Vietnam Jadi Raja Kopi Dunia, Nasib RI Pahit

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
02 July 2025 15:51
Penjualan kopi Nusantara di kawasan Jakarta, Jumat (13/9/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Penjualan kopi Nusantara di kawasan Jakarta, Jumat (13/9/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah ambruknya harga kopi dunia, Vietnam justru mencetak sejarah baru. Untuk pertama kalinya, ekspor kopi negara itu menembus US$5,5 miliar atau sekitar Rp 89,3 triliun (US$1=Rp 16.235) hanya dalam enam bulan pertama 2025.

Nilai ekspor tersebut naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Ini berarti target ekspor tahunan mereka sudah tuntas hanya dalam setengah tahun, bahkan melewati total ekspor 2024 sebesar US$5,4 miliar.

Ledakan ekspor ini didorong oleh lonjakan permintaan dari pasar utama seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan, hingga Tiongkok. Strategi Vietnam yang kini lebih agresif mengekspor produk bernilai tinggi seperti kopi instan, specialty, dan hasil olahan mendalam terbukti membuahkan hasil.

 

Namun, capaian fantastis ini dibayangi risiko besar: harga kopi di dalam negeri anjlok. Di kawasan sentra produksi Central Highlands, harga green bean turun 30% dari puncaknya pada Maret ke level terendah tahun ini, hanya VND94.500/kg (sekitar US$3,62).

Secara global, harga robusta kontrak Juli dan September masing-masing longsor 30,9% ke US$3.661 dan US$3.593 per ton. Ini penurunan terdalam dalam lebih dari setahun, dipicu panen besar Brasil dan melimpahnya stok kopi Indonesia.

Sementara Vietnam berpacu dengan kecepatan ekspor, Indonesia masih tertatih. Berdasarkan dashboard Kementerian Perdagangan periode Januari-Juni 2025.

Ekspor kopi Indonesia baru mencapai US$709 juta, memang tumbuh 48,65% dibandingkan tahun lalu, tapi masih sangat kecil dibanding Vietnam. Impor kopi RI tercatat US$82 juta, menghasilkan neraca positif US$627 juta, naik 87,61% secara tahunan. Namun dari sisi nilai absolut, gap dengan Vietnam terpaut hingga hampir delapan kali lipat.

Amerika Serikat masih menjadi pasar utama kopi Indonesia dengan surplus dagang sebesar US$128 juta. Disusul Belgia (US$67 juta), Inggris (US$54 juta), Mesir (US$50 juta), dan Jerman (US$43 juta).

Negara-negara tersebut menunjukkan peningkatan permintaan signifikan, terutama Belgia (naik 368%) dan Inggris (naik 607%). Sayangnya, Vietnam menjadi mitra dagang dengan defisit terbesar bagi RI di sektor ini, minus US$32 juta.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation