India Banjir Pasokan, Harga Batu Bara Ambruk 2%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 December 2024 07:20
Doc.Delta Dunia Makmur
Foto: Doc.Delta Dunia Makmur

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia terjungkal pada awal perdagangan Desember saat produksi "emas hitam" di India melesat hingga nyaris 10% pada November 2024.

Berdasarkan data Barchart harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Januari 2025 pada perdagangan Senin (2/12/2024) tercatat US$136 per ton, anjlok 2,1% dibandingkan posisi sebelumnya.

Produksi batu bara India mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 7,2% pada November 2024, mencapai 90,62 juta metrik ton, dibandingkan dengan 84,52 metrik ton pada bulan yang sama tahun lalu, menurut data sementara yang dirilis oleh Kementerian Batubara. Pertumbuhan ini mencerminkan fokus negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat.

Produksi dari perusahaan milik negara dan entitas lainnya mengalami peningkatan substansial, mencatat 17,13 metrik ton pada November 2024, menandai peningkatan sebesar 37,69% dari 12,44 metrik ton pada November 2023. Lonjakan ini menyoroti kontribusi entitas non-negara dalam meningkatkan produksi batu bara di seluruh negeri.

Di sisi lain, impor batubara termal India anjlok pada Oktober. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan pembangkitan listrik dan peningkatan output energi bersih.

Pengiriman ke India, negara pengimpor batubara terbesar kedua di dunia, turun 31,8% menjadi 13,56 juta metrik ton, berdasarkan data Bigmint. Ini merupakan tingkat kontraksi tercepat dalam 15 bulan terakhir, serta penurunan berturut-turut pertama sejak Juli 2023.

Untuk Tahun Anggaran 2024-25 hingga November, produksi batu bara mencapai 628,03 metrik ton, mencerminkan pertumbuhan sebesar 6,21% dari 591,32 metrik ton selama periode yang sama tahun fiskal lalu. Di samping itu, pengiriman batu bara juga mencatat pertumbuhan, naik menjadi 85,22 metrik ton pada November 2024, naik dari 82,07 metrik ton pada November 2023, menandai peningkatan sebesar 3,85%.

Pengiriman dari perusahaan tambang dan entitas lainnya tumbuh sebesar 25,73%, mencapai 16,58 metrik ton dibandingkan dengan 13,19 metrik ton pada bulan yang sama tahun 2023. Pengiriman kumulatif untuk tahun fiskal hingga November berjumlah 657,75 metrik ton, naik sebesar 5,45% dari 623,78 metrik ton tahun lalu, menunjukkan peningkatan yang stabil dalam ketersediaan dan distribusi batu bara.

Meski diharapkan ada peningkatan pembelian India dalam beberapa pekan mendatang, hal ini tidak cukup untuk mendorong total impor tahunan melebihi level 2023. Pengiriman diperkirakan akan turun pada dua bulan terakhir tahun 2024 karena tingginya stok di pelabuhan.

Penurunan impor India pada Oktober menjadi perbedaan besar pertama antara impor oleh India dan China sejak pertengahan 2023. Sebaliknya, impor batubara termal dan metalurgi China naik 29% pada Oktober, terutama karena meningkatnya impor batubara termal, yang menempatkan pengiriman bahan bakar tersebut menuju rekor baru pada 2024.

Pembeli India yang sensitif terhadap harga cenderung memilih batubara domestik yang lebih murah dalam beberapa bulan terakhir. Namun, analis mencatat bahwa di China, batubara impor memiliki keunggulan harga dibandingkan batubara lokal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation