
Harganya Ambles 3 Hari Beruntun, Kiamat Batu Bara Dimulai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global mengalami penurunan selama tiga hari perdagangan beruntun pada pekan ini.
Pada perdagangan Rabu (4/12/2024) harga batu bara dunia acuan Newcastle tercatat US$134, ambles 0,85% dari perdagangan sebelumnya. Dalam tiga hari perdagangan, harga batu bara global ambles 1,4%.
Pelemahan terjadi karena Produksi batu bara India mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 7,2% pada November 2024, mencapai 90,62 juta metrik ton, dibandingkan dengan 84,52 metrik ton pada bulan yang sama tahun lalu, menurut data sementara yang dirilis oleh Kementerian Batubara. Pertumbuhan ini mencerminkan fokus negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat.
Untuk Tahun Anggaran 2024-25 hingga November, produksi batu bara mencapai 628,03 metrik ton, mencerminkan pertumbuhan sebesar 6,21% dari 591,32 metrik ton selama periode yang sama tahun fiskal lalu. Di samping itu, pengiriman batu bara juga mencatat pertumbuhan, naik menjadi 85,22 metrik ton pada November 2024, naik dari 82,07 metrik ton pada November 2023, menandai peningkatan sebesar 3,85%.
Di sisi lain, impor batubara termal India anjlok pada Oktober. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan pembangkitan listrik dan peningkatan output energi bersih.
Pengiriman ke India, negara pengimpor batubara terbesar kedua di dunia, turun 31,8% menjadi 13,56 juta metrik ton, berdasarkan data Bigmint. Ini merupakan tingkat kontraksi tercepat dalam 15 bulan terakhir, serta penurunan berturut-turut pertama sejak Juli 2023.
Meski diharapkan ada peningkatan pembelian India dalam beberapa pekan mendatang, hal ini tidak cukup untuk mendorong total impor tahunan melebihi level 2023. Pengiriman diperkirakan akan turun pada dua bulan terakhir tahun 2024 karena tingginya stok di pelabuhan.
Penurunan impor India pada Oktober menjadi perbedaan besar pertama antara impor oleh India dan China sejak pertengahan 2023. Sebaliknya, impor batubara termal dan metalurgi China naik 29% pada Oktober, terutama karena meningkatnya impor batubara termal, yang menempatkan pengiriman bahan bakar tersebut menuju rekor baru pada 2024.
Pembeli India yang sensitif terhadap harga cenderung memilih batubara domestik yang lebih murah dalam beberapa bulan terakhir. Namun, analis mencatat bahwa di China, batubara impor memiliki keunggulan harga dibandingkan batubara lokal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)