20 Negara Paling Work-Life Balance, Ada Tetangga Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ritme hidup yang makin cepat, kebutuhan akan keseimbangan hidup-pekerjaan atau work-life balance kian penting bagi banyak orang.

Istilah tersebut merujuk pada kondisi ideal ketika seseorang bisa produktif dalam bekerja, tanpa mengorbankan kesehatan, waktu pribadi, maupun kebahagiaan.

Melansir data Global Life-Work Balance Index 2025 menampilkan daftar 20 negara yang paling mendukung gaya hidup kerja cerdas, hidup berkualitas terkini.

Penilaian ini mencakup berbagai aspek, seperti jumlah cuti tahunan, tunjangan melahirkan, upah minimum, akses layanan kesehatan, serta tingkat keamanan dan kebahagiaan warga. Berikut daftarnya :

Dari daftar di atas, Selandia Baru memimpin daftar dengan skor indeks 86,9 dari 100. Negara ini memberi 32 hari cuti tahunan dan 26 minggu cuti melahirkan dengan gaji penuh.

Irlandia menyusul di posisi kedua dengan jaminan sosial serupa, termasuk layanan kesehatan universal dan upah minimum yang tinggi. Menurut data OECD, negara dengan perlindungan sosial yang kuat cenderung memiliki pekerja yang lebih puas dan sehat secara mental.

Negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Denmark, dan Finlandia juga berada di urutan atas. Dengan cuti yang panjang dan sistem kesehatan gratis, negara-negara ini memberi ruang bagi warganya untuk bekerja tanpa kehilangan diri sendiri.

Norwegia bahkan menyediakan hingga 49 minggu cuti melahirkan dengan bayaran penuh. Tak heran jika kawasan ini juga selalu mencetak skor tinggi dalam indeks kebahagiaan global.

Negara dengan sistem kesehatan universal serta upah minimum layak umumnya unggul dalam menciptakan hidup kerja seimbang. Kanada, Australia, dan Inggris contohnya, meski berbeda dalam kebijakan cuti melahirkan, ketiganya menawarkan dukungan cukup baik bagi pekerja.

Fenomena ini memperkuat pesan bahwa kerja nggak harus lembur terus. Justru ketika pekerja diberi waktu untuk beristirahat, menikmati hidup, dan menjalani peran sosial lainnya, produktivitas cenderung meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH