Diborong China Sampai Berton-ton, Harga Emas Tiba-tiba Terbang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 December 2024 06:23
Emas batangan
Foto: Zlaťáky.cz/Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terpantau bergairah pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2024) kemarin, karena pembelian kembali logam tersebut oleh bank sentral China setelah jeda enam bulan.

Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas dunia ditutup melesat 1% di US$ 2.658,78 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 22 November 2024 atau 11 hari terakhir.

Sementara pada perdagangan Selasa pagi hari ini sekitar pukul 06.15 WIB, emas cenderung menguat tipis 0,06% ke US$ 2.660,29 per troy ons.

Sentimen penopang harga emas global yakni aksi bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang kembali memborong emas baru-baru ini. PBoC mengatakan bahwa mereka membeli 160.000 ons emas murni bulan lalu atau sekitar 5 ton.

Penambahan ini merupakan yang pertama sejak April lalu, sebelum bank sentral menghentikan pembelian selama 18 bulan yang telah membantu menopang harga di tengah selera yang kuat dari lembaga-lembaga publik dunia.

Dimulainya kembali pembelian oleh China dapat mendukung permintaan investor di negara tersebut. Pembelian emas oleh PBoC yang kuat telah memainkan peran utama dalam mendukung rekor reli emas tahun ini, di samping pelonggaran kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik.

Di lain sisi, prospek pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) turut menopang emas kemarin.

The Fed AS memulai siklus pelonggaran suku bunga dengan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September lalu, diikuti oleh pemangkasan sebesar 25 bps pada November lalu.

Kini, peluang dari pelaku pasar yang memperkirakan pemangkasan lebih lanjut mencapai 86%, berdasarkan perangkat CME FedWatch. Adapun pertemuan The Fed terakhir di tahun ini akan digelar pada 17-18 Desember.

Namun, jika The Fed secara tiba-tiba berubah sikap menjadi hawkish dan secara tiba-tiba menghentikan laju pemangkasan suku bunga, maka hal itu akan memberikan tekanan sementara pada harga emas.

"Jika The Fed secara mengejutkan menahan suku bunga acuannya, maka harga emas akan cenderung bergejolak karena ekspektasi pasar jauh meleset," kata analis StoneX Rhona O'Connell, dikutip dari Reuters.

"Dalam jangka menengah, dorongan geopolitik dan tekanan perbankan melebihi hambatan apa pun," tambah O'Connell.

Di lain sisi, ketegangan politik di Timur Tengah setelah pemberontak Suriah menguasai Damaskus yang memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia juga turut menggerakan emas, karena ketegangan yang kembali meningkat membuat pasar khawatir dan akan cenderung memburu aset save haven termasuk emas.

Emas batangan yang tidak menawarkan imbal hasil dapat tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah dan biasanya menarik investor selama masa ketidakstabilan politik serta ekonomi yang intens.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation