
Laba ANTM Diramal Tembus Rp8 Triliun, Intip Prospek Dividennya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Paruh pertama 2025 menjadi momen manis bagi emiten emas pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Kinerja operasionalnya kuat menembus rekor sejarah.
Berkat hal tersebut, laba sepanjang 2025 diprediksi bisa menembus Rp8 triliun dan bisa memberikan potensi dividen lebih ciamik tahun depan.
Penjualan Emas ANTM Catat Rekor Terbesar Dalam Sejarah
Berdasarkan laporan resmi perusahaan, ANTM mencatat rekor penjualan emas tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal II/2025. Ini kemudian mengakumulasi penjualan emas pada paruh pertama tahun ini sebesar 29.305 kg (942.178 troy ons), dengan produksi emas mencapai 438 kg (14.082 troy ons).
ANTM juga mencatat rekor tertinggi penjualan bijih nikel secara triwulanan pada kuartal II 2025, menunjukkan posisi-nya yang semakin kuat di pasar domestik.
Sepanjang semester I/2025, penjualan bijih nikel mencapai 8,20 juta wet metric ton (wmt), dengan produksi sebesar 9,10 juta wmt.
Untuk segmen feronikel, ANTM berhasil menjaga stabilitas produksi di level optimal sebesar 9.067 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan penjualan sebesar 5.763 TNi selama semester I 2025.
Di segmen bauksit dan alumina, ANTM menunjukkan kinerja yang menguat sepanjang semester I 2025, dengan produksi bauksit sebesar 1,38 juta wmt dan penjualan 1,03 juta wmt.
Sementara itu, produksi Chemical Grade Alumina mencapai 89.385 ton, dengan penjualan sebanyak 91.109 ton. Berikut rinciannya :
Laba Moncer dan Proyeksi Dividen Atraktif
Berkat kinerja operasional yang kuat tercermin dari produksi dan volume penjualan yang menembus rekor, laba bersih ANTM pun diprediksi akan semakin moncer.
Berkaca pada hasil kuartal pertama tahun ini, ANTM berhasil mencetak laba senilai Rp2,13 triliun. Jika diasumsikan pertumbuhan konstan, sepanjang 2025 laba yang dihasilkan bisa mencapai Rp8,52 triliun, ini mengimplikasi earning per share senilai Rp354,74.
Nilai tersebut tumbuh lebih dari dua kali lipat dari EPS 2025 senilai Rp151,77.
Secara historis, sudah dua tahun terakhir ini ANTM selalu membagikan payout ratio (DPR) sampai 100%, artinya laba yang dihasilkan pada tahun 2023 - 2024 seluruhnya dibagikan pada investor.
Tak menutup kemungkinan, pada tahun depan menggunakan laba dari tahun laba 2025 dividen yang bisa dibagikan bisa lebih tinggi, karena memakai 50% dari laba saja dividen per lembar yang akan dihasilkan masih lebih banyak dibandingkan tahun buku 2024.
Kami mengasumsikan lebih konservatif jika DPR sebanyak 80%, maka DPS akan berada di sekitar Rp443,43. Dari nilai ini, jika dibandingkan terhadap harga saham ANTM pada perdagangan Selasa (5/8/2025) hari ini di Rp2.970 per lembar, akan menghasilkan cuan sekitar 14,93%.
Lantas, apakah menarik beli ANTM saat ini?
Kalau bicara menarik atau tidak beli saham-nya, tentu kita harus mengkombinasikan dengan analisis teknikal guna melihat posisi yang lebih optimal untuk mendapat return.
Menurut kami, ANTM berada di posisi yang menarik secara teknikal, kami melihat ada pattern yang potensi terbentuk setelah rally tajam yaitu falling wedge.
Pola ini berpeluang menjadi sinyal pembalikan arah naik (bullish reversal) jika harga mampu menembus area resistance dari wedge.
Saat ini, harga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari sisi bawah pola, dengan dukungan indikator Stochastic yang mulai bergerak naik dari zona jenuh jual, mengindikasikan potensi awal perubahan tren.
Namun, patut diantisipasi juga jika harga saham ANTM malah jatuh ke bawah support sekitar 2790, maka patten falling wedge akan gagal dan bisa berubah menjadi tren turun karena sudah terbentuk lower high beberapa kali.
![]() ANTM |
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
