AS Blokir Udang RI, Ambisi Indonesia Jadi Raja Dunia Terancam Pupus

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
25 August 2025 14:30
Udang beku. (Dok. Freepik)
Foto: Udang beku. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia- Udang Indonesia yang tersohor hingga seberang lautan kini terancam. Otoritas Amerika Serikat (AS) melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) menarik produk udang beku asal Indonesia dari rak-rak frozen area di jaringan ritel Walmart.

Produk yang diimpor PT Bahari Makmur Sejati ini disebut berpotensi terpapar isotop radioaktif Cesium-137. FDA menegaskan kadar yang ditemukan sangat rendah, namun tetap meminta penarikan dan pembuangan produk.

Kasus ini menimbulkan risiko reputasi bagi ekspor udang RI. Amerika adalah pasar penting.

Pada Januari 2025, nilai ekspor udang beku Indonesia ke AS mencapai US$94,2 juta, tumbuh 24% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Penarikan produk di pasar utama bisa memicu pengawasan lebih ketat dari importir lain dan memperlambat pengiriman berikutnya.

Sektor udang sendiri tengah diposisikan pemerintah sebagai komoditas unggulan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan potensi pasar global mencapai US$28 miliar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor "other frozen shrimps" (HS 03061790) naik dari US$120 juta pada 2020 menjadi US$209 juta pada kuartal I 2024. Namun tren berbeda terlihat di jenis lain udang tanpa kepala turun dari US$175 juta ke US$98 juta, dan udang dengan kepala turun dari US$54 juta ke US$27 juta pada periode yang sama.

Posisi Indonesia di pasar global masih di peringkat keempat produsen udang, di bawah Ekuador, India, dan Vietnam. Persaingan semakin ketat, terutama dengan India dan Vietnam yang lebih mapan dalam standar mutu ekspor. Dalam konteks ini, isu radioaktif bisa memperlebar jarak daya saing Indonesia.

Pemerintah telah menekankan strategi hilirisasi, diversifikasi pasar melalui perjanjian dagang, hingga program penguatan konsumsi domestik. Namun kasus di AS menunjukkan bahwa pengawasan mutu dan keamanan produk belum sepenuhnya terjamin. Sertifikasi internasional, sistem traceability, hingga audit rantai pasok akan menentukan apakah Indonesia bisa menjaga akses ke pasar premium.

"Kalau salmon kita nggak punya, yang punya Norwegia atau Jepang. Tapi udang itu kita punya, dan kita harus champion di situ," ujar Machmud dari Ditjen Daya Saing KKP dalam Food Summit CNBC Indonesia, Maret lalu.

Insiden penarikan di AS menjadi ujian bagi strategi besar ekspor udang RI. Mungkin memang tersoroh, dengan produksi berlimpah . Tapi nyatanya tidak akan cukup jika tidak dibarengi standar mutu yang konsisten. Ambisi menjadi raja udang dunia akan sulit dicapai bila kredibilitas di pasar global terus terganggu.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation