Prabowo Minta BUMN Sumbang Rp800 T, Segini yang Sudah di Kantong

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
18 August 2025 19:00
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan paparan dalam Rapat Paripurna RUU APBN Tahun Anggaran 2026 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)
Foto: Presiden Prabowo Subianto menyampaikan paparan dalam Rapat Paripurna RUU APBN Tahun Anggaran 2026 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tidak boleh lagi defisit. Hal ini disampaikan dalam pidato Kenegaraan pertamanya dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Menurut Presiden Prabowo, jika berkaca pada aset-aset yang dimiliki bangsa Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernilai lebih dari US$1.000 triliun, seharusnya BUMN mampu memberikan minimal US$50 miliar atau setara dengan Rp807,75 triliun kepada negara.

Jika hal itu tercapai, APBN RI tidak akan mengalami defisit. Maka dari itu ia memberi tugas kepada Badan Pengelola Investasi dan Kementerian BUMN untuk membereskan perusahaan-perusahaan milik negara.

Seberapa Besar Kontribusi BUMN?

Berdasarkan data Kementerian BUMN, laba konsolidasi perusahaan pelat merah tahun 2024 tercatat sebesar Rp304 triliun (angka perkiraan), lebih rendah dari capaian 2023 yang mencapai Rp327,13 triliun.

Sementara total aset BUMN pada tahun 2024 mencapai Rp10.950 triliun, naik 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp10.402 triliun. Meskipun laba bersih BUMN diprediksi sedikit menurun, fundamental keuangan BUMN tetap solid dengan pertumbuhan aset dan ekuitas yang konsisten.

Dari sisi penerimaan negara dari BUMN, beberapa perusahaan BUMN sudah mengumumkan pembagian dividen dari laba tahun buku 2024.

Sebagai informasi, sejak perusahaan BUMN masuk ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), maka dividen yang dikeluarkan oleh setiap BUMN dengan sendirinya akan masuk ke Danantara.

CNBC mencatat dari tujuh BUMN besar yang akan dikelola Danantara, sudah ada empat yang membagikan dividen dari laba tahun lalu, di antara-nya MIND ID, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Telkom hingga PLN.

MIND ID terbilang yang paling cepat melaporkan dividen senilai Rp11,2 triliun. Nilai tersebut seluruhnya masuk ke negara mengingat 100% kepemilikan saham perusahaan holding pertambangan mineral dan batu bara (minerba) ini punya pemerintah dan segera berganti kepemilikan di bawah Danantara atau PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), perusahaan induk (holding) operasional Danantara.

Sementara itu, dari bank Himbara juga sudah kompak melaporkan pembagian dividen mereka.

BRI menebar dividen sebanyak Rp51,74 triliun. Dari nominal itu, pemerintah mendapatkan porsi 53,18% atau sebanyak Rp27,68 triliun/

Lalu diikuti Bank Mandiri dengan setoran dividen ke Danantara sebanyak Rp22,62 triliun dan Bank BNI telah memberikan dividen ke badan pengelola investasi negara ini senilai Rp8,37 triliun.

Kemudian Telkom juga telah menyalurkan dividennya kepada negara sebesar Rp9,2 triliun dari tahun buku 2024. Begitu juga dengan PLN yang menyumbang Rp3,35 triliun.

Sementara Pertamina kami masih menggunakan asumsi dividen yang tak berbeda dengan tahun buku 2023. Dengan demikian jika ditotal semuanya dari tujuh BUMN besar itu, Danantara mendapatkan dividen sebanyak Rp96,44 triliun.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation