
Saham CDIA Mulai Loyo, Masih Bisa Terbang Tinggi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham di bawah kepemilikan Prajogo Pangestu mencetak kenaikan luar biasa.
Salah satu perusahaannya yang belum lama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) memang mulai melandai setelah terbang. Namun, saham ini diperkirakan masih bisa menguat ke depan jika melihat historis saham milik Prajogo.
Pada perdagangan Selasa (29/7/2025), saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sempat naik tipis yang pada akhirnya bergerak stagnan usai naik mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA) selama 11 hari beruntun dengan melesat 863,16% sejak melantai.
Pada hari ini, Rabu (30/7/2025), saham CDIA ada di Rp 1.725 per lembar atau melemah 5,74%.
Kenaikan ratusan persen saham CDIA menyusul rekan-rekan sebelumnya yang telah lebih dulu melantai dan melesat ratusan bahkan ribuan persen.
Saham-saham Prajogo Pangestu terkenal dengan pergerakannya yang liar dan terus mencetak All Time High (ATH) alias harga tertinggi baru seperti yang terjadi saat ini di PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Sementara empat emiten lainnya sudah lebih dulu mencetak ATH dan kini berusaha kembali menuju ATH nya kembali. Empat emiten tersebut pun memiliki upside harga yang cukup menarik dari selisih harga saat ini dengan harga ATH nya, sehingga mendorong investor terus mengoleksi saham-saham Prajogo dengan berharap kembali ke harga ATH.
Namun, investor perlu berhati-hati terhadap kenaikan harga saham yang luar biasa alias tidak wajar karena sering kali di balik lonjakan tersebut terdapat faktor-faktor yang tidak berkelanjutan atau spekulatif. Sehingga pastikan kinerja harga sahamnya didukung oleh fundamental yang baik.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)