
Perang Senyap dari Dapur: China Jajah Dunia Lewat Jamur

Jakarta, CNBC Indonesia - Jamur, yang dulunya dianggap sebagai bahan kuliner yang tidak begitu awam sekarang telah menjadi bahan pokok dalam masakan dan pertanian global.
Dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat kesehatan yang dibawanya, fleksibilitas kuliner serta konsumsi yang membawa nilai berkelanjutan, permintaan terhadap jamur melonjak signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Jamur sering menjadi alternatif bagi vegan/vegetarian dalam mengkonsumsi daging berdarah merah, karena banyak orang yang menganggap tekstur dari jamur cukup mengingatkan mereka pada daging.
Mulai dari jamur kancing dan shiitake hingga jamur tiram dan enoki, industri jamur kini menempati posisi penting dalam pasar hortikultura global. Di antara berbagai negara yang membudidayakan komoditas berharga ini, satu negara menonjol sebagai pemimpin tak terbantahkan dalam produksi jamur, yakni China.
![]() Jamur |
Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan firma analisis pasar seperti Mordor Intelligence dan Statista, produksi jamur global melebihi 40 juta ton metrik per tahun, dengan permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya tren vegetarian, pola makan berbasis nabati, dan gaya hidup sadar kesehatan.
Jamur dibudidayakan di lebih dari 100 negara, namun produksinya sebagian besar terpusat pada segelintir negara. Produsen utama meliputi China, India, Amerika Serikat, Belanda, dan Polandia
China, Pusat Produksi Jamur Dunia
China adalah produsen jamur terbesar di dunia, menyumbang lebih dari 75% produksi jamur global, setara dengan lebih dari 32 juta ton metrik per tahun menurut perkiraan terbaru. Angka yang mencengangkan ini menegaskan dominasi luar biasa China di sektor ini, memproduksi hampir empat kali lebih banyak dibandingkan gabungan semua negara lain.
Industri jamur China sangat besar, beragam, dan berakar kuat pada warisan pertanian negara tersebut. China membudidayakan berbagai jenis jamur, dengan yang paling umum meliputi:
- Agaricus bisporus (jamur kancing putih)
- Lentinula edodes (shiitake)
- Flammulina velutipes (enoki)
- Auricularia auricula-judae (jamur kuping kayu)
- Pleurotus ostreatus (jamur tiram)
Meskipun penamaan Jamur Shiitake berasal dari bahasa Jepang, jamur shiitake menjadi salah satu kebanggaan China karena negara tersebut menyumbang porsi yang cukup signifikan dalam pasokan global.
Terdapat lima poin penting dalam produksi jamur China, yaitu volume produksi, pengaruh sejarah dan budaya, kemajuan teknologi, dukungan pemerintah dan investasi ekonomi, permintaan domestik dan internasional.
China telah membudidayakan jamur selama lebih dari 2.000 tahun, khususnya jenis shiitake dan kuping kayu. Pengobatan Tradisional China sejak lama menghargai jamur karena sifat terapeutiknya, seperti meningkatkan kekebalan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan vitalitas. Sejarah ini menjadi fondasi industri jamur modern, yang memadukan pengetahuan kuno dengan praktik pertanian kontemporer.
Produsen jamur di China telah mengadopsi teknik budidaya canggih seperti pertanian lingkungan terkendali (suhu, kelembapan, kadar CO₂), sistem budidaya dengan kantong dan log, pertanian jamur vertikal, metode organik dan bebas bahan kimia, penggunaan AI dan analitik data untuk manajemen tanaman.
Inovasi ini secara drastis meningkatkan hasil panen, efisiensi, dan pengendalian kualitas.
Selain itu, Pemerintah China memberikan dukungan besar terhadap industri jamur melalui subsidi dan hibah pertanian, pendanaan penelitian dan pengembangan (R&D), program pelatihan bagi petani pedesaan, dan pembangunan infrastruktur untuk penyimpanan, pengemasan, dan transportasi.
Provinsi seperti Zhejiang, Fujian, Sichuan, dan Henan menjadi daerah penghasil jamur utama, di mana perekonomian lokal berkembang pesat berkat pertanian jamur.
Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, konsumsi domestik saja sudah mendorong sebagian besar produksi China. Jamur merupakan bahan pokok dalam berbagai masakan China, seperti hot pot, tumisan, sup, dan pangsit.
Secara internasional, China mengekspor jamur ke pasar utama termasuk Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Rusia. Baik jamur segar maupun kering, terutama jenis shiitake dan kuping kayu, sangat diminati.
Produsen Jamur Utama Lainnya
1. India
India menempati urutan kedua secara global, dengan industri jamur yang terus berkembang berkat program pemerintah dan aktivitas wirausaha. Produksi tahunan diperkirakan mencapai 1,2 juta ton metrik, dengan fokus pada jamur kancing dan jamur tiram. Iklim yang mendukung di wilayah seperti Himachal Pradesh dan Haryana memungkinkan budidaya sepanjang tahun.
2. Amerika Serikat
AS adalah pemain utama, memproduksi lebih dari 375.000 ton metrik jamur per tahun, sebagian besar berupa jamur kancing putih. Pennsylvania menjadi negara bagian penghasil terbesar, menyumbang hampir dua pertiga dari total produksi AS. Produsen AS berfokus pada sistem rumah kaca berteknologi tinggi dan jamur berkualitas premium.
3. Belanda dan Polandia
Negara-negara Eropa ini dikenal dengan pertanian presisi dan metode budidaya hasil tinggi. Meskipun memiliki lahan terbatas, Belanda menjadi eksportir utama jamur berkualitas tinggi, memasok berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah. Polandia, di sisi lain, muncul sebagai pemasok signifikan ke Uni Eropa berkat iklim sejuk dan biaya produksi rendah.
CNBC Indonesia Research
(mae)