
RI Tunggu Pidato Kenegaraan Pertama Prabowo, Jurus Bangkitkan Ekonomi

Masuk pekan kedua Agustus 2025, pelaku pasar mengalihkan fokus pada sejumlah data da agenda penting yang akan berlangsung pada pekan ini.
Dari eksternal, data terpenting adalah inflasi Amerika Serikat (AS).
Sementara dari dalam negeri pasar memantau pergerakan IHSG jelang perayaan kemerdekaan yang akan jatuh pada hari Minggu (17/8/2025).
Agenda paling penting pekan ini adalah Sidang Bersama sampai Nota Keuangan 2026 yang akan diselenggarakan lebih dulu pada Jumat (15/8/2025).
Berikut beberapa sentimen yang akan mempengaruhi gerak pasar keuangan RI pada pekan ini :
Sidang Bersama, Pidato Kenegaraan, dan Nota Keuangan 2026
Semua perhatian masyarakat, pelaku usaha, hingga investor pekan ini akan tertuju pada event tahunan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Jumat (15/8/2025).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana Sidang Bersama dilakukan pada 16 Agustus maka tahun ini digelar pada Jumat pekan ini, 15 Agustus 2025, karena 16 Agustus bertepatan dengan Sabtu.
Event ini akan menjadi momen yang sangat Istimewa karena ini akan menjadi Sidang Bersama dan Pidato Kenegaraan yang pertama bagi Presiden Prabowo Subianto sebagai Presiden RI.
Sebagai catatan, Prabowo mengambilalih jabatan pada 23 Oktober 2024 sehingga Sidang Bersama tahun lalu Presiden Joko Widodo masih memimpin Indonesia.
Prabowo akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2026 dan Nota Keuangan pada siang harinya.
Melalui Pidato Kenegaraan, Presiden Prabowo akan menyampaikan focus pemerintahannya ke depan. Menarik ditunggu apakah Prabowo akan lebih membahas sisi pertahanan sesuai latar belakangnya atau tetap mengedepankan soal ekonomi. Menarik ditunggu pula seberapa besar perhatian Prabowo terhadap program prioritasnya, seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Presiden Prabowo jugai akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2026. Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan. Prabowo akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2026.
Masyarakat, pelaku usaha, dan investor akhirnya akan mengetahui arah kebijakan Prabowo-Gibran, mulai dari belanja hingga pendapatan negara pada tahun kedua pemerintahannya.
Kebijakan ini sangat ditunggu di tengah melemahnya ekonomi Indonesia tahun ini.
Sebelumnya, pada Juli 2025, pemerintah dan DPR RI menyepakati angka Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan Target Pembangunan sebagai dasar penyusunan RAPBN 2026. Berkiut targetnya:
Penjualan ritel di Indonesia
Bank Indonesia hari ini, Senin (11/8/2025) akan mengumumkan data penjualan eceran Juni 2025.
Sebagai catatan, penjualan ritel tumbuh 1,9% (yoy) pada Mei 2025, bangkit dari penurunan 0,3% di April-yang merupakan penurunan tahunan pertama sejak April 2024. Pemulihan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan makanan, minuman, dan tembakau (4,0% vs 1,2% di April), serta barang-barang budaya dan rekreasi (4,7% vs 3,6%).
Sementara itu, pertumbuhan penjualan melambat untuk suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor (1,6% vs 8,7%) serta bahan bakar (5,3% vs 8,3%). Penurunan penjualan juga berkurang untuk peralatan rumah tangga (-5,8% vs -10,5%) dan pakaian (-0,3% vs -5,4%). Namun, penjualan peralatan informasi dan komunikasi terus mengalami kontraksi (-27,4% vs -25,1%).
Penjualan ritel pada Juni diperkirakan tumbuh 2,0%, terutama didukung oleh peningkatan penjualan bahan bakar, suku cadang dan aksesori kendaraan, serta pakaian. Secara bulanan, penjualan ritel turun 1,3% pada Mei, setelah penurunan lebih tajam sebesar 5,1% di April. Kontraksi bulanan yang lebih ringan ini sebagian disebabkan oleh peningkatan belanja selama beberapa libur di bulan Mei.
Inflasi AS
Pada Selasa (12/8/2025), dari negeri Paman Sam akan merilis data inflasi periode Juli 2025. Sebelumnya, inflasi AS kembali meningkat di bulan Juni, mencapai tingkat tahunan 2,7%.
Harga-harga konsumen naik di bulan Juni seiring tarif yang diberlakukan Presiden Donald Trump mulai perlahan-lahan memengaruhi perekonomian AS.
Indeks harga konsumen, ukuran biaya barang dan jasa yang berbasis luas, naik 0,3% pada bulan tersebut, sehingga tingkat inflasi 12 bulan mencapai 2,7%, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan pada hari Selasa. Angka-angka tersebut sejalan dengan konsensus Dow Jones, meskipun tingkat tahunan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari dan masih di atas target Federal Reserve sebesar 2%.
Tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, inflasi inti naik 0,2% pada bulan tersebut dan tingkat tahunan sebesar 2,9%, dengan tingkat tahunan sesuai dengan perkiraan. Tingkat bulanan tersebut sedikit di bawah proyeksi kenaikan 0,3%.
Sebelum Juni, inflasi secara umum menurun sepanjang tahun, dengan IHK utama berada pada tingkat tahunan 3% pada bulan Januari dan melambat secara bertahap pada bulan-bulan berikutnya meskipun ada kekhawatiran bahwa perang dagang Trump akan mendorong harga lebih tinggi.
Meskipun bukti pada bulan Juni beragam tentang seberapa besar pengaruh tarif terhadap harga, terdapat tanda-tanda bahwa bea masuk tersebut berdampak.
Harga kendaraan turun pada bulan tersebut, dengan harga kendaraan baru turun 0,3% dan mobil dan truk bekas turun 0,7%. Namun, harga pakaian jadi yang sensitif terhadap tarif naik 0,4%. Perabotan rumah tangga, yang juga dipengaruhi oleh tarif, naik 1% pada bulan tersebut.
Harga tempat tinggal hanya naik 0,2% pada bulan tersebut, tetapi BLS mengatakan kategori tersebut masih menjadi kontributor terbesar terhadap kenaikan IHK secara keseluruhan. Indeks tersebut naik 3,8% dari tahun lalu. Dalam kategori tersebut, pengukuran tentang apa yang dirasakan pemilik rumah dapat mereka terima jika mereka menyewakan properti mereka naik 0,3%. Namun, penginapan di luar rumah turun 2,9%.
Trump menggunakan laporan tersebut untuk memulai seruan lain agar The Fed menurunkan suku bunga.
Indeks Harga Produsen AS
Pada Kamis (14/8/2025), AS juga akan merilis indeks harga produsen (IHP) periode Juli 2025. Sebelumnya, inflasi grosir alias indeks harga produsen tetap stabil pada periode Juni.
Inflasi grosir tidak menunjukkan perubahan pada bulan Juni, memberikan indikasi yang saling bertentangan mengenai apakah tarif mengancam akan meningkatkan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Indeks harga produsen tetap stabil, menurut angka yang disesuaikan secara musiman dari Biro Statistik Tenaga Kerja yang dilaporkan pada hari Rabu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 0,2%.
Hal yang sama berlaku untuk PPI inti, yang juga diperkirakan akan menunjukkan kenaikan sebesar 0,2%.
Dikombinasikan dengan rilis indeks harga konsumen pada hari Selasa, data tersebut menunjukkan bahwa tarif Presiden Donald Trump hanya menunjukkan dampak yang kecil terhadap ekonomi AS dan harga barang dan jasa.
Meskipun angka inflasi inti dan inflasi grosir utama rendah, harga barang permintaan akhir naik 0,3%, tetapi diimbangi oleh penurunan 0,1% pada sektor jasa. Dalam kategori barang, peralatan komunikasi yang sensitif terhadap tarif mencatat kenaikan sebesar 0,8%. Harga barang inti juga naik 0,3%.
Pada saat yang sama, level IHP untuk bulan Mei, yang awalnya dilaporkan naik 0,1%, mengalami revisi naik menjadi 0,3%. Kenaikan 0,3% untuk barang merupakan kenaikan terbesar sejak Februari, lapor BLS.
Secara tahunan (yoy), IHP utama naik 2,3%, dibandingkan dengan 2,7% pada bulan Mei dan merupakan level terendah sejak September 2024. PPI inti berada di 2,6% secara tahunan, kenaikan terkecil sejak Juli 2024.
Kontrak berjangka pasar saham naik setelah laporan tersebut, sementara imbal hasil obligasi Treasury turun.
BLS pada hari Selasa melaporkan bahwa indeks harga konsumen, yang mengukur apa yang dibayar konsumen untuk barang dan jasa, menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,3% dan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,7%. Inflasi inti berada di 2,9% per tahun.
Semua ukuran inflasi tahunan BLS berada di atas target 2% Federal Reserve. Namun, Trump pada hari Selasa mengulangi tuntutannya agar The Fed mulai menurunkan suku bunga acuannya sebagai cara untuk membantu mengurangi biaya pinjaman bagi AS.
Namun, pasar memperkirakan hampir tidak ada peluang penurunan suku bunga ketika The Fed bertemu pada akhir Juli, dan telah mengurangi peluang untuk langkah pada bulan September. Para pejabat The Fed mengatakan mereka tetap berhati-hati tentang dampak tarif terhadap inflasi dan yakin bahwa ekonomi AS berada dalam posisi yang cukup kuat sekarang sehingga mereka dapat menunggu untuk melihat dampaknya sebelum mengambil tindakan terkait suku bunga.
Data China
China Akan Mengumumkan data produksi manufaktur mereka untuk Juli pada Jumat pekan ini. Sebagai catatan, Produksi industri China tumbuh sebesar 6,8% year-on-year pada Juni 2025, meningkat dari level terendah enam bulan di Mei yang sebesar 5,8% dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 5,6%.
Ini merupakan pertumbuhan tercepat sejak Maret, didorong oleh serangkaian kebijakan pemerintah untuk mengangkat perekonomian. Aktivitas manufaktur meningkat (7,4% vs 6,2% di Mei), begitu pula output pertambangan (6,1% vs 5,7%). Sementara itu, produksi listrik, panas, gas, dan air tetap tumbuh meski dengan laju yang lebih lambat (1,8% vs 2,2%).
(tsn/tsn)