
Warga RI Makin Malas Belanja, Penjualan Alat Komunikasi Minus 30 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel Indonesia masih melambat. Sektor komunikasi juga terus mencatat kontraksi.
Berdasarkan hasil laporan Bank Indonesia (BI) tentang penjualan ritel periode Juni 2025 yang terlihat pada Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025, tercatat sebesar 231,9 atau tumbuh 1,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan Mei 2025 sebesar 1,9% yoy.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja positif pada Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh sebesar 12,13% yoy diikuti sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 2,44% yoy, kemudian sektor Barang Budaya dan Rekreasi yang tumbuh 1,51% yoy, serta sektor Sandang dengan pertumbuhan 1,45% yoy.
Lonjakan konsumsi ini dipengaruhi momentum libur dan cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta libur sekolah, yang membuat kinerja Juni 2025 lebih baik dibanding bulan sebelumnya.
Apa Yang Membuat Pertumbuhannya Turun?
Meski ada pertumbuhan di beberapa sektor, sejumlah kategori barang masih mengalami tekanan. Secara tahunan (yoy), Peralatan Informasi dan Komunikasi kembali mencatat kontraksi dalam, yakni -17,86% pada Juni 2025, meski membaik dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar -27,36%.
Sektor ini bahkan sudah terkontraksi sejak Januari 2023 atau 30 bulan terakhir secara tahunan (YoY).
Sektor Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya juga tetap tertekan dengan penurunan -5,86% yoy, hampir sama dengan Mei yang kontraksi -5,80% yoy.
Dari sisi bulanan (month-to-month/mom), pelemahan terbesar terjadi pada Suku Cadang dan Aksesori yang turun 2,94% mom.
Penurunan ini mengindikasikan melemahnya permintaan terhadap komponen kendaraan, yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor musiman pasca libur panjang dan minimnya aktivitas perawatan rutin.
Barang Lainnya juga terkontraksi -2,11% mom, menunjukkan perlambatan konsumsi pada produk-produk penunjang rumah tangga dan barang non esensial yakni barang yang sifatnya hiburan atau mewah.
Namun, tidak semua sektor mencatatkan penurunan. Kategori Barang Budaya dan Rekreasi justru melonjak 7,26% mom, mencerminkan tingginya permintaan pada produk hiburan dan kegiatan rekreasi pasca libur anak sekolah.
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor juga naik signifikan 5,37% mom, diikuti oleh Peralatan Informasi dan Komunikasi yang berbalik positif 3,50% mom setelah sempat anjlok di bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, tekanan inflasi dalam tiga bulan mendatang (September 2025) diperkirakan menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) sebesar 134,7, lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang sebesar 139,6. Sebaliknya, inflasi dalam enam bulan mendatang (Desember 2025) justru diproyeksikan meningkat, dengan IEH naik menjadi 163,4 dari periode sebelumnya yang sebesar 151,3.
Kondisi ini mencerminkan adanya pergeseran pola konsumsi dan harga, di mana permintaan pada beberapa kategori barang mulai pulih, sementara sektor-sektor tertentu masih tertahan oleh lemahnya daya beli dan faktor musiman.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)