
Jadi Alternatif Emas, Harga Perak Terus Menguat-Sudah Tembus Segini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia bergerak naik dalam sepekan terakhir, ditutup di level US$38,82 per troy ounce pada Jumat (22/8/2025). Angka ini lebih tinggi dibanding penutupan pekan sebelumnya di kisaran US$37,89.
Kenaikan ini terjadi di tengah kombinasi sentimen global, mulai dari ekspektasi pelonggaran kebijakan bank sentral hingga permintaan industri energi hijau.
Sepanjang pekan, perak sempat bergerak fluktuatif. Harga terendah berada di US$36,94 pada 20 Agustus, namun dengan cepat kembali rebound.
Penguatan ini menandai tren bullish jangka pendek setelah pasar beberapa kali menguji level support di sekitar US$37. Analis menilai, momentum ini masih ditopang oleh minat investor terhadap logam mulia di tengah ketidakpastian global.
Kenaikan harga perak juga tidak lepas dari faktor makro. Inflasi global yang belum benar-benar reda membuat investor kembali melirik aset lindung nilai.
Selain itu, permintaan industri khususnya dari sektor panel surya dan EV atau kendaraan listrik terus menjadi penopang fundamental perak.
Seiring agenda transisi energi dunia, kebutuhan perak diperkirakan akan tetap tinggi.
Namun, ada tanda-tanda pasar mulai berhati-hati. Pada perdagangan Jumat, perak gagal menembus level psikologis US$39 dan justru ditutup dengan pola candlestick doji, yang kerap dibaca sebagai sinyal keraguan pelaku pasar.
Beberapa analis memperingatkan potensi aksi ambil untung, apalagi setelah reli yang cukup konsisten sejak awal Agustus.
Ke depan, pelaku pasar akan menanti data ekonomi global, termasuk rilis PMI dan arah kebijakan bank sentral AS. Jika dolar AS kembali menguat, perak bisa mendapat tekanan.
Namun sebaliknya, jika sinyal pemangkasan suku bunga makin jelas, logam mulia ini berpeluang melanjutkan tren positifnya.
CNBCÂ Indonesia Research
(wur)