Newsletter

Pekan Genting: Adu Kuat Sentimen Tarif Trump & Pembuktian Prabowo

Revo M, CNBC Indonesia
03 February 2025 06:15
Emiten Wall Street. AP
Foto: Foto Kolase Presiden AS, Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto. (AP Photo)

Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, bursa Wall Street tampak mengalami pelemahan baik S&P500, Dow Jones Industrial Average, maupun Nasdaq Composite pasca tarif agresif Presiden Donald Trump terhadap mitra dagang utama AS akan mulai berlaku.

Dilansir dari CNBC International, Indeks S&P 500 turun 0,5% dan ditutup pada 6.040,53, sementara Dow Jones Industrial Average anjlok 337,47 poin, atau 0,75%, dipicu oleh penurunan saham Chevron. Dow, yang terdiri dari 30 saham, mengakhiri sesi di 44.544,66. Sementara itu, Nasdaq Composite, yang berfokus pada teknologi, melemah 0,28% menjadi 19.627,44.

Saham-saham kehilangan keuntungan awalnya setelah sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengumumkan pada Jumat sore bahwa tarif presiden akan tersedia untuk pemeriksaan publik. Trump akan memberlakukan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko, serta bea masuk 10% terhadap China.

Pada titik tertingginya dalam sesi perdagangan, Dow sempat naik lebih dari 170 poin. Beberapa saham yang memiliki eksposur ke pasar-pasar tersebut bereaksi, seperti Constellation Brands, produsen bir Corona, dan jaringan restoran makanan Meksiko Chipotle, yang masing-masing turun hampir 2% dan 1% setelah berita tersebut.

"Ini sangat mirip dengan yang kita lihat pada hari Senin dengan DeepSeek, bukan? Jadi ada berita, dan reaksi pertama adalah menjual," kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi senior di U.S. Bank Asset Management Group.

"Ada reaksi awal terhadap berita utama mengenai tarif. Kami tidak memiliki detailnya-berapa persennya, apakah bersifat sementara atau permanen, serta respons yang mungkin muncul dari Kanada, Meksiko, atau China. Pandangan kami adalah menunggu dan melihat ketika kebijakan benar-benar diterapkan," tambahnya.

Investor juga menaruh perhatian pada Apple, yang melampaui ekspektasi kuartal pertama fiskal. Meskipun Apple melaporkan penjualan iPhone yang mengecewakan, pendapatan dari layanan tampaknya menjadi sorotan. Saham Apple turun 0,7% pada akhir sesi. Sementara itu, saham Chevron dan Exxon Mobil masing-masing turun 4,6% dan 2,5% akibat laporan hasil kuartal keempat yang mengecewakan.

Aksi pasar pada hari Jumat terjadi setelah sesi perdagangan yang bergejolak tetapi menguntungkan bagi tiga indeks utama. Teknologi telah menjadi fokus utama investor minggu ini, terutama setelah aksi jual besar-besaran pada hari Senin yang dipicu oleh perkembangan dari startup kecerdasan buatan China, DeepSeek, serta laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan utama dalam beberapa hari terakhir.

"Saya pikir aksi jual besar-besaran itu berlebihan," kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors. "Kepanikan terkait DeepSeek mulai mereda. Kami pikir itu akan semakin mereda dengan laporan keuangan dari Amazon dan Google minggu depan, serta Nvidia yang akan melaporkan kemudian. Kami optimistis mengenai hal itu."

Rilis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan Desember-indikator inflasi favorit Federal Reserve-menunjukkan kenaikan 0,3% dari November dan tingkat tahunan sebesar 2,6%. Meskipun kenaikan tahunan ini sesuai dengan ekspektasi para ekonom, angka tersebut menandai percepatan dari tingkat bulan sebelumnya yang sebesar 2,4%, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa inflasi tetap tinggi. Jika tidak termasuk makanan dan energi, PCE inti juga meningkat 0,2% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan.

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular