
Babak Baru Perang Trump vs Putin Dimulai, Investor RI Dibuat Cemas

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street menguat tipis meski ada ancaman baru Presidenn AS Donald Trump ke Uni Eropa.
Investor optimis tarif tersebut pada akhirnya akan dinegosiasikan ke tingkat yang lebih rendah, sambil menanti pekan yang sibuk dalam musim laporan keuangan kuartal kedua.
Indeks S&P 500 naik 0,14% dan ditutup di level 6.268,56, sementara Nasdaq Composite menguat 0,27% menjadi 20.640,33. Dow Jones Industrial Average terapresiasi 88,14 poin atau 0,20% ke posisi 44.459,65.
Investor terus memantau perkembangan terkait tarif setelah Trump mengumumkan AS akan memberlakukan tarif sebesar 30% terhadap Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus.
Para pemimpin UE dan Meksiko menyatakan bahwa mereka masih ingin melanjutkan dialog dengan pemerintahan Trump bulan ini untuk mencoba mencapai kesepakatan tarif yang lebih rendah.
Pengumuman Trump tersebut muncul menjelang rilis data inflasi minggu ini, yang akan memberikan gambaran lebih jelas kepada investor mengenai dampak tarif Trump yang telah diberlakukan terhadap perekonomian.
Fokus investor juga tertuju pada serangkaian laporan keuangan yang akan dirilis minggu ini. Beberapa bank besar, termasuk JPMorgan Chase, dijadwalkan memulai pelaporan kuartalan pada Selasa.
"Pertanyaan besar untuk pasar dalam beberapa minggu ke depan adalah apakah laporan laba perusahaan, yang diperkirakan akan solid, bisa menutupi isu tarif yang masih membayangi," kata Glen Smith, Chief Investment Officer dari GDS Wealth Management yang berbasis di Texas, kepada CNBC International.
"Sejauh ini, pasar masih mampu bertahan dari berita utama soal tarif dan lebih fokus pada kinerja laba serta ketahanan ekonomi." Imbuhnya.
Faktor lain yang juga diamati investor adalah ketegangan antara pemerintahan Trump dan Federal Reserve. Pada hari Minggu, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett mengatakan Trump bisa memecat Ketua The Fed Jerome Powell jika ada alasan yang cukup.
Pejabat Trump tengah menyelidiki biaya renovasi gedung utama Federal Reserve di Washington, D.C., sementara Trump secara berulang mengkritik Powell karena tidak menurunkan suku bunga. Bank sentral sendiri membantah sebagian kritik terkait proyek renovasi tersebut.
Pergerakan pasar pada hari Senin terjadi setelah pekan negatif bagi saham, meskipun rata-rata indeks utama masih berada di dekat rekor tertinggi.
(tsn/tsn)