Gak Bosan Rekor! Harga Emas Dunia Tertinggi Sepanjang Masa

Tim Riset, CNBC Indonesia
01 February 2025 09:00
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melampaui US$2.800 untuk pertama kalinya sekaligus menjadi titik harga tertinggi sepanjang sejarah. Pencapaian ini didorong oleh lonjakan permintaan aset safe haven setelah ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump, yang meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan tekanan inflasi.

Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan (31/1/2025) tercatat US$2.801/troy ons, naik 0,25% dari posisi sebelumnya.

Dalam sepekan, emas menguat 1,07% dan melanjutkan kinerja positif mingguan untuk lima pekan beruntun. Sementara dalam sebulan harga emas melambung 6,75%, kinerja bulanan terbaik sejak Maret 2024.

Harga emas dunia mengawali perdagangan pekan ini dengan pesimis, bahkan harganya turun hingga 1,09% pada perdagangan Senin (27/1/2025). Pelemahan tersebut.

Penurunan tajam di pasar ekuitas global telah mendorong pergerakan penghindaran risiko di seluruh kelas aset lainnya, dengan imbal hasil Treasury AS turun ke level terendah tiga minggu dan indeks dolar mencapai level terendah sejak 18 Desember. 

Aksi jual terjadi menjelang pertemuan kebijakan pertama Federal Reserve AS tahun ini, di mana para pembuat kebijakan sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu, menurut alat CME FedWatch.

Setelahnya harga emas mampu stabil di level US$2.740 per troy ons - US$2.790 per troy ons walaupun bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed menahan suku bunga dan memberikan isyarat bahwa tidak terburu-buru menurunkannya.

Emas sebagai aset tanpa imbal hasil akan terdampak positif jika The Fed cenderung hawkish dengan suku bunga yang masih tinggi.

Akan tetapi ketidakpastian menjadi pendorong yang kuat bagi harge emas global mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.

"Ada banyak ketidakpastian saat ini, ditambah dengan sikap menunggu dan melihat di panggung geopolitik terkait tarif," kata Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures.

Trump telah menetapkan batas waktu hingga Sabtu (1/2/2025) untuk memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko serta mengatakan bahwa ia masih mempertimbangkan tarif baru untuk barang-barang dari China.

Emas, yang sering menjadi aset pilihan di tengah ketidakstabilan ekonomi dan geopolitik, berada di jalur untuk mencatatkan kinerja bulanan terbaik sejak Maret 2024, dengan kenaikan hampir 7% sejauh ini. Logam mulia ini telah melewati berbagai rekor tertinggi tahun lalu.

Selain itu, "sinyal yang beragam dari The Fed dan pemerintahan Trump saat ini menyebabkan ketidakpastian di pasar ... Trump ingin menurunkan suku bunga, sementara The Fed ingin mempertahankannya," tambah Haberkorn.

Awal pekan ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga lagi, bertentangan dengan seruan Trump sebelumnya yang menginginkan biaya pinjaman diturunkan.

Harga di AS meningkat pada bulan Desember sementara pengeluaran konsumen melonjak, menunjukkan bahwa The Fed mungkin akan menunda pemangkasan suku bunga untuk beberapa waktu tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation