Pemilik Dibuat Sport Jantung! Nyaris Cetak Rekor, Harga Emas Ambles 1%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 January 2025 07:00
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun lebih dari 1% karena investor melikuidasi posisi emas batangan, bersamaan dengan aksi jual pasar yang lebih luas yang dipicu oleh meningkatnya minat terhadap perusahaan startup AI asal China.

Berdasarkan data Refintiv harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan Senin (27/1/2025) ditutup di US$2.741,1 per troy ons, atau turun 1,9% dari posisi sebelumnya.

Sementara pada awal perdagangan hari ini, Selasa (28/1/2025) pukul 6.05 WIB harga emas dunia di pasar spot tercatat di US$2.740,59 per troy ons, turun tipis 0,02% dari posisi sebelumnya.

Penurunan tajam di pasar ekuitas global telah mendorong pergerakan penghindaran risiko di seluruh kelas aset lainnya, dengan imbal hasil Treasury AS turun ke level terendah tiga minggu dan indeks dolar mencapai level terendah sejak 18 Desember. 

"(Penjualan) ini lebih banyak didorong oleh pasar ekuitas secara umum daripada hanya suku bunga atau mata uang normal. Kami melihat sedikit krisis likuiditas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

"Beberapa orang mungkin perlu menciptakan likuiditas di pasar dan mungkin beberapa saham yang mereka andalkan atau yang menjadi marginnya mengalami pergerakan besar, jadi saya pikir ini masalah likuiditas dan emas dijual bersama dengan aset berisiko lainnya."

Aksi jual terjadi menjelang pertemuan kebijakan pertama Federal Reserve AS tahun ini, di mana para pembuat kebijakan sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu, menurut alat CME FedWatch.

Namun, fokus investor akan tertuju pada isyarat apa pun mengenai keputusan kebijakan masa depan saat Presiden AS Donald Trump memulai masa jabatan keduanya, dengan kebijakan tarifnya yang kemungkinan akan memicu inflasi.

"Emas masih diminati. Permintaan akan aset safe haven akan terus mendukung... Kita akhirnya akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa karena masih ada ketidakpastian mengenai agenda kebijakan pemerintahan Trump," kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation