Harga Batu Bara Terjun Bebas, India Jadi Biang Kerok

Revo M, CNBC Indonesia
11 June 2025 06:49
An Indian laborer smiles as she takes a break from loading coal into a truck in Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Seorang buruh India tersenyum ketika dia beristirahat saat memuat batu bara ke dalam truk di Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mengalami penurunan yang cukup signifikan di tengah rekor produksi listrik dari tenaga surya oleh negara India.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara Selasa (10/6/2025) tercatat sebesar US$105,85/ton atau turun 2,44% apabila dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (9/6/2025) yang sebesar US$108,5/ton.

Posisi ini merupakan yang terendah sejak 30 Mei 2025 atau sekitar 1,5 minggu terakhir.

Dikutip dari oilprice.com, India mencatat rekor produksi listrik tertinggi dari pembangkit listrik tenaga surya antara bulan Januari dan April, dengan produksi listrik tenaga surya melonjak hingga 32,4% dari tahun sebelumnya dan menjaga pembangkit listrik tenaga batu bara tetap stabil meskipun permintaan meningkat.

Rekor pembangkitan tenaga surya sebesar 57,8 terawatt jam (TWh) pada periode Januari hingga April ketika pembangkitan tenaga batu bara biasanya mencapai puncaknya dapat menyebabkan penurunan tahunan pertama dalam pembangkitan tenaga batu bara sejak tahun Covid 2020, catat kolumnis Reuters Gavin Maguire .

Sementara produksi tenaga surya melonjak ke rekor tertinggi, batubara tetap datar, dan pembangkitan listrik gas alam turun 27%, menurut data dari Ember yang dikutip oleh Maguire.

 

Setelah periode Januari-April, pembangkitan listrik tenaga batu bara India turun pada bulan Mei ke level terendah sejak 2020, karena kurangnya gelombang panas dan melonjaknya instalasi dan pembangkitan energi terbarukan menekan permintaan batu bara di sektor kelistrikan.

Melonjaknya pembangkitan tenaga surya dapat menandai dimulainya perubahan dramatis dalam bauran listrik di India, konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, di mana batu bara terus menyumbang sekitar 70% dari keluaran listrik.

Analisis Ember menunjukkan bahwa negara tersebut akan mencapai 42% pembangkitan listrik terbarukan pada 2030, menurut rencana saat ini.

"India telah membuat kemajuan signifikan dengan adopsi energi terbarukan yang cepat. Namun, negara ini kini menghadapi tantangan utama, memastikan pembangkit listrik bersihnya tumbuh cukup cepat untuk memenuhi permintaan yang meningkat," kata Neshwin Rodrigues, Analis Energi Senior di Ember.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation