Newsletter

Badai dari AS Mereda, Indikator Ekonomi Indonesia Malah Merana

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
16 April 2025 06:15
Infografis, Grafik Pergerakan Nilai Rupiah Sepekan
Foto: Presiden Prabowo Subianto disambut secara langsung oleh Raja Yordania, Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al Hussein saat tiba di Bandar Udara Militer Marka, Amman, Yordania, Minggu (13/4/2025). (Dok. Tim Media Presiden via Instagram/Prabowo)
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, IHSG terbang sementara rupiah melemah
  • Wall Street berakhir di zona merah
  • Tarif Trump dan pertumbuhan ekonomi China akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar keuangan pada perdagangan kemarin bergerak tak senada. Rupiah justru melemah di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bertahan dengan melesat lebih dari 1%. Saham konglomerat lagi-lagi menjadi penopang IHSG ditengah penurunan saham perbankan big caps.

Pergerakan IHSG dan rupiah diperkirakan akan kembali volatile meskipun hanya terdapat empat hari perdagangan pada pekan ini.

Meskipun hanya empat hari perdagangan, pekan ini cukup banjir sentiment yang dapat menjadi dorongan positif bagi pasar keuangan. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (15/4/2025) ditutup menguat 1,15% atau naik 73,16 poin ke 6.441,68. Ini merupakan reli penguatan empat hari beruntun IHSG sejak Kamis pekan lalu. Secara kumulatif sejak terakhir ditutup merah pada perdagangan Rabu (9/4/2025), IHSG telah menguat 7,94%.

Sebanyak 335 saham naik, 249 turun, dan 219 tidak bergerak.

Nilai transaksi mencapai Rp 13,66 triliun yang melibatkan 24,03 miliar saham dalam 1,19 juta kali transaksi. Investor asing masih mencatat net sell Rp 2,48 triliun.

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor perdagangan saham dibuka menguat, kecuali sektor kesehatan, teknologi dan konsumer primer yang mengalami kontraksi tipis. Adapun sektor dengan kenaikan tertinggi adalah energi sebesar 7,18%.

Saham emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources (BYAN), menjadi penggerak utama IHSG pada perdagangan kemarin dengan sumbangsih 51,7 indeks poin.

Saham BYAN yang pada akhir perdagangan Senin anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB), kemarin mampu berbalik arah naik 17,47% ke Rp 20.000 per saham atau nyaris menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Selain itu, emiten blue chip juga menjadi penopang utama gerak IHSG. PT Bank Central Asia (BBCA), PT Barito Renewable Energy (BREN), PT Chandra Asri Pacific Tbk, (TPIA), dan PT Telkom Indonesia (TLKM) tercatat masuk lima besar emiten penggerak pasar pada perdagangan kemarin.

Sentimen utama perdagangan kemarin masih datang dari ranah global yakni terkait aksi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China. Terbaru, presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda kenaikan tarif barang elektronik yang membuat mayoritas bursa Asia dibuka pada perdagangan kemarin.

Mengutip CNBC Internasional, Panduan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebut, Trump mengecualikan smartphone dan komputer serta perangkat dan komponen lain seperti semikonduktor dari tarif resiprokal barunya.

Namun, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada hari Minggu menyatakan bahwa pengecualian tersebut tidak bersifat permanen, sehingga menimbulkan lebih besar ketidakpastian.

Trump mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa produk-produk ini masih tunduk pada Tarif Fentanil 20% yang ada, dan mereka hanya pindah ke 'ember' Tarif yang berbeda.

Beralih ke rupiah, merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (15/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.810/US$, rupiah atau melemah 0,24%. Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan kemarin (14/4/2025) yang ditutup pada level Rp16.770/US$ atau menguat 0,12%.

Pelemahan rupiah terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS.

Dolar AS sedikit menguat setelah Presiden AS, Donald Trump pada Senin menyatakan bahwa ia mempertimbangkan pengecualian jangka pendek terhadap tarif 25% atas impor kendaraan buatan luar negeri. Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya ia mengumumkan pengecualian untuk ponsel pintar dan barang elektronik lainnya.

Namun, menurut analis strategi dari Pepperstone, Michael Brown, ia tetap akan menjual dolar setiap kali terjadi reli karena mata uang ini masih belum menunjukkan karakter sebagai aset safe haven, dan gagasan tentang keunggulan ekonomi Amerika Serikat (U.S. exceptionalism) kini "telah mati total."

Yang menarik, menurut Brown, sebagian besar aksi jual dolar dalam beberapa hari terakhir terjadi pada sesi perdagangan London dan Tokyo mengindikasikan bahwa investor internasional sedang mencari jalan keluar dari pasar AS.

Untuk sementara waktu, hal ini membuat mata uang Garuda cenderung tertekan meskipun secara umum apabila DXY terus terdepresiasi, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi rupiah.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Senin (14/4/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau melemah 0,27% di level 7,038%.

Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street akhirnya berakhir di zona merah pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia usai penguatan yang terjadi pada perdagangan sebelumnya. Ketidakpastian tarif membuat investor waspada terhadap pasar keuangan AS.

Pada penutupan perdagangan Selasa (15/4/2025), Dow Jones turun 0,38% di level 40.368,96, begitu pula dengan S&P 500 melemah 0,17% di level 5.396,60, dan Nasdaq terdepresiasi 0,05% di level 16.823,17.

Saham AS berakhir sedikit lebih rendah pada hari Selasa karena ketidakpastian tarif tetap tinggi dan saham perusahaan konsumen serta perawatan kesehatan mereda, sementara hasil optimis dari beberapa bank memberikan beberapa dukungan.

Hasil kuartalan dari perusahaan termasuk Bank of America (BAC.N) dan Citigroup (C.N) mengangkat indeks keuangan (SPSY) yang memimpin kenaikan sektor S&P 500.

Namun, eksekutif bank memperingatkan bahwa belanja konsumen AS menghadapi risiko besar jika pergolakan yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump berlanjut.

Pengajuan Federal Register pada Senin menunjukkan pemerintahan Trump juga melanjutkan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada sektor tersebut.

Trump mengumumkan tarif besar-besaran pada tanggal 2 April, memicu kekacauan di pasar dan memicu kekhawatiran tentang perang perdagangan global dan kemungkinan resesi. Investor tidak dapat fokus pada hal lain sejak saat itu.

"Kinerja keuangan beberapa perusahaan cukup baik, tetapi kini pasar dibebani oleh tarif dan ketidakpastian perdagangan dan itu adalah satu-satunya katalis yang penting saat ini," ujar Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.

Saham Johnson & Johnson (JNJ.N) berakhir lebih rendah setelah perusahaan gagal memenuhi estimasi penjualan perangkat medis, meskipun mengalahkan estimasi Wall Street untuk pendapatan dan laba kuartal pertama.

Trump telah mengisyaratkan kemungkinan pengecualian untuk tarif 25% yang dikenakan pada impor mobil dan suku cadang mobil, sementara Kanada pada hari Selasa mengatakan akan memberikan keringanan kepada produsen mobil dan pabrikan dalam negeri di sektor tertentu dari tarif balasan asalkan mereka memenuhi persyaratan tertentu.

Barclays pada hari Selasa menurunkan peringkat sektor mobil dan mobilitas AS, dengan mengatakan bahwa tarif Trump dapat menekan pendapatan produsen mobil. Saham Ford (F.N) ditutup lebih rendah.

Sementara dari sektor perawatan kesehatan, saham Merck & Co (MRK.N) juga ditutup lebih rendah.

Laba Bank of America melampaui estimasi untuk kuartal pertama seiring dengan meningkatnya pendapatan bunga, dan sahamnya naik tajam.

Laba untuk periode kuartal pertama baru saja dimulai. Perubahan kebijakan perdagangan AS mengaburkan prospek perusahaan, dan para ahli strategi memperkirakan para eksekutif enggan memberikan panduan laba.

Kepala eksekutif Johnson & Johnson mengatakan bahwa tarif pada produk farmasi dapat menciptakan gangguan pada rantai pasokan dan bahwa kebijakan pajak yang menguntungkan akan menjadi alat yang lebih efektif untuk meningkatkan kapasitas produksi obat-obatan dan peralatan medis di AS.

Analis teknis lebih memperhatikan grafik mereka setelah rata-rata pergerakan 50 hari S&P 500 turun di bawah DMA-200 pada hari Senin, menghasilkan pola "death cross" yang menunjukkan koreksi jangka pendek dapat berubah menjadi tren penurunan jangka panjang.

Pelaku pasar Indonesia akan menjalani perdagangan pendek pekan ini karena ada hari libur pada Jumat (18/4/2025) sebagai hari libur untuk perayaan Jumat Agung. Meskipun hanya empat hari perdagangan, justru dalam pekan ini terdapat banyak data-data ekonomi yang akan menjadi dorongan pergerakan pasar keuangan Tanah Air.

Penguatan IHSG yang terjadi selama empat hari beruntun dapat memicu aksi taking profit menjelang libur panjang. Kembali merahnya Wall Street bisa menjadi sentimen buruk bagi pasar keuangan Indonesia hari ini.

Sejumlah indikator ekonomi Indonesia justru menunjukkan tren pelemahan seperti penjualan mobil dan indeks keyakinan konsumen hingga penjualan rokok. Kondisi ini bisa membayangi pergerakan IHSG dan rupiah hari ini.

Negosiasi Kabinet Prabowo ke AS

Presiden Prabowo Subianto mengirimkan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih untuk negosiasi tarif dagang yang dikenakan AS ke Indonesia sebesar 32%. Agenda negosiasi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terjadwal pada 16-23 April 2025.

Selama 90 hari penundaan pengenaan tarif dagang yang diberlakukan Trump dengan tenggat waktu sampai 9 Juni 2025, Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan masa itu untuk bernegosiasi. Tim negosiasi menteri itu mulai terbang ke Washington DC sejak kemarin hingga hari ini.

Menteri yang menjadi delegasi tim negosiasi terdiri dari enam orang, yakni Menteri Luar Negeri Sugiono yang telah terbang ke AS sejak kemarin, Airlangga Hartarto yang dijadwalkan terbang hari ini lalu disusul oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Para delegasi akan bernegosiasi dengan pihak US Trade Representative (USTR), Secretary of Treasury, dan Secretary of Commerce di Washington DC. Isi negosiasi dengan mereka akan seputar non-paper proposal terkait dengan tarif, Non-Tariff Measures (NTMs), kerja sama perdagangan dan investasi, hingga terkait sektor keuangan.

Berikut ini beberapa poin negosiasi Indonesia dengan AS.

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Pemerintah memastikan relaksasi kewajiban TKDN untuk produk impor dari AS hanya sebatas barang dari sektor industri teknologi, informasi, dan komunikasi atau ICT (misalnya GE, Apple, Oracle, Microsoft).

Relaksasi kebijakan TKDN untuk barang ICT dari AS tidak akan membuat perusahaan dari negara lain di luar AS akan angkat kaki dari Indonesia, yang selama ini sudah konsisten memenuhi ketentuan TKDN yang persentasenya 35% seperti untuk produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT).

2. Kurangi PPN dan PPh Impor

Keputusan pemerintah untuk merelaksasi besaran tarif pajak pertambahan nilai atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor untuk barang dari AS akan berlaku umum.

Indonesia melakukan negosiasi dengan AS karena AS yang merasa defisit perdagangan antara mereka dengan Indonesia sebesar US$18 miliar akibat beban tarif PPN Impor dan hambatan perdagangan non tarif.

Tidak hanya soal PPN, Sri Mulyani sebelumnya telah buka-bukaan tentang rencana pemerintah untuk mengurangi pajak penghasilan (PPh) impor, dan bea masuk dari AS, imbas pengenaan tarif dagang yang dikenakan Presiden AS Donald Trump ke Indonesia sebesar 32%. Namun, Sri Mulyani tak menyinggung soal rencana pengurangan tarif PPN Impor.

Rencananya, tarif PPh 22 Impor yang sebesar 2,5% (seperti untuk barang yang memiliki Angka Pengenal Importir atau API) akan dipangkas menjadi hanya 0,5%, dan terbatas untuk produk elektronik, seluler, dan laptop. Sedangkan, untuk bea masuk dengan tarif 5%-10% akan dipangkas menjadi kisaran 0%-5%.

3. Investasi

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan mengirim perusahaan milik negara untuk berinvestasi di Amerika Serikat (AS), sebagai bahan negosiasi tarif yang dikenakan Presiden AS Donald Trump ke Indonesia sebesar 32%.

Perusahaan BUMN yang didorong untuk investasi itu bergerak di sektor minyak dan gas bumi atau migas, serta teknologi informasi atau IT untuk investasi di Amerika Serikat.

4. RI Tambah Impor US$18-19 Miliar

Pemerintah Indonesia menjanjikan tambahan impor dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$18-19 miliar.

Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah komoditas yang menjadi target impor dari AS. Barang impor yang selama ini Indonesia serap dari AS berupa agrikultur, mulai dari wheat atau gandum, hingga soybean atau kedelai.

Oleh-Oleh Prabowo Usai Kunjungan Kerja

Belum lama ini, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara, yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar hingga Yordania. Prabowo pun membawa oleh-oleh beberapa kesepakatan ekonomi dari deretan kunjungannya tersebut.

Berikut daftar Kerjasama yang didapatkan untuk Indonesia:

1. Kesepakatan Kendaraan Tempur

Prabowo mengatakan Indonesia akan ikut serta dalam pengembangan kendaraan tempur canggih dengan Turki. Keinginan tersebut disampaikan Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Melalui kerja sama itu, Prabowo menyatakan Indonesia ingin ikut serta dalam mengembangkan jet tempur canggih KAAN dan juga kapal selam dengan Turki.

2. Investasi Rp33 triliun bersama Danantara

Dalam kunjungan kerja Presiden Prabowo di timur tengah, Prabowo juga menerima komitmen investasi besar dari Qatar. Prabowo mengatakan, Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani ingin berinvestasi pada suatu proyek bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Prabowo mengatakan bahwa Emir Qatar akan berinvestasi US$ 2 miliar atau Rp 33,4 triliun (kurs Rp 16.700) bersama Danantara. Investasi dilakukan dengan menggabungkan satu dana bersama antara kedua belah pihak.

Sayangnya, Prabowo tak merinci proyek apa yang akan diinvestasikan bersama Danantara. Hanya saja dia menegaskan hal ini bakal ditindaklanjuti segera.

3. Dapat Bahan Baku Pupuk Murah

Saat melakukan perjalanan kerja ke Yordania, Prabowo mengungkapkan Indonesia akan menjadi langganan untuk membeli bahan baku pupuk dari negara tersebut. Menurutnya, mulai dari fosfat hingga potash bisa didapatkan dengan harga yang murah di Yordania.

Konsumsi RI Terus Tertekan

Kepercayaan konsumen di Indonesia justru ambles di tengah momen Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Turunnya kepercayaan konsumen ini menjadi sinyal negatif bagi ekonomi.

Bank Indonesia (BI), pada Selasa (15/4/2025) telah merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2025 yang tercatat sebesar 121,1 atau turun 5,3 poin dibandingkan Februari 2025.

Posisi IKK pada Maret 2025 setara dengan Oktober 2024. Jika ditarik lebih jauh, hal ini merupakan yang terendah sejak Desember 2022 atau sekitar 2,5 tahun terakhir yang pada saat itu tercatat sebesar 119,9.

Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) mencerminkan perasaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, menunjukkan arah perekonomian yang diprediksi konsumen, dan memprediksi perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga.

Penurunan IKK ini juga terjadi bersamaan dengan tergelincirnya angka Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing turun sebesar 3,6 dan 7,0 poin menjadi 110,6 dan 131,7.

IKK sering kali menunjukkan pola tertentu selama Ramadan. Biasanya, menjelang Ramadan, IKK cenderung meningkat karena optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi masyarakat untuk kebutuhan berbuka puasa, sahur, dan persiapan Idul Fitri, seperti membeli pakaian baru atau makanan khas serta datangnya Tunjangan Hari Raya (THR).

Namun, pada tahun ini, IKK mengalami sedikit penurunan karena beberapa faktor, seperti ketidakpastian ekonomi dan daya beli masyarakat yang melemah. Hal ini terlihat dari data Bank Indonesia yang menunjukkan penurunan IKK pada Februari 2025 dibandingkan Januari 2025, maupun IKK pada Maret 2025 dibandingkan Februari 2025.

Penjualan Mobil Lesu

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan wholesales mobil nasional pada Maret 2025 turun ke level 70.909 unit (-5,1% YoY, -1,9% MoM) dibandingkan Maret 2024 sebesar 74.720 unit. Penurunan terjadi seiring pergeseran seasonality terkait Lebaran dan IIMS 2025.

Hasil tersebut membuat penjualan wholesales mobil nasional selama 3M25 mencapai 205.136 unit (-4,7% YoY), relatif sejalan dengan ekspektasi karena setara 23-27% dari target 2025 Gaikindo di kisaran 750.000-900.000 unit.

Salah satu penyebab anjloknya penjualan mobil karena masih lesunya daya beli masyarakat dan kekhawatiran atas ketidakpastian terhadap Opsen Pajak.

Penjualan Ritel Indonesia

Pada hari ini Rabu (16/4/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel Indonesia periode Februari 2025. BI memperkirakan penjualan ritel akan menurun pada periode tersebut. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diperkirakan terkontraksi sebesar 0,5% (yoy) pada peridoe tersebut, setelah meningkat 0,5% (yoy) pada periode sebelumnya.

PDB China

Hari ini, Rabu (16/4/2025), China akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) periode kuartal I 2025. Perekonomian China kemungkinan melambat pada kuartal pertama sementara pertumbuhan 2025 diperkirakan akan tertinggal dari laju tahun lalu, menurut jajak pendapat Reuters, meningkatkan tekanan untuk lebih banyak stimulus karena melonjaknya tarif AS mengancam akan memberikan pukulan telak bagi raksasa Asia tersebut.

Perekonomian terbesar kedua di dunia, yang mengalami awal yang sulit tahun ini, menghadapi salah satu tantangan terbesarnya terhadap stabilitas dan pertumbuhan keuangannya karena Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif atas barang-barangnya ke tingkat yang sangat tinggi.

Pertumbuhan produk domestik bruto pada kuartal pertama diperkirakan sebesar 5,1% (yoy), melambat dari 5,4% pada kuartal Oktober-Desember, menurut jajak pendapat Reuters yang melibatkan 57 ekonom pada hari Jumat.

Pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan melambat lebih jauh menjadi 4,5% pada tahun 2025, dibandingkan dengan laju 5,0% tahun lalu, menurut perkiraan median dalam jajak pendapat tersebut, yang lebih rendah dari target resmi sekitar 5,0%.

Produksi Rokok Turun

Produksi rokok Indonesia pada Maret atau selama Ramadhan 2025 mencapai 24,4 miliar batang. Jumlah ini turun dibandingkan Februari 2025.

Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan produksi rokok pada Maret 2025 yang mencapai 24,4 miliar tersebut turun 9,6% atau hampir 10% dibandingkan Februari tahun ini (month to month/mtm). Produksi tersebut juga turun 12,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • Press Conference & Launching Program Undian rejeki wondr by BNI yang akan dilaksanakan di Lobby Menara BNI, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Direktur Consumer Banking BNI dan Direktur Network & Retail Funding BNI (11.00 WIB)

  • Konferensi pers Kementerian Koperasi bersama Asosiasi Perusahaan Penjaminan Daerah (Aspenda) perihal Keterlibatan Lembaga Penjamin Daerah untuk menjamin pembiayaan dalam pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Press Room Lantai 1, Kemenkop, Jakarta Selatan (09.30 WIB)

  • Press Conference The European Parliament's Committee on International Trade Visit to Jakarta di Menara Astra, Jakarta Pusat (16.00 WIB)

  •  Ritel Indonesia Februari 2025
  •  Produk Domestik Bruto (PDB) China periode kuartal I 2025

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw) Next Article Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular