Harga Batu Bara Lesu Terseret Harga Minyak yang Ambruk 6%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
29 October 2024 07:25
Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah perahu tongkang batu bara melintas di Sungai Mahakam, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/7/2024). Sungai Mahakam berfungsi sebagai jalur pengangkutan batu bara. Setiap hari di sungai ini dipadati tongkang yang membawa muatan batu bara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global terkoreksi mengekor harga minyak mentah dunia yang ambruk hingga 6% pada perdagangan Senin (28/10/2024) setelah serangan Israel dipastikan tidak berdampak ke pasokan energi.

Berdasarkan data Refinitiv harga batu bara dunia acuan Newcastle pada perdagangan Senin (28/10/2024) tercatat US$144,5 per ton, turun 0,28% dari posisi sebelumnya.

Harga minyak anjlok 6% pada perdagangan Senin (28/10/2024), setelah serangan balasan Israel pada hari Sabtu terhadap militer Iran tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir, sehingga tidak mengganggu pasokan energi.

Kontrak berjangka Brent ditutup pada US$71,42 per barel, turun 6,09%. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah WTI AS berakhir di US$67,38 per barel, anjlok 6,13%.

Kondisi ini menguntungkan pasar karena menghapus kekhawatiran adanya inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah saat perang.

Pekan lalu, patokan harga minyak naik 4% di tengah perdagangan yang fluktuatif akibat ketidakpastian terkait pemilihan AS yang akan datang dan seberapa besar respons Israel yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

Pada hari Sabtu, puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar terhadap pabrik rudal dan lokasi lainnya di dekat Teheran dan Iran barat, sebagai bagian dari pertukaran serangan terbaru antara kedua rival di Timur Tengah tersebut.

Serangan ini lebih terfokus pada target militer, meredakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam OPEC+ tetap tidak mengubah kebijakan output minyak bulan lalu, termasuk rencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember. Kelompok ini akan bertemu pada 1 Desember menjelang pertemuan penuh OPEC+.

Batu bara dan minyak mentah memiliki hubungan subtitusi sehingga saling terkait satu sama lain. Saat harga minyak menguat, harga batu bara turut naik. Sebaliknya, saat harga minyak dunia ambruk, harga "emas hitam" akan melemah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation