
China vs AS Penuh Tanda Tanya, Investor Tunggu Kinerja Bank Mandiri

- Pasar Indonesia bergerak beragam, IHSG menguat sementara rupiah melemah
- Wall Street ditutup beragam di tengah wait and see investor terhadap laporan keuangan dan negoisasi perdagangan
- Sentimen dari AS dan China serta dalam negeri akan membayangi pergerakan pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam pada perdagangan kemarin. Bursa saham menguat berkat dorongan saham perbankan, sementara rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah ketidakpastian global.
Dengan pekan perdagangan yang lebih pendek akibat libur Hari Buruh pada Kamis mendatang, pelaku pasar bersiap menghadapi rilis data-data krusial yang dapat menentukan arah pasar selanjutnya. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca di halaman 3.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Senin kemarin (28/4/2025) dengan penguatan 0,66% ke level 6.722,97.
Kinerja ini memperpanjang reli dari pekan lalu, saat IHSG mencatat lonjakan mingguan 3,74%, terbaik di kawasan Asia-Pasifik. Saham-saham sektor keuangan dan energi memimpin penguatan, dengan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi kontributor terbesar setelah naik 2,67% dalam sehari.
Sepanjang pekan lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) telah melesat 6,08%, mengokohkan posisi saham-saham bank besar sebagai tulang punggung IHSG.
Dari sisi mata uang, rupiah justru kembali melemah. Nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp16.850/US$ pada Senin, melemah 0,15% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Padahal indeks dolar AS (DXY) hanya naik tipis ke 99,67, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap lambatnya perundingan tarif antara AS dan China.
Tekanan terhadap rupiah juga dipicu kekhawatiran atas ketatnya likuiditas domestik dan repatriasi dividen korporasi menjelang Mei.
Di pasar obligasi, minat beli investor masih bertahan. Yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun tercatat turun menjadi 6,898% pada penutupan kemarin, dibandingkan 6,918% pada akhir pekan lalu. Penurunan ini menunjukkan ekspektasi bahwa tekanan inflasi tetap dalam kendali, meskipun dinamika global masih perlu diwaspadai.
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Bursa tengah bersiap menghadapi minggu yang penuh sentiment dari laporan keuangan dan data ekonomi. Para investor juga menantikan perkembangan dalam negosiasi perjanjian dagang.
Indeks S&P ditutup naik 0,06% ke 5.528,75, mencatatkan kenaikan kelima berturut-turut. Nasdaq Composite turun 0,1% dan berakhir di 17.366,13. Dow Jones Industrial Average menguat 114,09 poin, atau 0,28%, dan berakhir di 40.227,59.
Empat dari perusahaan "Magnificent Seven" - yaitu Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft - sempat mengalami tekanan selama sesi perdagangan Senin menjelang laporan keuangan keuangan kuartalan mereka.
Apple dan Meta Platforms mengakhiri perdagangan dengan desikit menguat, masing-masing naik sekitar 0,4%. Microsoft turun 0,2% sementara Amazon melemah 0,7%.
Data FactSet menunjukkan hasil laporan keuangan untuk kuartal sebelumnya tergolong cukup kuat, dengan 73% perusahaan yang telah melaporkan mampu mengalahkan estimasi analis sejauh ini, sedikit di bawah rata-rata lima tahun sebesar 77%.
Namun demikian, Wall Street mulai menurunkan ekspektasi untuk kuartal kedua dan sepanjang tahun ini karena banyak perusahaan mengeluarkan panduan yang penuh ketidakpastian akibat tarif Presiden AS Donald Trump.
Pada Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent tidak memberikan banyak kejelasan mengenai arah tercapainya kesepakatan dagang dengan China, tetapi mengatakan bahwa beban untuk mengambil langkah ada di pihak China, bukan Amerika Serikat.
Bessent juga menyatakan bahwa ada kemajuan dalam beberapa proposal dagang lainnya, dengan menyebutkan bahwa kesepakatan dengan India mungkin akan menjadi salah satu yang pertama tercapai.
"Saya percaya bahwa kini giliran China untuk meredakan ketegangan, karena mereka menjual lima kali lebih banyak kepada kami dibandingkan kami kepada mereka, sehingga tarif 120% hingga 145% ini tidak dapat dipertahankan," kata Bessent dalam acara "Squawk Box" CNBC.
Komentar Bessent muncul setelah Trump mengatakan minggu lalu bahwa diskusi dengan China sedang berlangsung, membantah klaim Beijing bahwa tidak ada pembicaraan dagang antara kedua negara.
"Beberapa hari terakhir menunjukkan adanya tanda-tanda pelonggaran ketegangan dagang AS-China, dengan kedua belah pihak mulai mengurangi tarif tinggi yang diterapkan awal bulan ini, serta sinyal dari pihak AS untuk meredakan ketegangan," tulis ekonom Barclays, Jonathan Millar, dalam catatannya kepada CNBC International.
"Namun, ini baru sebatas wacana, dan kami tetap skeptis bahwa akan ada momentum konkret dalam pembicaraan dagang yang cukup untuk menghindari resesi di AS." Imbuhnya.
Minggu ini juga menandai berakhirnya April, yang menjadi bulan dengan pergerakan liar di pasar saham setelah Trump mengumumkan rencana tarif besar-besaran dan kemudian sedikit melunak terhadap beberapa tarif yang lebih keras.
Sepanjang April, S&P 500 ambruk lebih dari 1%, sekitar 10% di bawah titik tertingginya dalam 52 minggu yang dicapai pada akhir Februari. Dow diperkirakan akan turun lebih dari 4% hingga akhir bulan ini, sementara Nasdaq Composite naik sekitar 0,4%.
Indeks S&P 500 sempat memasuki pasar bearish pada 7 April dan sejak itu mengalami pemulihan tetapi masih gagal menembus level resistance kunci.
Minggu ini juga akan diramaikan oleh beberapa laporan penting mengenai pasar tenaga kerja serta data utama tentang inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Yang paling dinantikan adalah laporan nonfarm payrolls pada Jumat, sementara produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama dan indeks inflasi PCE atau konsumen AS akan dirilis pada hari Rabu.
Pekan ini, perhatian investor akan tertuju pada sejumlah data utama serta sentimen perang dagang. data dari ekonomi Amerika Serikat juga akan mempengaruhi sentimen perdagangan hari ini.
Laporan Tenaga Kerja JOLTs
Amerika Serikat akan mengumumkan data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTs) pada hari ini, Selasa (29/5/2025) untuk periode Maret 2025. Seperti diketahui, jumlah lowongan pekerjaan di Amerika Serikat menurun sebanyak 194.000 menjadi 7,568 juta pada Februari 2025, dari revisi naik sebelumnya sebesar 7,762 juta pada Januari, dan lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 7,63 juta.
Laporan JOLTS sangat penting bagi ekonomi AS karena menggambarkan jumlah posisi yang tersedia dan aktif direkrut oleh perusahaan, jumlah orang yang dipekerjakan dalam periode tertentu, dan jumlah orang yang keluar dari pekerjaan, baik karena mengundurkan diri (quits), dipecat/diputus kontraknya (layoffs and discharges), atau alasan lain.
Data JOLTs penting karena memberikan gambaran kesehatan pasar tenaga kerja: apakah pasar kerja ketat (banyak lowongan, sedikit pengangguran) atau longgar. data ini juga menjadi indikator utama bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil keputusan suku bunga, karena data ini terkait langsung dengan inflasi upah dan kekuatan ekonomi.
Perang Dagang China vs AS Penuh Tanda Tanya
China pada Senin kembali membantah bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan untuk menyelesaikan perang tarif dengan Amerika Serikat, setelah serangkaian pernyataan dari Presiden Donald Trump dan para pembantunya yang menyatakan bahwa negosiasi perdagangan sedang berlangsung.
"Izinkan saya menegaskan sekali lagi bahwa China dan AS tidak terlibat dalam konsultasi atau negosiasi apa pun terkait tarif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Guo juga tampaknya menolak klaim Trump, dalam wawancara dengan TIME pekan lalu, bahwa Presiden China Xi Jinping telah meneleponnya.
"Sejauh yang saya ketahui, tidak ada percakapan telepon antara kedua presiden baru-baru ini," kata Guo.
Penolakan tegas terbaru ini sejalan dengan sikap keras Beijing terhadap tarif besar-besaran sebesar 145% yang diberlakukan Trump terhadap impor dari China, salah satu pemasok utama barang ke AS.
Pejabat pemerintahan Trump, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, bersikeras bahwa AS berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenangkan perang dagang dibandingkan China.
Namun, para pemilik bisnis Amerika dan analis mulai mengkhawatirkan bahwa embargo perdagangan efektif terhadap China ini dapat segera menimbulkan konsekuensi ekonomi besar, termasuk kenaikan harga, kekurangan produk, dan penutupan toko.
Kinerja Bank Mandiri
Hari ini Bank Mandiri akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2025. Bank Mandiri adalah bank dengan aset terbesar di Indonesia. Laporan kinerja ini sangat ditunggu-tunggu karena akan mencerminkan seberapa kokoh industri perbankan sepanjang kuartal I-2025.
Prabowo Hadiri Townhall Meeting Danantara
Presiden Prabowo Subianto menghadiri Townhall Meeting Danantara Group di Jakarta. Dalam sambutannya, Prabowo mengajak seluruh ekosistem Danantara untuk mendukung agenda pembangunan nasional, khususnya di sektor pertanian dan hilirisasi sumber daya alam. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta guna mempercepat pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan.
Chairman Danantara Group, Rosan Roeslani, dalam kesempatan yang sama menyampaikan komitmen perusahaan untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan nasional.
Rosan menekankan pentingnya hilirisasi sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. "Bisnis kami akan terus fokus pada pengembangan sektor-sektor yang memberikan dampak langsung terhadap ekonomi daerah dan menciptakan peluang kerja yang lebih luas," ujar Rosan. Ia juga menyebutkan bahwa Danantara Group akan semakin intensif berinvestasi di sektor-sektor yang berorientasi pada peningkatan daya saing nasional.
Ia juga menekankan pentingnya membangun bisnis berbasis tata kelola yang baik untuk mendukung target Indonesia Emas 2045.
Danantara Group juga meresmikan kantor pusat baru di kawasan Sudirman, Jakarta. Kantor ini mengusung konsep collaborative working space yang modern dan inklusif, diharapkan mendorong sinergi lintas unit usaha dan mempercepat ekspansi bisnis ke sektor-sektor prioritas. Langkah ini juga menunjukkan optimisme Danantara terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
OJK Dorong Sinergi Hilirisasi Agrikultur dan Ekonomi Kreatif
Di sisi lain, pada hari yang sama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah. Dalam acara tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya sinergi antar sektor untuk memperkuat perekonomian daerah. Mahendra menyatakan bahwa sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
OJK juga memperkenalkan beberapa kebijakan baru, seperti penggunaan intellectual property sebagai agunan alternatif dan pengembangan produk asuransi parametrik untuk mengurangi risiko bencana alam yang sering dihadapi oleh sektor agrikultur.
Mahendra juga menjelaskan bahwa OJK telah melibatkan berbagai lembaga jasa keuangan (LJK) dalam membentuk ekosistem pembiayaan yang lebih komprehensif untuk mendukung sektor-sektor tersebut. "Kami juga akan memperkuat Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) dengan melibatkan lebih banyak kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sektor keuangan," kata Mahendra.
Pemerintah Buka Seleksi Wakil Ketua LPS
Pemerintah Indonesia mengumumkan pembukaan seleksi untuk posisi Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk periode 2025-2030. Proses seleksi ini bertujuan untuk memilih kandidat yang memiliki kemampuan untuk memperkuat tata kelola sistem keuangan dan meningkatkan kredibilitas lembaga tersebut.
Kepala Eksekutif LPS, Agus D.W. Martowardojo, mengungkapkan bahwa LPS perlu memperkuat peranannya dalam menjaga stabilitas sistem perbankan Indonesia melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lembaga tersebut. Pendaftaran dibuka hingga 8 Mei 2025, dan diharapkan dapat menghasilkan pemimpin baru yang mampu mengemban tanggung jawab besar dalam menjaga sistem perbankan Indonesia.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Paparan Kinerja Kuartal I 2025 Bank Mandiri kuartal I-2025 (18.05 WIB)
Rapat Koordinasi Teknis Perumahan Perdesaan
PT Bank Syariah Indonesia Tbk bermaksud akan menggelar konferensi pers terkait BSI Global Islamic Finance Summit 2025 bertema Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth pada:
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- Dividen: SSMS, PTRO, CUAN, CMRY, BTPS, MFIN
- Bonus: MFIN
- RUPS: KOTA, AUTO, WSKT, TUGU, AGRO, UNTD, ASBI, BIKE, YOII, LPGI, AMAG
- Public Expose: YOII
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
CNBC Indonesia Research
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. |
(emb/emb) Next Article Menanti Keputusan Suku Bunga BI, Pasar Rawan Terguncang?