerima kontrak senilai US$61,4 miliar dari Departemen Pertahanan pada 2023. Pemain-pemain besar lainnya di sektor ini antara lain RTX Corporation (sebelumnya Raytheon), Boeing, General Dynamics, dan Northrop Grumman.

Berikut 10 perusahaan yang mendanai perang berdasarkan catatan CNBC Indonesia Research:

1. Lockheed Martin (LMT) - Pesawat terbang, elektronik, rudal, antariksa

Lockheed memproduksi berbagai macam produk, termasuk pesawat terbang, rudal, sistem tanpa awak, dan sistem radar.

Lockheed mencatatkan pendapatan total 2024 sebesar. Total pendapatan 73 % berasal dari pemerintah AS, termasuk 65 % dari Departemen Pertahanan AS

Penjualan persenjataan tetap mendominasi sumber pendapatan, dengan ketergantungan kuat pada pembelanjaan pemerintah AS. Di sisi lain, ekspansi internasional semakin meningkat. Sekitar 25 % dari total penjualan berasal dari luar negeri. Pertumbuhan penjualan internasional naik 5 % per tahun (2022-2024), dengan Eropa tumbuh sekitar 11 % per tahun.

Ekspor pesawat jet termasuk F-35, Black Hawk, rudal, mencapai US$ 20 miliar per tahun. Saham LMT mencatatkan harga sebesar US$ 455,46$, turun 5,56% secara year to date.

2. Boeing (BA) - Pesawat terbang, elektronik, rudal, antariksa

Perusahaan yang berbasis di Chicago ini memproduksi berbagai macam persenjataan, termasuk sistem rudal strategis, sistem laser dan elektro-optik, serta sistem penentuan posisi global.

Pendapatan total pada 2024 tercatat sebesar US$ 66,52 miliar, turun 14,5 % dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk Segmen Defense, Space & Security: menghasilkan US$ 23,92 miliar pada 2024. Besaran pendapatan dari segmen ini mencakup sekitar 35,8 % dari total pendapatan.Segmen pertahanan memberikan proporsi pendapatan yang signifikan kepada perusahaan.

Pendapatan segmen ini sebesar US$ 5,4 miliar dengan margin operasi negatif (−41,9 %) karena biaya program KC-46A, T-7A, dan lainnya. Pada kuartal-II 2025, segmen komersial naik tajam (81 % YoY), sedangkan layanan global juga meningkat 8 % dengan margin operasi 19,9%.

Boeing adalah produsen pesawat komersial terbesar di dunia, memproduksi pesawat seperti 747, 757, dan baru-baru ini, 787 Dreamliner. Perusahaan ini juga dikenal dengan teknologi antariksanya, dengan kontrak senilai US$1 miliar dengan NASA pada tahun 2011.

Performa positif yang ditorehkan perusahaan membuat harga saham perusahaan ini naik sebanyak 62.96 poin atau 36.63% secara year to date.

3. BAE Systems - Pesawat terbang, artileri, elektronik, kendaraan, rudal, kapal

BAE Systems adalah perusahaan dalam bidang pertahanan dari luar Amerika terbesar berdasarkan penjualan persenjataan.

Produk yang dijual BAE meliputi L-ROD Bar Armor System yang melindungi kendaraan pertahanan dan Hawk Advanced Jet Trainer yang menyediakan pelatihan simulasi canggih bagi pilot militer.

Pada tahun 2013, perusahaan menyatakan bahwa pertumbuhannya kemungkinan akan datang dari luar AS dan Inggris Raya, pasar domestiknya. BAE mencatat bahwa prospeknya untuk kedua negara tersebut "terbatas", kemungkinan karena berkurangnya keterlibatan dalam konflik internasional dan pemotongan anggaran pemerintah.

Pada 2025, BAE menaikkan proyeksi penjualan dan laba dasar; pesanan baru mencapai £13,2 miliar, backlog menjadi £75,4 miliar. Pertumbuhan dipicu oleh program platform dan layanan, termasuk kapal dan kendaraan lapis baja.

BAE Systems menatap pertumbuhan yang kuat dengan backlog pesanan yang besar, dipicu oleh meningkatnya belanja pertahanan global.

Harga saham BAE systems mencatatkan pertumbuhan sebesar 620.50 poin atau 53.79% secara year to date.

4. General Dynamics (GD) - Artileri, elektronik, kendaraan, senjata ringan, kapal

General Dynamics memproduksi berbagai produk, termasuk kapal listrik, kendaraan militer beroda dan beroda rantai, dan tank tempur.

Pada  2024, GD mencatatkan pendapatan sebesar US$ 47,7 miliar, meningkat sekitar 12,9% dibanding 2023. Di sisi lain, pendapatan TTM (hingga Juni 2025): US$ 50,27 miliar, tumbuh sekitar 11,9% YoY.

Pada kuartal-I 2025, pendapatan tercatat sebesar US$ 12,2 miliar, naik 13,9% secara YoY. Pendapatan tercatat kembali naik pada kuartal-II, menjadi US$ 13 miliar, naik 8,9% YoY.

Total backlog mencapai US$ 103,7 miliar, dengan total estimated contract value sekitar US$ 161,2 miliar. Divisi Marine Systems milik GD yang memproduksi Electric Boat mencatatkan pendapatan sebesar US$ 3,6 miliar pada Q1 2025, naik 8% YoY. Operasi perusahaan menghasilkan US$ 250 juta laba.

Dorongan utama dari konstruksi kelas Columbia dan Virginia, serta kapal perusak DDG 51. Namun, divisi ini menghadapi kendala rantai pasokan, yang sedang ditangani bersama Angkatan Laut dan pemerintah.

Harga saham GD per 27/08/2025 adalah sebesar 322,18 US$, meningkat sebesar 61.17 atau 23.44% secara year to date.

5. Raytheon (RTX) - Elektronik, rudal

Raytheon, yang berkantor pusat di Waltham, Massachusetts, adalah salah satu kontraktor pertahanan terbesar di AS.

Perusahaan ini memproduksi Rudal Jelajah Tomahawk, di antara produk-produk lainnya. Perusahaan dapat mengandalkan pelanggan luar negeri untuk sedikit mengimbangi penjualan yang lemah di dalam negeri.

Performa finansial RTX terlihat solid, didorong oleh pertumbuhan global di segmen pertahanan, aerospace, dan jasa layanan.

Pendapatan total RTX pada 2024 tercatat sebesar US$ 80,73 miliar, naik sekitar 17% dari tahun sebelumny.

Pada kuartal terakhir 2024, penjualan segmen defensif meningkat 4%, termasuk sistem pertahanan darat dan udara seperti Patriot, NASAMS, counter-UAS, restart kontrak Timur Tengah. Divisi Collins Aerospace Q4 2024: naik 6 % serta Pratt & Whitney naik 18 %, didorong oleh mesin militer dan komersial serta layanan purna jual.

Harga saham RTX mencatatkan pertumbuhan sebesar 43.56 poin atau 37.55% secara year to date.

6. Northrop Grumman (NOC) - Pesawat terbang, elektronik, rudal, kapal, luar angkasa

Northrop Grumman mencatatkan penjualan sekitar US$ 41,03 miliar pada 2024, tumbuh 4,4 % dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi backlog (pesanan tertunda).

Total backlog pada Q1 2025 tercatat sebesar US$ 92,8 miliar, naik dari sekitar US$ 91,5 miliar di akhir 2024. Pada kuartal terakhir 2024, NOC mencatatkan kenaikan pendapatan, kinerja operasional kuat, dan free cash flow tumbuh (US$ 730 juta).

Pada Kuartal II 2025 pendapatan naik 9 % menjadi sekitar US$ 10,4 miliar; backlog meningkat, memicu lonjakan saham (+9,4 %). NOC terpilih sebagai kontraktor utama untuk program intercept misil hipersonik "Glide Phase Interceptor" bersama Raytheon. Perusahaan ini mengembangkan Stand-in Attack Weapon (SiAW) dengan kontrak US$ 705 juta; pengiriman pertama untuk pengujian penerbangan telah dilakukan.

Fokus ekspansi internasional NOC dilakukan melalui sistem MQ-4C Triton yang ditargetkan pelanggan seperti Norwegia dan Australia. Proses uji coba dan konstruksi pengebom siluman B-21 Raider berlangsung aktif, dengan beberapa unit sudah dalam pengujian.

Northrop Grumman menunjukkan stabilitas yang kuat, dengan backlog rekor, pertumbuhan prospek kontrak strategis, namun dibayangi tantangan biaya dari program B-21 Raider.

Harga saham NOC mencatatkan pertumbuhan sebesar 125.01 poin atau 26.71% secara year to date.

7. Airbus - Pesawat terbang, elektronik, rudal, dan antariksa

Pendapatan Airbus pada 2024 sekitar €12,1 miliar, naik 5 % YoY, terutama didorong segmen Air Power. laba sebelum bunga & pajak (EBIT) membaik menjadi €161 juta (dari kerugian €760 juta setahun sebelumnya). Adjusted EBIT: €265 juta (tingkat perbaikan signifikan dari kerugian €807 juta).

Laba operasi tersesuaikan tercatat sebesar €1,58 miliar, hampir dua kali lipat dari kuartal sebelumnya, disokong kinerja kuat Defence & Space dan Helikopter.

Pendapatan stabil di angka €16,07 miliar. Airbus Defence & Space bangkit secara finansial pada periode 2025, beralih dari kerugian ke profitabilitas, dengan segmen lainnya juga mendorong pertumbuhan grup.

Harga saham Airbus mencatatkan pertumbuhan sebesar 19.74 poin atau 12.33% secara year to date.

8. Leonardo S. P. A - Pesawat terbang, artileri, mesin, elektronik, kendaraan, dan rudal

Leonardo S.p.A. (dulu Finmeccanica), mulai dari kinerja tahun 2024 hingga data terbaru per paruh pertama 2025. Leonardo melampaui target yang telah ditetapkan untuk tahun 2024, termasuk dalam hal pesanan baru, pendapatan, dan arus kas. Detail kinerjanya antara lain:

  1. Pesanan baru (Orders): naik menjadi €20,9 miliar (↑12,2% dibanding data pro-forma 2023).
  2. Pendapatan: menjadi €17,8 miliar (↑16,2%)
  3. EBITA: mencapai €1,525 miliar (↑12,9%)
  4. Free Operating Cash Flow (FOCF): sebesar €826 juta (↑26,7%)
  5. Net Debt: turun menjadi sekitar €1,795 miliar (↓22,7%), dari sebelumnya €2,322 miliar.
  6. Hasil kuartal I-II 2025 menunjukkan pertumbuhan positif dalam hampir semua indikator utama.

Rencana Industri 2024-2028 milik Leonardo menetapkan target ambisius pesanan kumulatif: mencapai €105 miliar, pendapatan: naik menjadi €21,3 miliar pada akhir 2028 (dari €15,29 miliar), serta adjusted EBITA: ditargetkan €2,5 miliar. Semua ini dicapai via rasionalisasi produk, efisiensi, dan penghematan biaya senilai €1,8 miliar.

Selama satu tahun ini, terdapat Investasi strategis termasuk fokus pada sektor cybersecurity, ruang angkasa, dan AI, aliansi industri pertahanan di Eropa, dan proyek signifikan seperti konstelasi satelit (18 militer + 20 sipil) senilai €1,35 miliar.

Harga saham Airbus mencatatkan pertumbuhan sebesar 22.48 poin atau 86.26% secara year to date.

9. L-3 Communications (LLL) - Elektronik

Perusahaan ini memiliki empat segmen bisnis: sistem elektronik; modernisasi dan perawatan pesawat; solusi keamanan nasional; serta komando, kendali, komunikasi, intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Fokus bisnisnya berada pada pertahanan elektronik, komunikasi militer, sistem ISR, avionik, satelit, dan roket (setelah akuisisi Aerojet). Di antara sekian banyak produk yang diproduksi, perusahaan ini telah menjadi penyedia utama sistem pesawat nirawak.

L-3 Communications sudah bergabung dengan Harris Corporation pada 2019, menjadi L3Harris Technologies (LHX). Pendapatan pada tahun 2024 mereka sebesar US$19,4 miliar.

Ke depannya, L3Harris memiliki proyeksi pendapatan yang tumbuh ke US$20-21 miliar, margin meningkat karena integrasi Aerojet, sebagai salah satu pemain besar dalam teknologi komunikasi militer dan sistem elektronik global.

Harga saham L3Harris mencatatkan pertumbuhan sebesar 72.76 poin atau 35.51% secara year to date.

10. United Technologies (UTX) - Pesawat terbang, elektronik, mesin

United Technologies memproduksi berbagai macam persenjataan - terutama helikopter militer, termasuk helikopter Black Hawk untuk Angkatan Darat AS dan helikopter Seahawk untuk Angkatan Laut AS. UTX juga memproduksi lift, eskalator, AC, dan lemari es.

United Technologies (UTX) melakukan spin-off (memisahkan Otis dan Carrier yang memproduksi lift, eskalator, dan lain-lain) kemudian bergabung dengan Raytheon Company pada 2020, membentuk Raytheon Technologies (RTX).

Backlog (pesanan): mendekati US$200 miliar (karena kontrak jangka panjang di aerospace & defense). Fokus utama: mesin pesawat (komersial & militer), radar, rudal, teknologi pertahanan, dan inovasi aerospace. Proyeksi 2025: pertumbuhan driven oleh sektor pertahanan (Raytheon) dan komersial penerbangan (Pratt & Whitney).

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation