Ada Kabar Baik dari AS, Harga Emas Dunia Melesat 1%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
16 January 2025 06:20
Emas. (Dok. Pexel)
Foto: Emas. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melanjutkan penguatan pada hari Rabu, karena dolar melemah setelah data inflasi inti AS menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, meredakan tekanan inflasi dan menghidupkan kembali ekspektasi bahwa siklus pelonggaran Federal Reserve mungkin belum selesai.

Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia pada Rabu (15/1/2025) di pasar spot tercatat US$2.695,82 per troy ons, naik 0,7% dari posisi sebelumnya.

Sementara pada awal perdagangan Kamis (16/1/2025) harga emas stabil di US$2.696,04 per troy ons atau naik 0,01%.

Dengan mengecualikan komponen makanan dan energi yang volatil, inflasi inti (core CPI) meningkat sebesar 3,2% secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 3,3%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada hari Rabu.

"Core CPI sedikit di bawah ekspektasi. Ini menjadi sedikit positif bagi emas... Implikasinya adalah bahwa Fed tidak akan secara tegas mengesampingkan kemungkinan pemotongan suku bunga," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

"Probabilitas pemotongan suku bunga pada Januari hampir nol, tetapi kita memperkirakan adanya beberapa pemotongan suku bunga pada akhir tahun ini."

Pasar sekarang memperkirakan Fed akan memberikan pemotongan suku bunga sebesar 40 basis poin (bps) pada akhir tahun, dibandingkan dengan sekitar 31 bps sebelum data inflasi dirilis.

Indeks dolar (.DXY) melemah 0,1%, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun benchmark (US10YT=RR) juga turun.

Investor khawatir bahwa potensi tarif setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih minggu depan dapat memicu inflasi dan membatasi kemampuan Fed untuk menurunkan suku bunga secara lebih signifikan.

Emas, yang tidak menghasilkan imbal hasil, dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya.

Namun, ketidakpastian seputar tarif dan kebijakan perdagangan Trump terhadap ekonomi global dan potensi dampaknya terhadap pertumbuhan kemungkinan akan mempertahankan permintaan emas sebagai aset safe-haven, kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse oleh OANDA.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation