RI Punya 5 Kayu Paling Diburu Dunia, Harga Tembus Ratusan Juta

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
15 August 2025 18:10
Kayu merbau. (Dok. uptpth.dishut.jatimprov)
Foto: Kayu merbau. (Dok. uptpth.dishut.jatimprov)

Jakarta, CNBC IndonesiaIndonesia menyimpan lima jenis kayu dengan nilai ekonomi tertinggi di dunia, sebagian di antaranya dihargai hingga Rp133 juta per kilogram di pasar internasional. Kayu-kayu ini juga masuk kategori langka dan bernilai strategis di industri global, mulai dari parfum hingga konstruksi kelas premium.

Permintaan datang dari pasar besar seperti Timur Tengah, Eropa, hingga Amerika Serikat, di tengah tantangan pembatasan perdagangan dan isu keberlanjutan hutan.

Namun, di tengah potensi besar itu, isu keberlanjutan dan penebangan ilegal menjadi tantangan yang harus dihadapi.

1. Gaharu - 'Emas' Wewangian dari Hutan


Gaharu (Aquilaria spp.) adalah salah satu kayu termahal di dunia. Rahasia nilainya terletak pada resin beraroma khas yang terbentuk akibat infeksi jamur pada pohon Aquilaria.

Resin ini menjadi bahan baku minyak oud yang sangat dicari di Timur Tengah dan Asia Timur.
Di pasar lokal, Gaharu berkualitas tinggi bisa menembus Rp53 juta per kilogram, sedangkan di pasar internasional harganya melambung hingga Rp133 juta per kilogram.

A Saudi man holds a handful of Oud or Agarwood at his shop in Riyadh, 10 October 2007. Oud, also known by the names Agrawood and Aloeswood, in the resinous aromatic heartwood of the Aquilaria tree, native to southeast Asia, that is highly valued for its pleasing fragrance and thus used as incense. Oud is one of the products that Saudi Muslims traditionally stock-up on in preparation for the Eid al-Fitr festivities that mark the end of Ramadan. AFP PHOTO/HASSAN AMMAR (Photo credit should read HASSAN AMMAR/AFP via Getty Images)Foto: Kayu Gaharu (Photo HASSAN AMMAR/AFP via Getty Images)
A Saudi man holds a handful of Oud or Agarwood at his shop in Riyadh, 10 October 2007. Oud, also known by the names Agrawood and Aloeswood, in the resinous aromatic heartwood of the Aquilaria tree, native to southeast Asia, that is highly valued for its pleasing fragrance and thus used as incense. Oud is one of the products that Saudi Muslims traditionally stock-up on in preparation for the Eid al-Fitr festivities that mark the end of Ramadan. AFP PHOTO/HASSAN AMMAR (Photo credit should read HASSAN AMMAR/AFP via Getty Images)

 

Pohon ini tumbuh optimal di daerah beriklim lembap dengan drainase tanah baik, dan proses pembentukan resin memerlukan inokulasi khusus. Tidak heran jika Gaharu kerap disebut "emas cair" di industri parfum.

2. Eboni - Hitam Pekat yang Jadi Simbol Prestise

Kayu Eboni (Diospyros spp.) dikenal karena warna hitam legam dan tekstur halusnya. Digunakan untuk pembuatan biola, gitar, piano, hingga furnitur eksklusif, Eboni menjadi simbol kemewahan.

Kayu eboniFoto: Kemenetrian Kehutaan
Kayu eboni

 

Harganya di pasar bisa mencapai Rp7 juta per meter kubik untuk kualitas terbaik. Jepang dan negara-negara Eropa menjadi pasar ekspor utama. Pertumbuhannya yang lambat membuat pasokan terbatas, sehingga setiap potongannya bernilai tinggi.

3. Cendana - Aroma Tenang yang Mendunia
Cendana (Santalum album) bukan hanya kayu, melainkan warisan budaya wangi Indonesia.

Minyak atsirinya digunakan dalam parfum, kosmetik, dan aromaterapi.Harga Cendana di dalam negeri berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta per kilogram. India dan China menjadi pembeli terbesar. Menariknya, pohon Cendana bersifat semi-parasitik dan membutuhkan pohon inang untuk tumbuh, sehingga budidayanya menuntut teknik khusus.

Kayu cendanaFoto: dlhk aceh
Kayu cendana

4. Merbau - Si Kokoh dari Timur
Kayu Merbau (Intsia spp.) terkenal tangguh dengan warna merah kecokelatan dan serat indah. Umumnya digunakan untuk lantai, decking, dan konstruksi berat karena tahan rayap dan cuaca ekstrem.

Kayu merbau. (Dok. uptpth.dishut.jatimprov)Foto: Kayu merbau. (Dok. uptpth.dishut.jatimprov)
Kayu merbau. (Dok. uptpth.dishut.jatimprov)


Harga Merbau bisa menembus jutaan rupiah per meter kubik. Pasar ekspornya meliputi Asia hingga Eropa. Namun, di tengah popularitasnya, Merbau kerap menjadi sorotan karena praktik pembalakan liar, terutama di Papua dan Maluku.

5. Jati - Raja Kayu Tropis
Jati (Tectona grandis) adalah primadona industri furnitur. Kekuatan, ketahanan terhadap cuaca, dan serat indahnya membuatnya diminati dari Amerika Serikat hingga Eropa.
Harga Jati premium berkisar Rp10 juta-Rp15 juta per meter kubik. Dengan masa panen 20-25 tahun, investasi di Jati membutuhkan kesabaran, tetapi imbal hasilnya sangat menjanjikan.

Kayu Jati. (Dok. Perhutani)Foto: Kayu Jati. (Dok. Perhutani)
Kayu Jati. (Dok. Perhutani)

 


Kelima jenis kayu ini memberi peluang besar bagi ekspor Indonesia. Menurut data FAO, permintaan kayu eksotis di Asia dan Eropa terus meningkat seiring tren gaya hidup premium dan eco-luxury.

Namun, perdagangan global juga semakin ketat dengan regulasi legal timber seperti EU Deforestation Regulation (EUDR) yang berlaku 2025.
Artinya, tanpa sertifikasi legalitas dan pengelolaan hutan berkelanjutan, peluang ekspor bisa tertutup. Di sisi lain, sertifikasi seperti SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan FSC (Forest Stewardship Council) menjadi kunci agar komoditas ini tetap bisa bersaing di pasar global.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation