5 Saham Ini Melesat: Ada PGEO

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
23 July 2025 11:40
saham
Foto: saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Kini sebagian besar investor Tanah Air tengah fokus terhadap saham-saham milik konglomerasi yang terus mencatatkan kenaikan luar biasa. Namun, beberapa saham di sektor infrastruktur dan energi terbarukan juga ikut berpesta, serasa tidak mau kalah performa dari saham-saham konglomerasi.

CNBC Indonesia Research telah memantau beberapa saham di sektor infrastruktur yang mencatatkan kenaikan luar biasa.

Kenaikan saham-saham tersebut bukan tanpa alasan. Terdapat sentimen positif yang akhirnya mendorong performa saham-saham di sektor infrastruktur.

Diketahui Grup Djarum memborong 5,89% saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Saat ini SSIA berpeluang besar masuk MSCI Small Cap Index seiring lonjakan harga saham.

MSCI akan mengumumkan peninjauan indeks berikutnya pada 7 Agustus 2025, dengan perubahan efektif pada 27 Agustus 2025.

Peran Grup Djarum dalam lini bisnis kawasan industri khususnya melalui proyek Subang Smartpolitan yang dinilai bakal menjadi motor pertumbuhan baru SSIA.

Berdasarkan laporan kepemilikan saham investor di atas 5% yang dirilis Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 4 Juli 2025, Dwimuria Investama tercatat sebagai pemilik 247,99 juta saham SSIA atau setara 5,27%. Transaksi ini dilakukan melalui PT BCA Sekuritas sebagai perantara perdagangan efek.

Aksi tersebut lantas menjadikan Grup Djarum sejajar dengan investor besar lain di SSIA, seperti Arman Investment Utama yang memiliki 8,52% saham, Intrepid Investment Limited sebesar 8,2%, dan Persada Capital Investama 7,85%.

Langkah ini merupakan bentuk kepercayaan lanjutan dari Grup Djarum terhadap prospek bisnis jangka panjang SSIA, terutama di sektor kawasan industri.

Selanjutnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) terus mencatatkan kenaikan harga saham usai menebar dividen.

INET membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2024. Perseroan menyediakan anggaran Rp664,1 juta untuk pembayaran dividen pada tanggal 9 Juli 2025.

Mengenai cum dan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi akan dilakukan pada 20 Juni dan 23 Juni 2025. Untuk cum dan ex dividen  di pasar tunai pada 24 Juni dan 25 Juni 2025.

Untuk daftar pemegang saham yang berhak pada tanggal 24 Juni 2025 (recording date) kemudian pembayaran dividen sebesar Rp664.179.460 atau sebesar Rp0,08 per saham jatuh pada tanggal 9 Juli 2025.

Kabar terbaru lainnya, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) selaku pengendali PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menambah kepemilikanya di saham INET dari 64,35% menjadi 64,59% saham.

Penambahan porsi tersebut terjadi setelah AKUN membeli sebanyak 19.800.000 saham INET pada 17 Juli 2025 dengan harga Rp 252.55 per saham, atau setara dengan Rp 5 miliar.

AKUN yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh PT Satu Technologi Tepat resmi menggenggam sebanyak 5.360.707.200 saham INET, bertambah dibanding porsi sebelumnya sebanyak 5.340.907.200 saham. Total modal disetor perseroan menjadi 8.299.587 saham.

Kemudian terdapat emiten milik group Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang telah melaksanakan rights issue dengan harga pelaksanaan Rp 680 per saham yang berlangsung pada 14-18 Juli 2025.

TOWR menerbitkan sebanyak 8,1 miliar saham baru atau setara 13,91%, dengan rasio 619:100 dan efek dilusi hingga 13,91%. Sarana Menara pun meraup dana jumbo sebesar Rp 5,5 triliun dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tersebut.

Diketahui, hasil dana rights issue untuk peningkatan kepemilikan saham di anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), guna membayar seluruh dan/atau sebagian pokok utang.

Rincian utang yang akan dilunasi Protelindo meliputi utang sebesar Rp 1,83 triliun ke Bank SMBC Indonesia, Rp 1,55 triliun ke MUFG Bank, Rp 799 miliar ke HSBC Indonesia, Rp 500 miliar ke Bank BNP Paribas Indonesia, Rp 407,82 miliar ke Bank Danamon, dan Rp 500 miliar ke Bank QNB Indonesia.

PT Dwimuria Investama Andalan, entitas usaha Grup Djarum, menjadi pembeli siaga dalam rights issue TOWR. Sedangkan PT Sapta Adhikari Investama, yang saat ini tercatat sebagai pengendali TOWR, tidak akan mengeksekusi haknya.

Setelah rights issue, PT Dwimuria Investama Andalan akan memiliki 20,86% saham TOWR.

Usai aksi korporasi tersebut, saham TOWR terus mencatatkan kenaikan.

Selanjutnya dari saham BUMN, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diketahui akan mendanai PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebesar US$120 juta atau setara Rp1,94 triliun (asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS). Suntikan dana ini akan mengalir ke proyek-proyek PGEO yang dinilai strategis, khususnya Energi Baru Terbarukan atau EBT.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) disebut akan menjadi leading di bidang geothermal nasional dan EBT. Duet antara PGEO dan Danantara bisa menjadi katalis bagi percepatan hilirisasi energi serta mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di tingkat nasional.

Kabar ini pun mendorong saham PGEO terus berada di level uptrend.

Dan terakhir saham PT Indosat Tbk (ISAT) yang juga memiliki performa baik harga sahamnya terdongkrak oleh aksi-aksi ekspansi bisnis.

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) tengah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi untuk menggenjot kinerjanya tahun ini.

Diketahui baru-baru ini, ISAT bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi), Cisco, dan Nvidia, telah meresmikan Indonesia's AI Center of Excellence. Program ini dikhususkan untuk membangun infrastruktur AI yang menjamin keamanan siber sekaligus melatih talenta-talenta baru di bidang tersebut.

AI Center of Excellence ini didukung teknologi Nvidia termutakhir yang dilindungi intelligent infrastructure dari Cisco dan mengadopsi jaringan digital yang dimiliki Indosat di Tanah Air.

Dalam kerjasama ini, Indosat akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi Nvidia GB200 NVL72, sebuah teknologi terbaru untuk mendukung generative AI dan komputasi performa tinggi (HPC) generasi mendatang.

Hal ini dapat mempercepat laju pertumbuhan Indonesia dengan memastikan bahwa masyarakat Indonesia bukan hanya menjadi pengguna AI, tapi juga kreator dan innovator.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation