Harga Batu Bara Turun 4 Hari Beruntun, Ambles 2,5% Sepekan

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
06 December 2024 07:20
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia ambles 1% lebih pada perdagangan kemarin sekaligus menjadi penurunan empat hari beruntun sepanjang minggu ini. Pada sesi perdagangan pekan ini, harga batu bara global sudah turun sebesar 2,5%.

Berdasarkan data Barchart harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak pengiriman Januari 2025 pada Kamis (5/12/2024) tercatat US$132,6 per ton, turun 1,1% dari posisi sebelumnya.

Pelemahan tersebut karena kekhawatiran kelebihan pasokan yang berasal dari India. Meskipun arah energi India tetap menggunakan sumber dari batu bara.

India akan terus fokus pada pembangkit listrik berbasis batubara, kata Menteri Batubara dan Tambang, G Kishan Reddy, pada Kamis. Berbicara dalam acara peluncuran putaran ke-11 lelang tambang batubara komersial, Reddy mengatakan, "Listrik tidak mungkin tanpa batubara, dan kehidupan tidak mungkin tanpa listrik."

Menurut Reddy, ada negara-negara yang menghadapi kekurangan listrik sehingga menghambat pertumbuhan mereka, tetapi India bukan salah satunya.
Menyoroti target produksi batubara untuk tahun fiskal ini, Reddy mengatakan bahwa pemerintah pusat yakin dapat mencapai produksi sebesar 1.080 juta ton batubara pada tahun 2024-2025.

Di sisi lain, impor batubara termal India anjlok pada Oktober. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan pembangkitan listrik dan peningkatan output energi bersih.

Pengiriman ke India, negara pengimpor batubara terbesar kedua di dunia, turun 31,8% menjadi 13,56 juta metrik ton, berdasarkan data Bigmint. Ini merupakan tingkat kontraksi tercepat dalam 15 bulan terakhir, serta penurunan berturut-turut pertama sejak Juli 2023.

Meski diharapkan ada peningkatan pembelian India dalam beberapa pekan mendatang, hal ini tidak cukup untuk mendorong total impor tahunan melebihi level 2023. Pengiriman diperkirakan akan turun pada dua bulan terakhir tahun 2024 karena tingginya stok di pelabuhan.

Penurunan impor India pada Oktober menjadi perbedaan besar pertama antara impor oleh India dan China sejak pertengahan 2023. Sebaliknya, impor batubara termal dan metalurgi China naik 29% pada Oktober, terutama karena meningkatnya impor batubara termal, yang menempatkan pengiriman bahan bakar tersebut menuju rekor baru pada 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation