Batu Bara Kehabisan 'Bensin', Gegara India Fokus EBT

rev, CNBC Indonesia
03 April 2025 08:26
Restaurants along a food street use coal hearths in Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Saturday, Sept. 25, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: India (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara memutuskan tren penguatan yang telah terjadi selama lima hari beruntun. Ini terjadi di tengah semakin bold niat dari India untuk meningkatkan pembangkitan energi dari sumber terbarukan.

Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara 2 April 2025 tercatat sebesar US$105/ton atau turun 2,23%. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan 1 April 2025, harga batu bara berada di kisaran US$107,4/ton.

Depresiasi harga batu bara ini terjadi setelah mengalami kenaikan selama lima hari beruntun.

Diketahui sebelumnya, Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, baru-baru ini menegaskan kembali janjinya untuk lebih dari dua kali lipat kapasitas energi terbarukan negaranya saat ini. Dilansir dari powermag.com, dalam pidatonya di konferensi India Energy Week 2025 di New Delhi, ia menyampaikan kepada para delegasi bahwa ia ingin meningkatkan pembangkitan energi dari sumber terbarukan hingga setidaknya 500 GW.

Modi menyebut ada lima "pilar utama" untuk mencapai tujuan tersebut. Yakni ketersediaan sumber daya, tenaga kerja terampil, kekuatan ekonomi, stabilitas politik, dan geografi strategis.

Ia menegaskan bahwa pengembangan energi yang lebih besar adalah kebutuhan bagi perekonomian India. Di mana ia menekankan bahwa energi terbarukan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi negara.

Saat ini, India merupakan negara penghasil tenaga surya terbesar ketiga di dunia, setelah China dan Amerika Serikat (AS). Pejabat pemerintah pada Februari lalu mengungkapkan bahwa kapasitas pembangkit tenaga surya yang terpasang di seluruh negeri kini telah melampaui 100 GW.

Data pemerintah menunjukkan bahwa sektor tenaga surya di India telah mengalami peningkatan kapasitas sebesar 3.450% dalam satu dekade terakhir, naik dari hanya 2,82 GW pada tahun 2014. Hingga akhir Januari, kapasitas tenaga surya yang telah terpasang mencapai 100,33 GW, dengan 84 GW sedang dalam tahap konstruksi, dan sekitar 47,5 GW dalam tahap penawaran.

Tahun lalu saja, India berhasil menambahkan 24,5 GW kapasitas tenaga surya baru. Dengan semakin galaknya peningkatan energi dari sumber terbarukan, artinya sumber energi dari fosil semakin ditinggalkan dan menjadi hal negatif bagi harga batu bara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation