Miris! 10 Negara Kaya Pangan, Warga Kekenyangan Tapi Sakit-sakitan

Rania Reswara Addini, CNBC Indonesia
27 August 2025 13:40
IInfografis/Inilah lokasi Lumbung pangan Jokowi di kalteng/Aristya Rahadian
Foto: IInfografis/Inilah lokasi Lumbung pangan Jokowi di kalteng

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara berperan penting dalam menyediakan pasokan makanan harian yang cukup untuk penduduknya, melalui penjagaan angka produksi lokal serta impor pangan jika produksi dalam negeri tidak memenuhi kebutuhan penduduk.

Sebagai catatan, kebutuhan kalori orang dewasa adalah sebanyak 2.000-2.500 kkal tiap harinya. Tidak semua negara mampu menyediakan pangan melebihi kebutuhan tiap warganya, bahkan ada yang mengalami kekurangan stok bahan pangan.

Ketika pangan yang tersedia di suatu negara jauh di atas kebutuhan orang dewasa, maka dapat menjadi pertanda meningkatnya biaya kesehatan masyarakat seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, angka pemenuhan kalori yang lebih rendah menandai ketidakamanan pangan yang berkepanjangan.

Berikut adalah daftar negara yang mampu memasok makanan lebih dari kebutuhan kalori orang dewasa untuk tiap warganya. Data-data ini berasal dari Our World in Data yang memproses data tahun 2022 dari PBB untuk melacak rata-rata kalori harian dalam output pangan suatu negara, dengan memperhitungkan impor dan produksi lokal.

Belgia menempati peringkat pertama pada daftar ini, mampu menyediakan makanan setara 3.914 kkal bagi penduduknya. Selain Belgia, negara-negara Eropa lain seperti Irlandia, Austria, Polandia, Romania, dan Italia mendominasi daftar ini.

Tradisi panjang dalam peternakan serta subsidi pertanian yang besar membuat produk hewani berkalori tinggi tetap melimpah dan terjangkau.

Namun, memiliki pasokan tinggi tidak selalu berarti konsumsi lebih tinggi. Negara seperti Prancis menunjukkan penurunan konsumsi makanan dalam segi kalori, beralih pada makanan dengan porsi yang lebih kecil.

Di posisi kedua ada Israel dengan kemampuan memenuhi kebutuhan pangan sebanyak 3.985 kkal. Kemudian, ada Amerika Serikat berada di posisi ketiga dengan 3.875 kkal, dengan sistem pertanian yang luas dan kebiasaan masyarakatnya untuk mengkonsumsi makanan dalam porsi besar.

Di posisi keempat ada Irlandia yang mampu memenuhi 3.844 kalori, diikuti dengan Turkiye sebesar 3.785 kalori. Austria menempati peringkat keenam, mampu menyediakan pangan setara dengan 3.755 kalori.

Kelebihan Pangan di Tengah Gersangnya Tanah Arab

Arab Saudi menempati peringkat kesembilan dengan 3.707 kkal. Ketergantungan yang kuat pada impor serta adanya subsidi pangan dari pemerintah memungkinkan negara ini mempertahankan salah satu pasokan kalori tertinggi di dunia, meskipun memiliki keterbatasan lahan subur.

Namun, tingginya ketersediaan pangan kerap sejalan dengan meningkatnya angka obesitas. Obesitas orang dewasa kini melebihi 30% di Amerika Serikat dan Arab Saudi, menyoroti pertukaran kesehatan dari sistem pangan yang melimpah.

Data pasokan pangan sering kali menampilkan angka yang lebih tinggi dibanding konsumsi riil, karena tidak memperhitungkan kerugian di tingkat ritel maupun limbah rumah tangga. Di negara berpendapatan tinggi, sekitar sepertiga kalori yang sebenarnya layak konsumsi justru terbuang sebelum dimakan.

Kelebihan pasokan ini turut memberi tekanan pada lingkungan melalui penggunaan lahan, kebutuhan air, serta emisi gas rumah kaca. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika limbah makanan global dapat dipangkas hingga separuhnya, emisi pertanian berpotensi turun hingga 8%.

Sementara itu, di negara dengan pasokan terbatas, peningkatan kecil dalam ketersediaan pangan tetap krusial untuk mengatasi masalah gizi.

Dengan memahami selisih antara kalori yang tersedia dan yang benar-benar dikonsumsi, pemerintah dapat merumuskan panduan diet, program pengurangan limbah, serta sistem perlindungan sosial yang lebih efektif.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

 

(mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation