8 Saham Jagoan Analis Jalani 2025 yang Penuh Ketidakpastian

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 January 2025 10:20
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham saat Pembukaan Perdagangan Tahun di Gedunh Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham saat Pembukaan Perdagangan Tahun di Gedunh Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia 'diramal' masih akan diselimuti beragam ketidakpastian baik dari dalam maupun luar negeri. Meskipun demikian, beragam analis melihat peluang untuk mendulang cuan di saham-saham berlabel Blue Chips.

Berdasarkan konsensus Refinitiv, harga saham emiten Bluechips berpeluang menguat hingga 20% pada 2025. Berikut rincian target harga emiten Bluechips menurut konsensus Refinitiv:

Ada risiko-risiko yang perlu diwaspadai di pasar saham sepanjang 2025. Ketidakpastian ekonomi dan politik diperkirakan akan semakin kencang menghantui dunia dan Indonesia tahun ini.

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), ketegangan geopolitik, dan macetnya ekonomi China menjadi sejumlah faktor mengapa dunia menatap penuh kecemasan di 2025.

Dari dalam negeri, banyak kekhawatiran juga belum reda. Pelemahan daya beli, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta pelemahan harga komoditas menjadi alasan pesimisme.

Januari akan menjadi periode awal yang berat, dimulai dari rilis data penggajian AS yang akan memberikan investor pandangan baru tentang kesehatan dan kekuatan ekonomi negeri Paman Sam.

Hal tersebut kemudian berlanjut menjadi pertimbangan utama pada keputusan rapat FOMC pertama 2025 yang sebelumnya diisyaratkan lebih sedikit pemotongan karena prospek inflasi yang tidak pasti.

Berlanjut pada pelantikan Trump pada 20 Januari yang potensi memberikan kejutan bagi pasar. Presiden Terpilih AS, Donald Trump diperkirakan bakal merilis setidaknya 25 perintah eksekutif pada hari pertamanya mengenai berbagai masalah mulai dari imigrasi hingga kebijakan energi dan kripto.

Pemerintahan baru selalu membawa dampak ketidakpastian yang besar. Salah satu yang dikhawatirkan adalah trade war 2.0 terutama terhadap negara mitra dagang terbesar RI, yakni Tiongkok.

Sementara itu dari domestik, kekuatan pasar akan diuji oleh rilis kinerja keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang melaporkan kinerja sepanjang 2024, serta potensi aksi korporasi oleh emiten untuk meningkatkan likuiditas seperti buyback dan bagi dividen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation