
GOTO Ngerem Kerugian, EBITDA Tertinggi Sepanjang Sejarah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerugian yang dialami emiten teknologi GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) semakin menipiis pada paruh pertama 2025, berkat pendapatan turun dan beban berkurang, nilai Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang disesuaikan juga berhasil mencetak rekor.
Rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk GOTO tercatat sebesar Rp 580,01 miliar pada semester pertama 2025. Nilai tersebut terpangkas 78,51% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,70 triliun.
Penurunan rugi bersih GOTO ditopang oleh kenaikan pendapatan dan berkurangnya berbagai biaya dan beban. Pendapatan bersih GOTO hingga 30 Juni 2025 tercatat naik 10,62% secara tahunan (yoy) menjadi Rp8,56 triliun dari semula Rp7,74 triliun.
Di tengah peningkatan pendapatan, GOTO juga membukukan penurunan jumlah biaya dan beban yang signifikan.
Untuk periode Januari - Juni 2025, jumlah biaya dan beban mencapai Rp8,7 triliun, turun 8% yoy. Beberapa biaya dan beban yang mengalami penurunan adalah beban pokok pendapatan yang turun 2% yoy menjadi Rp3,6 triliun. Beban umum dan administrasi 22% yoy menjadi Rp1,9 triliun.
Beban penjualan dan pemasaran turun 7,1% yoy menjadi Rp1,3 triliun. Beban operasional dan pendukung juga mengalami penurunan 8% yoy menjadi Rp462 miliar dan terakhir adalah beban penyusutan dan amortisasi yang turun 27% yoy menjadi Rp356 miliar.
Dengan pertumbuhan pendapatan dan penurunan beban dan biaya, rugi usaha GOTO tersisa Rp172 miliar per akhir Juni 2025 atau menyusut 90% yoy.
GOTO juga mencatatkan penyusutan yang signifikan pada pos bagian kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 88% yoy menjadi Rp178 miliar.
Dengan peningkatan pendapatan serta penurunan beban, induk Gojek dan GoTo Financial tersebut mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp742,0 miliar untuk semester I 2025. Kerugian bersih tersebut berhasil dipangkas 74% yoy setelah pada periode yang sama tahun lalu GOTO rugi Rp2,8 triliun.
EBITDA Adjusted On Track Target 2025
Dalam keterangan tertulis, GOTO juga mengungkapkan EBITDA Grup yang disesuaikan, metrik yang banyak digunakan dan disukai perusahaan rintisan, tercatat positif sebesar Rp427 miliar dalam tiga bulan periode April hingga Juni 2025. Sementara EBITDA Grup sendiri telah positif untuk tiga kuartal berturut-turut.
Jika diakumulasi sepanjang semester I/2025, Adjusted EBITDA GOTO mencapai Rp820 miliar. Nilai ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sekaligus mencapai 51,25%- 58,57% dari target setahun ini.
![]() EBITDA Adjusted GOTO |
Laba usaha kuartal kedua (April-Juni) juga mencapai positif untuk pertama kalinya sebesar Rp21 miliar.
Perseroan menegaskan kembali pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun penuh 2025 sebesar Rp1,4 hingga 1,6 triliun dan tetap yakin dapat mencapai pedoman tersebut.
Proyeksi ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal dari Perseroan, yang semuanya tunduk pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar, inflasi biaya, kondisi makroekonomi, dan variabel lainnya.
"Kinerja kami di kuartal kedua menegaskan kekuatan model operasional dan pelaksanaan strategi kami yang disiplin," ungkap Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo lewat keterangan tertulis, dikutip CNBC Indonesia Rabu (13/8/2025).
Prospek Bisnis dan Buyback Saham Masih Berlanjut
Bisnis GOTO dinilai semakin solid seiring dengan pendapatan yang meningkat dan upaya efisiensi yang berkelanjutan.
Bila segmen On Demand Service (ODS) diperinci, layanan mobilitas mencatat GTV sebesar Rp6,0 triliun atau meningkat 10,00% YoY dengan pendapatan bersih naik 13,00% YoY menjadi Rp727 miliar dan EBITDA yang disesuaikan tumbuh 16,00% YoY menjadi Rp183 miliar pada paruh pertama tahun ini. Capaian tersebut didukung oleh insentif yang ditargetkan di tengah persaingan yang ketat.
Sementara itu, layanan pengiriman GOTO mencatatkan GTV sebesar Rp10,3 triliun atau naik 8,00% YoY. Pendapatan bersihnya mencapai Rp2,3 triliun, meningkat 14,00% YoY dengan adjusted EBITDA naik 193% YoY menjadi Rp186 miliar.
Di samping itu, layanan teknologi finansial GOTO, di bawah GoTo Financial (GTF), terus bertumbuh dan diharapkan segera menjadi kontributor utama pendapatan perseroan. Pada paruh pertama tahun ini, segmen teknologi finansial mencatatkan GTV inti sebesar Rp82,2 triliun. Realisasi tersebut meningkat 46,00% YoY berkat pertumbuhan consumer payments yang kuat.
Pendapatan bersih GOTO pada segmen itu meningkat 76,00% YoY menjadi Rp1,4 triliun dengan pengguna yang bertransaksi bulanan mencapai 22,4 juta, naik 9% QtQ dan 29% YoY berkat adopsi GoPay yang lebih tinggi.
Selain soal kinerja keuangan, guna menopang harga saham GOTO, manajemen telah mengalokasikan Rp3,1 triliun untuk membeli saham mereka kembali alias buyback dari periode Juni tahun ini sampai Juni depan. Adapun yang sudah digelontorkan sampai akhir Juni lalu mencapai Rp2,1 triliun.
Beberapa sekuritas kini menyematkan rekomendasi buy terhadap saham GOTO ini. Kami mengumpulkan dari 24 dari 31 analis terpantau memberikan rating overweight dengan target harga ke Rp94 per lembar, sementara 7 analis sisanya masih menyematkan rating hold.
Jika ditarik dari harga penutupan kemarin Kamis (14/8/2025) di Rp62 per lembar, ada potensial upside sampai 51,6%.
Target tersebut memang bisa dibilang lumayan agresif, jadi tetap harus dikombinasikan secara teknikal juga untuk menentukan level harga yang lebih optimal menghasilkan return.
Selain itu, beberapa risiko makro seperti perlambatan ekonomi, daya beli masyarakat yang masih dalam proses pemulihan, sampai penurunan kalangan kelas menengah juga patut diantisipasi untuk prospek GOTO ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)