Khawatir Pasokan dari Rusia-Ukraina Seret, Harga Batu Bara Melejit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 November 2024 07:35
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia menguat dipengaruhi oleh eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina yang semakin meluas. Hal ini terjadi pasca Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya, Army Tactical Missile System (ATACMS), menyerang kota-kota Rusia.

Harga batu bara global acuan Newcastle untuk kontrak Desember pada Rabu (20/11/2024) tercatat US$142,25 per ton, menguat 0,35% dari posisi sebelumnya.

Seperti diketahui Rusia dan Ukraina adalah pemasok batu bara untuk Eropa dan dunia. Jika perang terus berlanjut ada kekhawatiran mengenai pasokan yang terhambat sehingga mengerek harga.

Rudal maut AS telah digunakan Ukrina untuk menembak sejumlah target di Bryansk, Rusia pada Selasa (19/11/2024). Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang berada di KTT G20 Brasil dengan tegas meneriakkan hal tersebut adalah "peningkatan perang".

Presiden Rusia Vladimir Putin juga membalas dengan menandatangani doktrin nuklir baru yang tampaknya dimaksudkan sebagai "peringatan" bagi Washington. Doktrin tersebut menurunkan batas kapan Rusia dapat menggunakan senjata atom untuk menanggapi serangan yang mengancam integritas teritorialnya.

Sementara itu, dalam pemberitaan terbaru sejumlah media Inggris, Ukraina dilaporkan telah menembakkan rudal Storm Shadow, yang dipasok negara itu, ke Rusia. Ini merupakan untuk pertama kalinya, senjata mematikan yang bisa menembus bunker dan gudang amunisi tersebut digunakan dalam perang di Eropa itu.

"Beberapa rudal diluncurkan terhadap setidaknya satu target militer Rusia," tulis The Financial Times, mengutip seorang pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya.

"Sumber pemerintah telah mengonfirmasi penggunaan rudal jarak jauh untuk pertama kalinya," tambahnya.

Hal sama juga dimuat The Guardian. Dikatakan bahwa Inggris telah memberi Ukraina izin untuk menggunakan rudal di Rusia sebagai tanggapan atas pengerahan pasukan Korea Utara oleh Moskow di perbatasan.

Media Ukraina mengunggah rekaman video udara dari pesawat nirawak yang memperlihatkan serangkaian ledakan di tempat yang tampaknya merupakan kawasan permukiman pedesaan. Mereka menyebut lokasi tersebut sebagai Maryino.

Para blogger militer pro-Rusia menulis bahwa sekitar selusin rudal Storm Shadow ditembakkan ke sasaran di wilayah perbatasan Kursk. Sebagian wilayah Rusia itu kini dikuasai oleh pasukan Ukraina.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation