
China Siap Kejar AS!! Investasi Riset Tembus Rp12.000 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama dua dekade terakhir, dunia menyaksikan lonjakan investasi global dalam bidang penelitian dan pengembangan (R&D). Di antara semua negara, China mencatat peningkatan paling mencolok, investasi-nya melonjak hampir enam kali lipat.
Grafik di bawah ini menggambarkan pertumbuhan Pengeluaran Domestik Bruto untuk R&D (GERD) dari tahun 2007 hingga 2023 di empat ekonomi besar dunia: Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Jepang, dilansir dari data milik Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Sebagai catatan, data telah disesuaikan dengan inflasi dan paritas daya beli (PPP), memungkinkan perbandingan yang setara antar negara dan waktu.
China Menyusul AS
Amerika Serikat memimpin dalam pengeluaran R&D secara absolut di tingkat global, meskipun Negara Tirai Bambu berhasil melesat, hendak menyusul AS. Kini, China hampir sejajar dengan AS, yang menghabiskan sebesar $823 miliar untuk R&D pada 2023.
Pada tahun 2007, China menghabiskan hanya $136 miliar untuk R&D. Angka ini kurang dari sepertiga total Amerika Serikat, tertinggal dari Eropa dan Jepang. Namun, dalam 16 tahun berikutnya, pengeluaran R&D China meningkat hampir enam kali lipat, mencapai $781 miliar pada tahun 2023.
Jika dilihat dari sektor, AS memimpin dalam pengeluaran R&D untuk bisnis dan pendidikan tinggi. Banyak produsen teknologi Amerika telah secara signifikan meningkatkan investasi R&D mereka dalam beberapa tahun terakhir. Dalam sektor publik, Pengeluaran R&D pemerintah AS tertinggal dari pemerintah China yang merogoh kocek 1,6 kali lipat dari AS.
Menurut data dari Biro Nasional Statistik China, total pengeluaran China untuk penelitian R&D melebihi 3,6 triliun yuan pada tahun 2024, meningkat 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Investasi dalam penelitian dasar yang mewakili 6,91 persen dari total pengeluaran R&D meningkat 10,5 persen dari tahun 2023 menjadi 249,7 miliar yuan
Di sisi lain, pertumbuhan investasi R&D di Uni Eropa relatif landai selama periode tersebut. Pengeluaran Jepang juga kian stagnan, dengan kenaikan yang sangat kecil.
Ekonomi dengan pengeluaran R&D sebagai persentase dari PDB tertinggi adalah AS dan Jepang, sekitar 3,45%. Kemudian diikuti China sebesar 2,58% dan kawasan Uni Eropa dengan 2,13% dari PDB-nya.
Sektor Bioteknologi China Melesat
Sektor bioteknologi China berkembang pesat berkat investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan (R&D).
Dikutip dari Seekingalpha, perusahaan-perusahaan China unggul sebagai 'fast-followers', melisensikan calon obat yang dikembangkan di negara Barat dari perusahaan bioteknologi AS yang lebih kecil yang tidak memiliki modal dan keahlian regulasi untuk memasarkan produk ke pasar domestik Tiongkok.
Perlindungan hak kekayaan intelektual yang kuat dan kemitraan multinasional menempatkan China sebagai kekuatan yang sedang naik daun dalam pengembangan obat global, dengan daya tarik yang semakin besar bagi investor domestik maupun asing.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)