Pesan CT Untuk Gen Z: "Kalau Mau Usaha, Ya Usaha. Jangan Disambi"

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
07 August 2025 19:19
Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Hari kedua LPS Financial Festival 2025, Kamis (7/8/2025), kembali berlangsung meriah di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur. Antusiasme peserta tidak surut sejak pagi, mengikuti rangkaian diskusi dan sesi inspiratif dari berbagai tokoh lintas sektor.

Pada sesi kedua, Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung berbagi pengalaman hidup dan prinsip wirausaha yang ia pegang teguh selama puluhan tahun

Chairul Tanjung mengisi sesi kedua LPS Financial Festival 2025 dengan narasi menggambarkan realitas kewirausahaan secara lebih membumi. Ia bicara tentang kegagalan, kerja keras, intuisi, dan harga dari sebuah keputusan. Semua ia sampaikan lewat pengalaman pribadi, tanpa penyederhanaan.

"Kalau saya nggak lewat semua proses itu, nggak akan ada saya yang sekarang," ujar pendiri CT Corp tersebut.

Chairul Tanjung mengawali dengan cerita tentang rumah kecil tanpa WC, tempat ia tumbuh. Ia belajar menjual es mambo dan kacang sejak SD, bukan demi hobi, tapi karena didorong sistem sekolahnya. Dari situ, ia mengenal uang dan tanggung jawab.

"Kalau dagangan habis, saya dapat upah seharga satu es mambo. Tapi yang paling penting, saya belajar menghitung barang dan bertanggung jawab."

Saat sekolah mengadakan study tour ke Yogyakarta, ia tidak ikut karena tak mampu membayar. Ia memilih diam.

"Saya bilang ke teman-teman ada urusan keluarga. Kalau saya bilang nggak punya uang, mereka pasti bantu. Tapi saya nggak mau."

Saat diterima di Fakultas Kedokteran Gigi UI, uang pangkal dan jaket almamater berjumlah Rp75.000. Orang tuanya tak sanggup, hingga akhirnya menggadaikan kain halus ke pegadaian.

"Itu titik balik. Sejak itu saya nggak mau minta uang lagi. Saya harus hidup di atas kaki sendiri."

Prinsip Usaha dan Gaya Bertahan Hidup

Ia menyampaikan bagaimana dirinya memulai usaha kecil sejak kuliah. Untung disisihkan, bukan dihabiskan. Jika dapat Rp5 juta, hanya Rp2 juta yang digunakan untuk hidup, sisanya diputar sebagai modal.

"Kalau pendapatan naik, gaya hidup jangan ikut naik. Kuncinya: konsisten."

Ia membagi prinsip-prinsip yang ia susun dari pengalaman panjang, yang ia sebut sebagai CT Way. Beberapa prinsip kunci meliputi:

  • Mulai dengan niat baik

  • Kenali dan tangkap peluang

  • Uang bukan modal utama

  • Beli masa depan dengan harga hari ini

  • Kegagalan harus jadi sahabat

  • Kerja keras, tanpa kompromi pada hasil akhir

  • Intuisi itu bisa dilatih

  • Fokus pada solusi

  • Pragmatisme dan idealisme harus jalan bareng

  • Cari keberkahan, bukan sekadar untung

"Saya pernah ditipu, sering. Tapi karena sering ditipu, saya jadi bisa baca gelagat. Dari jauh saya sudah tahu orang ini niatnya mau nipu."

"Orang pintar bisa kalah sama orang licik. Tapi yang licik tetap kalah sama orang beruntung. Jadi jadilah orang beruntung-yang juga pintar."

Usaha Perlu Komitmen Total

Chairul memberi tekanan pada pentingnya memilih jalan dengan jelas. Menurutnya, berusaha tidak bisa dilakukan setengah hati.

Dalam berbagai kesempatan, ia memulai usaha dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Seperti ketika ia memasang mesin fotokopi di tangga kampus, mencari pemilik mesinnya, menjual jasa fotokopi, dan mengambil margin. Semua tanpa modal, hanya dengan menjual kepercayaan.

"Modal saya waktu itu cuma relasi. Tapi saya jaga baik-baik."

Untuk Gen Z: Jangan Buang Waktu

Kepada generasi muda, ia memberikan pesan yang tegas:

  1. Selesaikan pendidikan secepat mungkin.

  2. Aktif berorganisasi agar terlatih memimpin.

  3. Mulai usaha dari lingkungan terdekat.

  4. Tangkap peluang sekecil apa pun, dan jangan tunggu semuanya siap.

  5. Jangan berpikir ideal terus-lihat juga realitas.

Ia juga menekankan bahwa keberuntungan bukan hal acak. Ia percaya keberuntungan bisa diusahakan lewat kerja keras, niat baik, disiplin, dan etika.

"Kalau kamu punya niat baik, kerja keras, jujur, dan tahan banting, kamu akan sampai juga."

Chairul Tanjung menutup dengan menyebut bahwa intuisi yang tajam adalah hasil dari pengalaman panjang, bukan sekadar bakat. Ia mengajak peserta untuk melatih logika dan insting lewat pengalaman nyata, bukan teori.

"Kalau semua pakai feasibility study, nanti keburu disalip orang yang udah berani ambil keputusan."

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation