
Pahit Manis Kisah Rupiah Sejak Era Reformasi: Kapan Terakhir Rp 6.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalanan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak era reformasi menyimpan kisah pasang surut yang dramatis.
Dari titik terlemah akibat krisis moneter 1998 di Rp16.800/US$ kemudian berhasil menguat hingga di level Rp6.480/US$ pada 1999 sampai akhirnya kembali melemah ke posisi Rp16.850/US$ pada April 2025, mata uang Garuda berkali-kali diuji oleh badai krisis global, gejolak politik, dan perubahan peta ekonomi dunia.
Sejarah nilai tukar ini menjadi cermin bagaimana Indonesia bertahan, bangkit, dan terus berjuang menjaga stabilitas di tengah arus deras ekonomi global.
Berikut beberapa momen di mana rupiah ambruk ke level terlemah sepanjang masa:
6 Juni 1998
Rupiah ambruk dan ditutup berada di level Rp 15.200/US$ karena dihantam oleh krisis keuangan Asia atau moneter. Secara intraday rupiah sempat menyentuh level Rp16.800/US$.
Agustus - November 2008
Periode Agustus hingga November 2008 menjadi masa pelemahan tajam rupiah akibat krisis keuangan global yang dipicu kebangkrutan Lehman Brothers di Amerika Serikat pada 15 September 2008.
Pada Oktober 2008, rupiah terjun menembus Rp10.000/US$ dan sempat menyentuh Rp12.000/US$ di pasar spot. Tekanan baru mereda di akhir November, meski rupiah tetap jauh lebih lemah dibanding sebelum krisis.
29 September 2015
Rupiah jatuh ke Rp 14.680 di tengah guncangan eksternal dan internal. Dari eksternal, rupiah melemah karena The Fed mengumumkan akan mengerek suku bunga acuan dan perlambatan ekonomi China. Dari sisi internal, terjadi perlambatan ekonomi domestik dan defisit transaksi berjalan.
19 Oktober 2018
Rupiah ambruk ke Rp 15.215 karena perang dagang China vs Amerika Serikat.
23 Maret 2020
Rupiah ditutup di posisi Rp 16.605/US$1 karena kekhawatiran dunia mengenai pandemi Covid-19.
4 November 2022
Rupiah ambruk dan ditutup di posisi Rp 15.735 atau terendah sejak pandemi Covid-19. Rupiah ambruk setelah bank sentral AS (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 3,75%-4%. Suku bunga The Fed kini berada di level tertinggi sejak Januari 2008.
21 Juni 2024
Rupiah ditutup di posisi Rp 16.445/US$1 karena faktor global, seperti kuatnya perekonomian AS yang menyebabkan bank sentralnya diperkirakan sulit menurunkan suku bunga acuannya (The Fed Fund Rate). Selain itu, ada perbedaan arah suku bunga negara-negara maju karena bank sentral Eropa kini menurunkan suku bunga acuannya. Adapun, fundamental ekonomi RI dinilai cukup baik.
8 April 2025
Rupiah terperosok ke titik terlemahnya sepanjang 2025, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif global yang agresif. Kebijakan ini diumumkan pertama kali pada 2 April 2025 dan langsung memicu gejolak di pasar keuangan global, termasuk tekanan tajam terhadap nilai tukar rupiah.
Merujuk data Refinitiv, pada Selasa (8/4/2025), rupiah ditutup melemah signifikan sebesar 1,84% ke level Rp 16.850/US$. Ini menjadi salah satu pelemahan harian terdalam periode 2025.
Berikut beberapa momen di mana rupiah naik ke level Terkuat:
28 Juni 1999
Rupiah menguat signifikan dan ditutup di posisi Rp6.550/US$ atau level terkuat rupiah sejak dilanda krisis moneter 1998. Kenaikan ini terjadi pasca stabilisasi ekonomi setelah krisis moneter 1997/1998, ditopang bantuan dana dari IMF dan mulai pulihnya kepercayaan investor asing.
Agustus 2001
Nilai tukar rupiah berada di Rp8.200/US$. Penguatan ini didorong oleh transisi politik yang relatif damai setelah pergantian kepemimpinan nasional, memberikan sinyal stabilitas di mata pasar.
Mei 2007
Rupiah menguat ke Rp8.640/US$, di tengah lonjakan harga komoditas dan derasnya arus modal asing ke pasar domestik. Indonesia diuntungkan oleh tingginya permintaan global atas batu bara, minyak sawit, dan komoditas lainnya.
Agustus 2011
Rupiah mencapai Rp8.455/US$, salah satu level terkuat sejak reformasi. Fundamental ekonomi yang solid, cadangan devisa yang besar, dan kepercayaan investor menopang penguatan mata uang Garuda.
Oktober 2015 - September 2016
Rupiah menguat signifikan hingga Rp12.915/US$, menjadi salah satu pemulihan terbesar sejak krisis 1998. Setelah sempat terpuruk pada September 2015, mata uang Garuda rebound tajam berkat sentimen positif global, terutama karena The Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga di tengah melemahnya ekonomi AS dan kekhawatiran perlambatan di China.
Pelemahan dolar AS di pasar internasional memicu aliran modal asing kembali masuk, terutama ke obligasi dan saham, didukung oleh stabilitas makroekonomi domestik.
Juni 2020
Setelah sempat tertekan di awal pandemi, rupiah pulih ke Rp13.810/US$. Pemulihan cepat pasar keuangan global, stimulus besar-besaran, dan arus modal asing kembali ke pasar berkembang menjadi pendorongnya.
Mei 2023
Rupiah berada di Rp14.560/US$. Pelemahan dolar AS global akibat ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga The Fed mendorong penguatan rupiah.
September 2024
Rupiah menguat ke Rp15.060/US$ di tengah tren melemahnya dolar AS global. Optimisme terhadap prospek perekonomian RI dan masuknya modal asing memperkuat posisi rupiah di pasar spot.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Berikut beberapa momen di mana rupiah naik ke level Terkuat:
28 Juni 1999
Rupiah menguat signifikan dan ditutup di posisi Rp6.550/US$ atau level terkuat rupiah sejak dilanda krisis moneter 1998. Kenaikan ini terjadi pasca stabilisasi ekonomi setelah krisis moneter 1997/1998, ditopang bantuan dana dari IMF dan mulai pulihnya kepercayaan investor asing.
Agustus 2001
Nilai tukar rupiah berada di Rp8.200/US$. Penguatan ini didorong oleh transisi politik yang relatif damai setelah pergantian kepemimpinan nasional, memberikan sinyal stabilitas di mata pasar.
Mei 2007
Rupiah menguat ke Rp8.640/US$, di tengah lonjakan harga komoditas dan derasnya arus modal asing ke pasar domestik. Indonesia diuntungkan oleh tingginya permintaan global atas batu bara, minyak sawit, dan komoditas lainnya.
Agustus 2011
Rupiah mencapai Rp8.455/US$, salah satu level terkuat sejak reformasi. Fundamental ekonomi yang solid, cadangan devisa yang besar, dan kepercayaan investor menopang penguatan mata uang Garuda.
Oktober 2015 - September 2016
Rupiah menguat signifikan hingga Rp12.915/US$, menjadi salah satu pemulihan terbesar sejak krisis 1998. Setelah sempat terpuruk pada September 2015, mata uang Garuda rebound tajam berkat sentimen positif global, terutama karena The Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga di tengah melemahnya ekonomi AS dan kekhawatiran perlambatan di China.
Pelemahan dolar AS di pasar internasional memicu aliran modal asing kembali masuk, terutama ke obligasi dan saham, didukung oleh stabilitas makroekonomi domestik.
Juni 2020
Setelah sempat tertekan di awal pandemi, rupiah pulih ke Rp13.810/US$. Pemulihan cepat pasar keuangan global, stimulus besar-besaran, dan arus modal asing kembali ke pasar berkembang menjadi pendorongnya.
Mei 2023
Rupiah berada di Rp14.560/US$. Pelemahan dolar AS global akibat ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga The Fed mendorong penguatan rupiah.
September 2024
Rupiah menguat ke Rp15.060/US$ di tengah tren melemahnya dolar AS global. Optimisme terhadap prospek perekonomian RI dan masuknya modal asing memperkuat posisi rupiah di pasar spot.
