Newsletter

Inflasi AS Melonjak: Awas! Indonesia Bisa Ikut Tanggung Derita

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
13 February 2025 06:15
Bendera Amerika Serikat
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Penguatan yang terjadi pada IHSG dan rupiah pada perdagangan kemarin Rabu (12/2/2025) mendorong optimisme pasar keuangan Tanah Air hari ini kembali sumringah. Mengingat kini sudah emiten-emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai ramai merilis kinerja keuangan.

Hari ini pasar keuangan juga di dorong oleh beberapa sentimen positif dari dalam negeri hingga sentimen dari luar negeri. Namun, lonjakan inflasi AS bisa mmbebani rupiah hingga IHSG hari ini.

Inflasi AS

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%.

Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Kenaikan inflasi dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur. Harga telur melonjak 53% setahun dan 15,2% sebulan karena terjadi kekurangan yang meluas akibat wabah flu burung yang mematikan.

Dengan adanya lonjakan inflasi maka harapan pelaku pasar untuk melihat pelonggaran suku bunga secara signifikan akan sirna. Inflasi merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.
"Mimpi buruk mengenai inflasi belum berakhir untuk konsumen, bisnis, dan investor. Mungkin ada faktor musiman yang mendorong harga naik lebih cepat pada Januari. Ini jelas berita untuk pejabat The Federal Reserve,"," kata Chris Rupkey, kepala ekonom di FwdBonds, kepada CNBC International.

Pidato Powell
Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jeriime Powell menyampaikan testimoni tahunan di depan Komite Layanan Keuangan DPR pada Rabu waktu AS. Powell mengatakan bahwa data CPI terbaru menunjukkan kemajuan tetapi masih di bawah target kisaran 2%.

"Kami ingin menjaga kebijakan yang restriktif untuk saat ini," ujar Powell, dikutip dari CNN Business.

Dia juga kembali menegaskan jika The Fed tidak terburu-buru untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Pernyataan Powell ini mengindikasikan jika pelonggaran The Fed akan terbatas. The Fed memutuskan menahan suku bunga di 4,25-4,50% pada Januari 2025 setelah sebelumnya membabat suku bunganya tiga kali beruntun pada tahun lalu secara berturut-turut yakni pada September (50 bps), November (25 bps), dan Desember (25 bps).

Pelaku pasar kini melihat pemangkasan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi sampai setidaknya September, jika memang ada pemotongan tahun ini. Ekspektasi ini sudah jauh bergeser dari sebelumnya di Juni.

Kemungkinan pemotongan suku bunga kedua adalah sebelum akhir tahun.

Merujuk CME Tool, proyeksi pemotongan di Maret kini hanya 2,5%, sebesar 13,2% di Mei, sebesar 22,8% di Juni dan 41,2% di Juli. Proyeksi meningkat emnjadi 55,9% di September.

Rilis Kinerja Bank BRI

Pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kini sudah mulai menunjukkan pembalikkan arah positif usai naik selama dua hari beruntun. Pasalnya kenaikan saham BBRI diperpanjang usai perseroan merilis kinerja keuangannya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun, naik tipis atau 0,36% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% yoy dari setahun sebelumnya Rp137,40 triliun.

Bank BRI berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.355 triliun. Portofolio kredit Bank BRI masih didominasi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kemudian, dari sisi penyaluran kredit BRI dan pinjaman syariah yang tercatat sebesar Rp1.348,21 triliun, tumbuh 7,98% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 215,01%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 67,30%.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi BRI sebesar 89,39% sepanjang tahun lalu.

Aset BRI pun tercatat tumbuh 1,42% yoy menjadi Rp1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024.

Penjualan Ritel RI Naik

Bank Indonesia (BI) telah merilis kinerja ritel atau penjualan di Indonesia yang tercatat masih tumbuh pesat pada periode Januari 2025. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 yang diprakirakan mencapai 211,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,4%. Namun, secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi 4,8% setelah tumbuh 5,9% pada Desember 2024.

Mayoritas kelompok tercatat mengalami kontraksi, kecuali Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, yang dipengaruhi oleh faktor normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso memaparkan kinerja penjualan eceran bulan Januari ditopang oleh pertumbuhan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi serta Peralatan Informasi dan Komunikasi yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Sementara itu, Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Makanan, Minuman dan Tembakau tetap tumbuh, meski melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Ramdan dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025).

Penjualan Mobil RI

Pada hari ini Kamis (13/2/2025), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) akan merilis data penjualan mobil RI periode Januari 2025. Sebelumnya, GAIKINDO mencatat data penjualan whole sales(distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Desember 2024 mencapai 865.723 ribu unit. Untuk data retail sales (distribusi dealer ke konsumen) sebanyak 889.680 unit.

Penjualan mobil pada periode tersebut turun dibanding secara year to year (YOY). Whole sales penjualan mobil anjlok 13,9% dibandingkan tahun 2023 lalu sebesar 1.005.802 unit. Tren penurunan juga terjadi secara penjualan retail, turun sampai 10,9 persen. Meski begitu, capaian ini melebihi target revisi GAIKNDO (850 ribu unit).

Toyota Kijang Innova masih menjadi mobil paling laris di Indonesia. Gabungan penjualan Tota Kijang Innova Reborn dan Zenix itu mencatatkan angka penjualan whole sales sebanyak 63.676 unit. Posisi kedua ditempat 'adik' Kijang Innova, yaitu Toyota Avanza. Model mobil serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) berjuluk mobil sejuta umat itu mencatatkan whole sales sebanyak 55.838 unit.

Di urutan ketiga, model mobil low cost green car (LCGC) berpenumpang tujuah orang (seven seater) Daihatsu Sigra menjadi mobil terlaris di Indonesia setelah Innova dan Avanza. Daihatsu melepas Sigra sebanyak 54.709 unit. Honda Brio RS dan Satya menjadi mobil terlaris keempat dengan penjualan whole sales sebanyak 51.133 unit. Menutup lima besar ada Daihatsu Gran Max Pick-Up dengan catatan whole sales sebanyak 42.122 unit.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular