Bak Neraka! Ini 6 Kisah Mudik Paling Mengerikan dalam Sejarah RI

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 March 2025 08:40
Kendaraan terjebak kemacetan di KM 48 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Jawa Barat, Senin (15/4/2024).
Foto: Pemotor memadati Pelabuhan Merak, Banten, di puncak arus mudik, Sabtu (30/4) dini hari. Ramainya pemudik motor ini bak 'lautan' kendaraan. (Andhika Prasetya/Detikcom)

3. Kemacetan Parah di Simpang Jomin, Cikampek

Jauh sebelum ada Tol Cipali, orang-orang yang ingin melakukan mudik melewati Pantura bagi kendaraan roda empat atau lebih pasti akan melewati Simpang Jomin.

Simpang Jomin merupakan simpul di ujung Jalan Tol Cikampek dan merupakan simpul satu-satunya bagi kendaraan roda empat atau lebih yang ingin melewati jalur Pantura dari tol Cikampek. Sehingga mau tidak mau kendaraan dari Tol Cikampek harus melewati simpang ini.

Namun, karena banyaknya persimpangan dan bertemu arus dari arteri Karawang Timur, maka seringkali kemacetan parah terjadi disini. Bahkan, kemacetan yang terjadi di Simpang Jomin terkadang mengular ke Tol Cikampek sejak simpang susun Cipularang atau Dawuan Karawang.

Banyak pemudik yang terjebak di Simpang Jomin hingga seharian karena saat itu tidak ada jalur lain selain melewati alternatif.

Bahkan, dalam sebuah mudik, lalu lintas Karawang Timur hingga Simpang Jomin yang jaraknya hanya 27 km ditempuh dalam 9 jam. Padahal, pada hari-hari biasa, Karawang Timur-Simpang Jomin dapat ditempuh dalam 30 menit saja.

Kemacetan Parah di Simpang Jomin (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Kemacetan Parah di Simpang Jomin (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Kemacetan Parah di Simpang Jomin (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Akibatnya, pemudik banyak yang menghindari keluar gerbang Tol Cikampek, mereka memilih keluar gerbang Tol Dawuan dan gerbang Tol Karawang Timur. Ada pula pemudik yang menggunakan pribadi dan bus keluar dari gerbang Tol Karawang Barat.

Pemudik yang keluar gerbang Tol Dawuan tidak bisa langsung masuk ke jalur menuju simpang Jomin. Tetapi terlebih dahulu harus melintasi jalan arteri Karawang dan memutar arah di Bundaran Pertamina Dawuan.

Di titik putaran arah itu, terjadi pertemuan arus antara kendaraan yang memutar arah dengan kendaraan pemudik yang melintasi jalan arteri Karawang menuju jalur Pantura keluar gerbang Tol Karawang Timur.

Atas kondisi itu, terjadi kemacetan panjang menuju jalur Pantura melintasi simpang Jomin. Akibat kemacetan parah tersebut, banyak pemudik yang sampai mematikan mesin mobilnya saat itu. Bahkan, banyak pula pemudik yang sampai keluar mobil, sambil menunggu normalnya arus lalu lintas.

4. Kemacetan Parah di Cagak Nagreg

Masyarakat Jawa Barat pasti sudah tidak asing lagi dengan kawasan Jalur Nagreg di Kabupaten Bandung. Jalan lintas yang berbatasan dengan wilayah Garut itu selalu dipastikan ramai setiap momen mudik Lebaran.

Sebelum adanya Lingkar Nagreg, kemacetan parah juga kerap terjadi di kawasan Nagreg. Bahkan, kemacetan panjang juga mengular hingga Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Hal ini karena sebelum adanya Lingkar Nagreg, arus lalu lintas tergabung menjadi satu dan secara bersamaan melewati tanjakan atau turunan Cagak Nagreg. Belum lagi, kendaraan juga pasti melewati perlintasan sebidang Nagreg.

Kendaraan dari arah timur menuju barat harus melewati tanjakan yang cukup terjal dan seringkali kendaraan mengalami mogok. Sebaliknya, kendaraan dari barat menuju timur harus melewati turunan yang tajam ketika melewati Cagak Nagreg.

Alhasil, kemacetan pun tak terhindarkan karena pertemuan arus. Ditambah, adanya perlintasan kereta api juga turut memperparah kemacetan Nagreg saat itu.

Jalur Laternatif Cikampek-Purwakarta-Bandung & Bandung-Nagrek-Garut-Tasikmalaya (dok. Dirjen Bina Marga Kemterian PUPR)Foto: Jalur Laternatif Cikampek-Purwakarta-Bandung & Bandung-Nagrek-Garut-Tasikmalaya (dok. Dirjen Bina Marga Kemterian PUPR)
Jalur Laternatif Cikampek-Purwakarta-Bandung & Bandung-Nagrek-Garut-Tasikmalaya (dok. Dirjen Bina Marga Kemterian PUPR)

Namun, setelah adanya Lingkar Nagreg, pemisahaan arus lalu lintas pun terjadi, di mana kendaraan dari barat ke timur akan tetap melewati Cagak Nagreg, sedangkan kendaraan sebaliknya diarahkan ke Lingkar Nagreg.

Meski sudah terpisah, tetapi nyatanya tak jarang kemacetan Nagreg masih terjadi. Hal ini karena kendaraan dari barat masih akan melintasi perlintasan Nagreg, sehingga simpul kemacetan masih akan ada selama perlintasan sebidang tersebut masih ada.

Tetapi untuk kendaraan dari timur, kini tak lagi mengalami kemacetan karena tidak bertemu lagi dengan arus kendaraan dari barat.

(mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular