
Singapura, Malaysia & China Saling Sikut Jadi Penguasa di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura masih menjadi investor utama bagi Indonesia selama bertahun-tahun. Di luar Singapura, Malaysia dan China juga terus memperbesar nilai investasi di Indonsia.
Menteri Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada hari ini (31/1/2025), Rosan Roeslani mencatat realisasi investasi sepanjang mencapai Rp1.714,2 triliun. Realisasi ini tumbuh 20,8% (year on year/yoy) secara tahunan.
Realisasi ini mencapai 103,9% dari target sebesar Rp 1.650 triliun dan sukses melampaui 138,3% dari target Rp1.239,3 triliun di Renstra 2024.
Dari total realisasi Rp1.714,2 triliun, penyertaan modal asing (PMA) mencatat pertumbuhan lebih tinggi yakni Rp900,2 triliun atau tumbuh 21,0% (yoy). Kemudian, penyertaan modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp814,0 triliun atau tumbuh 20,6% (yoy).
Secara negara asal, PMA terbanyak disumbang oleh Singapura sebesar US$20,1 miliar (sekitar Rp325 triliun) dan nomor dua, ditempati oleh HongKong US$8,2 miliar. Adapun, China berada di posisi ketiga sebesar US$8,1 miliar. Keempat dan kelima ada Malaysia dengan US$4,2 miliar dan AS US$3,7 miliar.
Realisasi investasi Singapura tampak cukup mengejutkan pada 2024 karena mengalami kenaikan 30,5% dibandingkan 2023 yakni dari US$15,4 miliar menjadi US$20,1 miliar.
Hal menarik lainnya yang perlu dicermati yakni negara Malaysia yang sukses mencetak investasi US$4,2 miliar sepanjang 2024, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya US$4,1 miliar.
Meski tumbuh tipis sebesar 2,43%, tetapi investasi Malaysia ini berhasil menyingkirkan Jepang dari lima besar. Malaysia dengan realisasi US$4,2 miliar bertengger di posisi empat besar, menggantikan Jepang. Malaysia naik satu peringkat dari posisi kelima pada 2023.
Gencarnya investasi dari Malaysia ini sangat jelas terlihat pada kuartal IV-2024 karena sebelumnya pada periode Januari-September 2024, investasi Malaysia ke Indonesia tercatat sebesar US$2,72 miliar dan pada kuartal IV-2024 bertambah sebesar US$1,5 miliar menjadi US$4,2 miliar.
Menurut Rosan, investasi Malaysia ini didorong oleh penyertaan modal dari perusahaan Korea Selatan.
"Investasinya itu dari perusahaan Malaysia, dari Lotte, tapi mereka masuknya dari Malaysia," ungkap Rosan, dalam paparan realisasi investasi Triwulan IV-2024, Jumat (31/1/2025).
"Kalau kita lihat lebih dalam lagi sebenarnya dari Korea Selatan," ujarnya.
Rosan menuturkan pencatatan investasi ditulis berdasarkan asal aliran dana, sehingga jajarannya mencantumkan Malaysia, alih-alih Korea Selatan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)