
Siaga! Trump Kembali Kirim Badai ke RI, IHSG-Rupiah di Titik Rawan

- Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam pada perdagangan kemarin, IHSG ambruk tetapi rupiah menguat
- Wall Street ambruk usai Trump umumkan tarif
- Tarif dagang hingga perdagangan perdana saham emiten unggulan di IPO akan menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar keuangan Tanah Air berjalan tak senada pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berjalan menuju arah positif, akan tetapi pergerakan rupiah terhadap indeks dolar Amerika Serikat (AS) justru berjalan menuju arah negatif.
Hasil data cadangan devisa hingga ancaman kenaikan tarif oleh Presiden AS Donald Trump kepada negara BRICS mendorong volatilitas pergerakan pasar keuangan Tanah Air.
Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Senin (7/7/2025) ditutup melemah 0,52% di level 6.900,93. Kenaikan ini mematahkan pelemahan IHSG selama lima hari beruntun pada perdagangan sebelumnya.
Kendati mayoritas saham atau 328 emiten berada di zona merah. Sebanyak 266 saham naik dan 366 tidak bergerak. Nilai transaksi masih terbilang sepi pada perdagangan kemarin, yakni Rp 7,48 triliun.
Sebagai informasi rata-rata nilai transaksi harian lazimnya berada di kisara Rp 10 triliun hingga Rp 13 triliun. Akan tetapi sejak Jumat pekan lalu, nilai transaksi anjlok jauh meninggalkan Rp 10 triliun.
Volume perdagangan kemarin juga terbilang kecil, yakni 14,33 miliar saham dalam 875,5 ribu kali transaksi. Adapun kapitalisasi pasar pada perdagangan kemarin naik menjadi Rp 12.134,72 triliun, imbas kenaikan IHSG.
Asing masih mencatat net sell sebesar Rp 593,1 miliar.
Mengutip Refinitiv, satu sektor melaju kencang dan membuat IHSG balik arah, yaitu utilitas yang naik 2,39%. Hal ini seiring dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang naik 2,19% dan menopang 6,65 indeks poin terhadap IHSG.
Emiten Prajogo Pangestu lainnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga ikut menjaga IHSG di zona positif dengan kontribusi 5,92 indeks poin. Selain duet Prajogo, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), hingga PT Astra International Tbk (ASII) merupakan penggerak utama IHSG.
Kontras, saham konglomerat lainnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) justru menjadi pemberat IHSG pada perdagangan kemarin dengan kontribusi -3,16 indeks poin. Lalu diikuti oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) -1,84 indeks poin dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) -1,70 indeks poin.
Sementara itu, mayoritas pasar di Asia-Pasifik hari ini ditutup di zona merah. Nikkei di Jepang turun 0,56% dan Hang Seng di Hong Kong turun 0,12%. Begitu pula dengan KLSE di Malaysia yang anjlok 0,82% dan TWII di Taiwan turun 0,53%. Tercatat ada tiga yang menutup perdagangan di zona hijau, yakni STI di Singapura naik 0,34%, KOSPI naik 0,17%, dan Shanghai naik tipis 0,02%.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan indeks saat ini bergerak sideways, artinya tidak menunjukkan tren naik atau turun yang jelas, tapi berfluktuasi dalam rentang sempit, yaitu antara 6.820 sampai 6.980. Ini menggambarkan pasar yang lesu atau sedang menunggu kepastian arah alias wait and see.
Dia juga menyebut kinerja emiten perbankan, yang biasanya jadi pilihan unggulan investasi asing saat ini mengalami perlambatan kinerja. Menurut Ekky, investor asing itu tidak bisa berinvestasi sembarangan karena pasar Indonesia kecil.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (7/7/2025) ditutup pada posisi Rp 16.225/US$1 atau melemah 0,28%. Pelemahan terjadi usai penguatan dua hari beruntun.
Pelemahan rupiah pada perdagangan kemarin seiring dengan melemahnya banyak mata uang di Asia, menjelang batas akhir negosiasi tarif Presiden AS, Donald Trump, yang dijadwalkan akan berkahir pada Rabu, 9 Juli 2025.
Selain itu perhatian pasar juga tertuju pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (10/7/2025). Apakah bank sentra AS akan mempertahankan tingkat suku bunga atau mulai memberikan sinyal penurunan.
Menurut pandangan dari Office of Chief Economist Bank Mandiri, sentimen pasar keuangan global masih dibayangi oleh ketidakpastian terkait arah kebijakan tarif AS dan tensi geopolitik memberikan tekanan terhadap aset-aset berisiko, termasuk pasar keuangan domestik.
Kekhawatiran atas dampak lanjutan dari kebijakan perdagangan unilateral dan potensi perlambatan ekonomi global membuat pelaku pasar cenderung bersikap wait and see, terutama dalam menyikapi pergerakan mata uang dan imbal hasil obligasi.
Chief Economist Bank Mandiri memproyeksikan dalam jangka pendek, Rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.175/US$-Rp16.245/US$.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Senin (7/7/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau stagnan di level 6,564%. Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ambruk berjamaah pada Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia usai Presiden AS Donald Trump mengunggah surat kepada sejumlah negara terkait rencana tarif baru terhadap barang impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 422,17 poin atau 0,94% dan ditutup di 44.406,36. S&P 500 turun 0,79% ke posisi 6.229,98, sedangkan Nasdaq Composite merosot 0,92% dan berakhir di 20.412,52.
Perdagangan kemarin merupakan hari terburuk sejak pertengahan Juni bagi ketiga indeks utama tersebut. Ketiga indeks bahkan utama menyentuh titik terendah hariannya pada sesi perdagangan siang.
Trump, lewat serangkaian unggahan di platform Truth Social pada Senin, mengungkapkan bahwa impor dari setidaknya tujuh negara akan dikenai tarif tinggi mulai 1 Agustus.
Dia membagikan tangkapan layar surat resmi yang telah ditandatangani dan ditujukan kepada para pemimpin Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, dan Myanmar, yang masing-masing memuat tarif baru bagi negara terkait.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa sebanyak 14 surat akan dikirim pada Senin, dan lebih banyak lagi akan menyusul dalam beberapa hari ke depan.
Dia juga menambahkan bahwa Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk menunda tenggat waktu tarif, yang sebelumnya diperkirakan terjadi pekan ini, menjadi 1 Agustus.
Saham Toyota Motor turun 4%, dan Honda Motor anjlok 3,9% setelah unggahan Trump. Nvidia melemah tipis, sementara Apple dan Alphabet masing-masing turun lebih dari 1%. AMD kehilangan lebih dari 2%.
Ini merupakan yang pertama dari serangkaian pengumuman dagang yang diperkirakan akan disampaikan Trump.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa akan ada beberapa pengumuman perdagangan dalam 48 jam ke depan, sambil menambahkan bahwa ia memperkirakan beberapa hari ke depan akan sangat sibuk.
Menambah kekhawatiran pasar, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika BRICS, yakni blok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. Namun, Trump tidak merinci kebijakan spesifik apa dari BRICS yang dimaksud.
Pengumuman ini disampaikan saat kelompok BRICS menggelar pertemuan di Rio de Janeiro, Brasil. Dalam beberapa tahun terakhir, BRICS telah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
"Dengan pandangan pasar yang sedang optimistis indeks saham mencetak rekor tertinggi isu tarif justru menjadi beban Semakin banyak pembicaraan soal tarif, semakin tidak senang pasar," kata Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, kepada CNBC International.
Saham Tesla juga turut menekan pasar secara umum. Perusahaan mobil listrik ini anjlok hampir 7% setelah CEO Elon Musk mengumumkan rencananya pada akhir pekan untuk mendirikan partai politik baru bernama "America Party."
Para investor menunjukkan ketidakpuasan atas keterlibatan Musk dalam politik tahun ini, yang menurut sebagian pihak telah merusak citra merek dan penjualan Tesla.
Pasar keuangan Tanah Air pada hari ini diperkirakan akan mengalami guncangan setelah Presiden Trump mengumumkan tarif perdagangan. Dalam unggahannya, Trump akan mengenakan tarif sebesar 32% terhadap Indonesia. Besaran tarif ini sama dengan yang diumumkan pada 2 April 2025.
Negara lain juga akan menghadapi tarif tinggi, termasuk negara ASEAN lainnya.
Pengumuman Trump ini langsung membuat Wall Street jeblok. Pasar saham global, termasuk Indonesia, diperkirakan akan bergerak sejalan dengan Wall Street yakni jatuh.
Pasalnya, pengenaan tarif yang tinggi untuk Indonesia ini akan sangat menghantam ekspor hingga industri dalam negeri. Kebijakan Trump juga akan memicu ketidakpastian global sehingga bisa membuat asing kabur dari Indonesia.
Di tengah kebijakan Trump, ramainya gemuruh saham-saham IPO diharapkan menjadi katalis pasar saham Tanah Air yang dapat mendorong laju IHSG dan menahan gejolak eksternal.
RI Kena Tarif 32%, Trump Perpanjang Deadline Negoisasi
Setidaknya 14 negara akan menghadapi tarif impor tinggi secara menyeluruh mulai 1 Agustus, ungkap Presiden Donald Trump pada Senin.
Dalam serangkaian unggahan di media sosial, Trump membagikan tangkapan layar surat-surat resmi yang mengatur tarif baru kepada para pemimpin negara Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, dan Myanmar.
Beberapa jam kemudian, ia membagikan tujuh surat tambahan yang ditujukan kepada para pemimpin Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Indonesia, Bangladesh, Serbia, Kamboja, dan Thailand.
Menurut isi surat-surat tersebut:
- Barang impor dari Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, dan Tunisia akan dikenai tarif 25%.
- Barang dari Afrika Selatan dan Bosnia akan dikenai tarif 30%.
- Barang dari Indonesia akan dikenai bea masuk sebesar 32%, sama dengan pengumuman 2 April
- Bangladesh dan Serbia masing-masing akan dikenai tarif 35%.
- Kamboja dan Thailand akan menghadapi tarif 36%.
- Laos dan Myanmar akan dikenai tarif tertinggi, yakni 40%.
Surat-surat yang ditandatangani Trump juga menyebutkan bahwa AS mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian tarif tersebut, tergantung pada hubungan bilateral masing-masing negara dengan AS.
Surat-surat ini merupakan pengiriman pertama menjelang Rabu, hari di mana tarif timbal balik (reciprocal tariffs) terhadap puluhan negara awalnya dijadwalkan kembali ke tingkat yang lebih tinggi, seperti yang diumumkan Trump pada awal April.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa masih akan ada lebih banyak surat yang dikirim dalam beberapa hari ke depan.
Pada Senin sore, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda tenggat waktu tarif yang semula jatuh pada Rabu menjadi 1 Agustus. Dalam perintah tersebut disebutkan bahwa keputusan itu diambil Trump "berdasarkan informasi tambahan dan rekomendasi dari berbagai pejabat senior."
Untuk sebagian besar negara, tarif baru AS ini hampir sama dengan tarif yang sebelumnya dikenakan setelah Trump mengumumkan tarif "Hari Pembebasan" pada 2 April lalu.
Semua surat tersebut menyatakan bahwa tarif menyeluruh (blanket tariff) yang diberlakukan adalah terpisah dari tarif tambahan khusus sektor terhadap kategori produk-produk utama.
Surat-surat itu juga menyatakan:
"Barang yang ditransship untuk menghindari tarif lebih tinggi akan tetap dikenakan tarif yang lebih tinggi tersebut."
Dalam konteks ini, transshipping merujuk pada praktik memindahkan barang ke negara antara sebelum akhirnya dikirim ke AS, dengan tujuan menghindari tarif.
Surat-surat resmi tersebut menegaskan bahwa tarif baru diperlukan untuk mengoreksi defisit perdagangan AS yang terus-menerus dengan ke-14 negara tersebut.
Surat-surat tersebut juga secara eksplisit memperingatkan ke-14 negara untuk tidak membalas tarif AS dengan memberlakukan tarif balasan terhadap barang AS.
Namun, jika negara-negara tersebut menghapus semua kebijakan Tarif, Non-Tarif, dan hambatan perdagangan maka AS mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian terhadap isi surat.
Ancaman Tarif Trump ke BRICS
Trump juga mengumumkan bahwa tarif tambahan sebesar 10% akan dikenakan kepada negara-negara yang "berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS". Ini terjadi di tengah pertemuan negara-negara BRICS di Brasil pekan ini.
"Setiap Negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN sebesar 10%," katanya di laman media sosialnya, Truth Social, Senin (7/7/2026).
"Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini," tegasnya.
Secara terpisah, Trump mengonfirmasi bahwa AS akan mulai mengirimkan surat pada hari Senin. Ini akan merinci tarif khusus negara dan perjanjian apa pun yang dicapai dengan berbagai mitra dagang.
Setidaknya ada 11 negara BRICS. Selain Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan (Afsel), negara lain yang menjadi anggota adalah Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun buka suara perihal ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai tarif tambahan 10% kepada negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika di dalam kelompok BRICS.
"Kita sedang melihat Bapak Presiden tengah menghadiri pertemuan BRICS dengan para pemimpin dan kemudian Presiden Trump membuat statement bahwa kelompok BRICS dianggap tidak mendukung AS dan mengancam akan mengenakan tambahan tarif. Ini tentu menggambarkan bahwa dalam suasana seperti ini kita akan terus dihadapkan pada suasana yang sangat dinamis," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (7/7/2025).
Cadangan Devisa RI Naik
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar, sedikit meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar. Kenaikan cadangan devisa ini diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Data Konsumen Indonesia
Bank Indonesia akan merilis data kepercayaan konsumen periode Juni 2025 pada Selasa (7/7/2025). Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2025 yang tetap berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 117,5.
Terjaganya keyakinan konsumen pada Mei 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis. IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 106,0 dan 129,0, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 113,7 dan 129,8.
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2%-5,8%
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 2026 pada rentang 5,2-5,8%.
Demikianlah hasil rapat kerja dalam pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) 2026 di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/7/2025). Hasil ini akan menjadi dasar dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang akan diajukan presiden pada 16 Agustus mendatang.
Asumsi tersebut lebih tinggi dari realisasi 2025 yang diperkirakan 4,7-5%.
Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar yang diperkirakan tumbuh 5-5,5%.
Investasi diperkirakan tumbuh 5-5,9%, konsumsi pemerintah 3,8-4,5%, ekspor 6,5-6,8% dan impor 7,2-7,4%.
"Dengan persetujuan dari pihak pemerintah, Gubernur BI dan DK OJK maka semua kesimpulan panja disetujui pada rapat sore ini," kata Ketua Komisi XI Misbakhun.
Berikut catatan CNBC Indonesia Research mengenai asumsi makro pada KEMPPKF 2026.
IPO Jumbo Jadi Buruan
Pasar saham menyambut saham-saham unggulan di penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di sepanjang pekan ini. Terpantau delapan emiten yang melakukan IPO akan melantai di bursa pada pekan ini.
Beberapa saham pun terpantau melakukan perubahan pada tanggal penawaran umum menjadi lebih lama, sehingga seolah memberikan kesempatan lebih lama bagi para investor untuk membeli saham IPO mereka.
CNBC Indonesia Research telah mencatat harga penawaran umum yang telah rilis dan perubahan jadwal IPO dari delapan emiten.
Terpantau dua emiten sebelumnya PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) telah melakukan pembagian jatah saham IPO kepada para investor.
Berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan, penjatahan IPO ASPR jauh lebih besar dibandingkan IPO PSAT. Hal ini memungkinan pergerakan saham ASPR pada perdagangan hari pertama listing terpantau kurang baik bagi investor karena banjirnya penjatahan.
Berbeda dengan PSAT yang penjatahannya untuk retail untuk transaksi Rp100 juta hanya 1 hingga 2 lot, hal ini mencerminkan IPO PSAT oversubscribed, meskipun belum diketahui berapa banyak oversubscribed pada IPO PSAT. Tapi hal ini bisa mencerminkan pergerakan saham PSAT pada hari perdagangan listing dapat bergerak di zona positif.
Sementara itu pada Senin (7/7/2025), IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) telah membagikan penjatahan saham kepada para investor.
Menariknya kedua saham favorite para investor ini mencatatkan oversubscribed puluhan hingga ratusan kali.
Antusiasme pasar di saham IPO CDIA ini sudah sangat tinggi sejak dibuka periode penawaran umum pada Rabu (2/7/2025). Adapun sampai Jumat (4/7/2025) sudah terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai lebih dari 400 kali untuk jumlah lembar saham baru yang ditawarkan sebanyak 12.482.937.500 lembar.
Dana yang masuk sudah lebih dari Rp30 triliun, padahal dana yang diincar CDIA ini maksimal hanya kisaran Rp2,37 triliun saja.
Selain itu, IPO PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) sejak dibuka pada penawaran umum Rabu (2/7/2025), mencatatkan minat yang tinggi pada para pelaku pasar.
IPO COIN sudah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 70 kali dengan total pemesanan lebih dari 100 ribu calon investor berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan.
IPO COIN menjadi satu-satunya Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto di Indonesia yang akhirnya go public. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 22.058.824 lot, dengan persenan total saham sebanyak 15%. Potensi dana IPO sebesar Rp220,6 miliar-Rp231,6 miliar dan potensi market cap setara dengan Rp1,47 triliun-Rp1,54 triliun.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
- Kepercayaan Konsumen Indonesia Juni 2025
-
Rapat kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan di ruang rapat Komisi V DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
-
Kementerian PPN/Bappenas Bersama DinarStandard dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) akan menyelenggarakan peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto Gedung Bappenas, Jalan Taman Suropati Nomor 2, Jakarta Pusat. Turut hadir KH Ma'ruf Amin, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Gubernur BI.
-
Konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan bulan Juni 2025 via zoom meeting
-
Rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
-
Press conference launching inovasi layanan pelanggan Smartfren yang akan berlangsung di Auditorium XLSMART Sabang Office, Jakarta Pusat. Narasumber: Direktur & Chief Commercial Officer XLSMART dan Chief Marketing Smartfren Officer XLSMART.
-
OPPO Reno14 Series Product Pre-Briefing akan diselenggarakan di MGP Space, SCBD Park, Jakarta Selatan.
-
Diskusi kesehatan "Mengenal, Mencegah dan Menangani Kanker Saluran Empedu" yang akan dilaksanakan di kantor pusat AstraZeneca Indonesia, Perkantoran Hijau Arkadia, Jakarta Selatan. Narasumber: Prof. Ikhwan Rinaldi dan President Director AstraZeneca Indonesia.
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw) Next Article Panas! Trump Serang The Fed Habis-habisan, Ada Rapat Genting di BI
