
The Fed & BI Kompak Tahan Suku Bunga, Badai Bakal Reda Atau Menggila?

Pasar keuangan bergerak variatif, IHSG sudah berahsil rebound, tetapi rupiah dan obligasi masih kontraksi.
Wall Street kompak menguat usai pengumuman The Fed
Hari ini pasar masih akan kena efek keputusan suku bunga dan menanti sejumlah data pasar tenaga kerja AS sampai uang beredar M2 Indonesia.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air bergerak beragam pada kemarin Rabu (18/3/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound, tetapi rupiah dan obligasi masih di zona merah.
Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan suku bunga. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada kemarin berakhir di posisi 6.311,66, berhasil rebound 1,42%, mengakhiri zona merah yang terjadi empat hari beruntun.
Nilai transaksi yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin mencapai Rp14,10 triliun dengan saham terlibat sebanyak 18,33 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 1,10 juta kali. Adapun 352 saham yang menguat, 209 saham melemah, dan sisanya 241 saham stagnan.
Seluruh sektor kompak menguat. Utilitas memimpin dengan penguatan 5% dan diikuti oleh teknologi 4,73% serta bahan baku 4,28%.
Pada perdagangan kemarin, saham konglomerat berada di zona hijau, setelah sehari sebelumnya terpuruk dan menyebabkan IHSG ambruk. Saham DCI Indonesia (DCII) kembali menyentuh auto reject atas (ARA) atau naik 20% ke level 138.950. Emiten Toto Sugiri menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi 30,56 indeks poin.
Begitu pula dengan saham Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Pacific PT Tbk (TPIA), PT Barito Renewables Energy (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan Petrosea (PTRO). Bila digabung keempat saham tersebut menyumbang 31,49 indeks poin terhadap kenaikan IHSGi.
Selain saham konglomerat, emiten perbankan juga membantu IHSG pulih. Saham Bank Mandiri BMRI menyumbang 14,3 indeks poin, Bank Rakyat Indonesia /BBRI 7,68 indeks poin, dan Bank Central Asia//BBCA 4,88 indeks poin.
Kontras dengan IHSG, pergerakan pasar nilai tukar RI malah terjerembab di zona merah.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu ditutup pada posisi Rp16.520/US, melemah 0,61%.
Rupiah melemah usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengumumkan bahwa BI menahan suku bunganya di bulan ini dan kembali tertekan the greenback yang yang menguat 0,42% menjadi 103,24 pada perdagangan Rabu kemarin sampai pukul 14.57 WIB.
Sebagai catatan, BI rate pada Maret 2025 tetap 5,75%. Ini sejalan dengan perkiraan inflasi ke depan dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025).
"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025-2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1%, stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," terang Perry.
BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility juga tetap menjadi sebesar 5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Beralih ke pasar obligasi yang juga terpantau kembali kontraksi.
Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin, yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun naik ke posisi 7,09%. Posisi tersebut adlah yang tetringgi sejak 25 Januari 2025.
Kenaikan yield itu menandai sudah terjadi selama delapan hari beruntun.
Sebagai catatan, pergerakan yield dengan harga pada obligasi itu bergerak berlawanan arah. Jadi, ketika yield itu naik maka harga surat utang itu tengah mengalami penurunan alias banyak dijual investor.
Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menguat di perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Bursa saham menyambut positif keputusan bank sentral AS The Fed yang menahan suku bunga di level 4,25-4,50%.
Indeks Dow Jones menguat 383,32 poin atau 0,92% dan ditutup di 41.964,63. Indeks S&P 500 melonjak 1,08% dan berakhir di 5.675,29, sementara Nasdaq Composite naik 1,41% menjadi 17.750,79.
Bank sentral mempertahankan suku bunga dana federal dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Meskipun demikian, The Fed tetap memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga dalam sisa tahun ini, seraya mencatat bahwa "ketidakpastian terhadap prospek ekonomi telah meningkat."
"Ekonomi secara keseluruhan kuat dan telah membuat kemajuan signifikan menuju tujuan kami dalam dua tahun terakhir," kata Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah pengumuman keputusan tersebut, dikutip dari CNBC International.
"Kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, dan inflasi telah bergerak lebih dekat ke target jangka panjang kami sebesar 2%, meskipun masih sedikit tinggi." Imbuhnya.
Pada akhirnya, para pelaku pasar menyambut baik keputusan The Fed yang mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, serta pernyataan Powell bahwa ekonomi tetap kuat. Dia juga menyebutkan bahwa dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan hanya bersifat sementara.
"Hal paling penting yang harus diakui adalah bahwa informasi yang disampaikan hampir sesuai dengan ekspektasi," ujar Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management, kepada CNBC International.
"Dua musim panas berturut-turut menunjukkan inflasi melemah dari perkiraan, sementara dua musim dingin dan musim semi berturut-turut menunjukkan inflasi lebih tinggi. Ini mengindikasikan ada pola musiman yang belum sepenuhnya tercermin dalam data."imbuhnya.
Keputusan The Fed ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan mitra dagang utamanya. Presiden Donald Trump awal bulan ini memberlakukan tarif pada barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Kanada dan China kemudian membalas dengan tarif mereka sendiri.
Sementara itu, pengecualian sementara Trump terhadap beberapa barang impor dari Kanada dan Meksiko akan berakhir pada 2 April.
Investor baru saja mengalami hari yang sulit pada Selasa, ketika aksi jual besar-besaran di pasar kembali terjadi setelah dua sesi kemenangan berturut-turut. Dow dan S&P 500 kini masing-masing turun lebih dari 6% dan 7% dari level tertinggi penutupan terbaru mereka. Sementara itu, Nasdaq berada sekitar 12% di bawah rekor penutupan tertingginya.
Pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Kamis hari ini (20/3/2025) masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, mulai dari efek suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed, sampai penantian suku bunga China, uang beredar M1 Indonesia, dan update pasar tenaga kerja AS.
Kejelasan kebijakan BI dan The Fed diharapkan menjadi kabar baik pekan ini dan mampu menghentikan badai demi badai yang mengguncang pasar keuangan Indonesia. Dengan keputusan tersebut maka setidaknya faktor ketidakpastian mulai melandai. Namun, investor bisa melihat hal ini juga sebagai sebuah ancaman.
Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi perdagangan pasar hari ini :
BI Rate Ditahan Lagi
Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75%, seusai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Maret 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga tekanan inflasi sesuai target pada tahun ini dan tahun depan sebesar 2,5% plus minus 1%, mempertahankan stabilitas kurs, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai perkiraan di kisaran 4,7%-5,5% pada 2025.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Pengumuman suku bunga acuan kredit China
Pengumuman suku bunga the Fed
Uang Beredar M2 oleh Bank Indonesia (BI)
Update penambahan klaim pengangguran AS secara mingguan
Konferensi pers Menteri Komunikasi dan Digital terkait Posko Bersama Arus Mudik Idul Fitri 1446H Tahun 2025 yang akan dilaksanakan di Ruang Media Center Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat (08.30 WIB)
Konferensi pers dukungan dan kesiapan BUMN untuk sektor energi, minyak dan gas dalam rangka Ramadan & Idulfitri 1446 H di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta Pusat. Turut hadir Direktur Utama PLN dan Direktur Utama Pertamina (09.30 WIB)
Audiensi KSPI dan Partai Buruh dengan Menteri Ketenagakerjaan di halaman kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan (11.00 WIB)
Public Expose Tahunan PT Temas Tbk. secara daring via aplikasi zoom meeting (10.45 WIB)
Silaturahmi Ramadan & Buka Puasa PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) di The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan. Turut hadir Direktur Utama WIFI dan Ketua APJII (17.00 WIB)
Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) 2025 di OCBC Tower, Jakarta Selatan. Turut hadir jajaran direksi OCBC NISP (11.00 WIB)
Press conference Jenius Peluncuran Fitur Terbaru: Cash Cow dan Bayar & Nabung di Pullman Jakarta - Thamrin, Gallery Room, Jakarta Pusat. Narasumber: Digital Banking Product & Innovation Head SMBC Indonesia (16.00 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
RUPS BSMT dan NISP
Cum date dividen BBCA
Pubiic Expose NISP
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn) Next Article Bersiaplah! 3 "Badai" Bisa Guncang Pasar Hari Ini