Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak lagi-lagi kembali melemah dan mencatatkan performa buruk dalam sepekan ini. Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang kuat meredam spekulasi penurunan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Jumat (21/11/2025), harga perak di pasar spot (XAG) melemah 1,17% di level US$50,01 per troy ons. Dalam sepekan ini, harga perak juga mencatatkan penurunan hingga 1,08%.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong pelemahan terhadap volatilitas harga perak dalam sepekan ini.
1. Data ketenagakerjaan AS yang kuat meredam spekulasi penurunan suku bunga The Fed
Pendorong utamanya adalah data pasar tenaga kerja AS yang datang lebih kuat dari yang diharapkan pasar jika mereka menginginkan penurunan suku bunga lebih awal.
Jumlah lapangan kerja non-pertanian bulan September naik sekitar 119.000, lebih dari dua kali lipat perkiraan banyak pihak di sekitar 50.000.
Tingkat pengangguran bertahan di kisaran 4,4%, belum menandakan perlambatan yang signifikan.
Data ketenagakerjaan yang lebih kuat telah mendorong investor untuk memperkirakan penurunan suku bunga The Fed yang lebih sedikit atau lebih lambat. Beberapa analisis kini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Desember hanya sekitar 30-36%, turun dari sekitar 44-50% beberapa hari yang lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mendukung dolar AS dan imbal hasil obligasi riil, yang keduanya umumnya membebani logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan perak. Reuters mencatat bahwa harga perak spot turun lebih dari 3% ke level tertinggi US$48 per troy ons, mengikuti penurunan yang lebih luas di seluruh kompleks logam mulia.
2. Risalah The Fed menunjukkan bank sentral yang terpecah belah
Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini dari pertemuan bulan Oktober menambah ketidakpastian:
Para pembuat kebijakan terpecah mengenai seberapa agresif melanjutkan pelonggaran, dengan beberapa anggota khawatir pelonggaran akan dilakukan terlalu cepat sementara inflasi masih di atas target 2%.
Seorang pejabat senior The Fed juga memperingatkan bahwa pemangkasan lebih lanjut berisiko memicu kembali inflasi, yang memperkuat sikap hati-hati.
Media keuangan India merangkumnya secara gamblang memudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat menurunkan harga emas dan perak serta menekan emas batangan domestik.
3. Data PMI dan dolar AS menjadi fokus
Para pedagang kini mengamati survei PMI kilat untuk manufaktur dan jasa. Prakiraan menunjukkan PMI AS yang sedikit lebih lemah tetapi masih ekspansif.
Jika PMI mengejutkan ke arah positif, hal itu dapat memperkuat kekuatan dolar dan membuat perak tetap berada di dekat level support.
Kejutan ke arah negatif dapat berdampak sebaliknya, memberi perak ruang untuk rebound.
Satu catatan intraday dari FX Leaders menggambarkan perdagangan perak di sekitar US$49,60 per troy ons pada awal perdagangan Eropa, merosot karena data tenaga kerja mengangkat dolar dan menggeser sentimen yang mendukung penguatan dolar lebih lanjut.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw)