IPO WATCH

Verona Indah Picture (VERN) Tawarkan IPO Murah, Segini Valuasinya

Tim Riset, CNBC Indonesia
26 September 2024 13:30
Pengunjung membeli tiket saat akan menonton bioskop di CGV Central Park, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Pemerintah telah mengumumkan bioskop boleh kembali beroperasi untuk wilayah yang berada di level 2-3 PPKM di wilayah Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali. Pemprov DKI Jakarta hari ini melakukan uji coba pembukaan bioskop selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Uji coba dilakukan di seluruh bioskop di Jakarta. Pembukaan bisokop tersebut harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pengunjung yang datang harus menyiapkan aplikasi dan akun PeduliLindungi. Saat akan masuk, ada ketentuan scan QR Code di pintu masuk Platinum, kemudian klik check-in. Begitu pun saat keluar pengunjung harus meng-klik check-out di aplikasi. Selain menggunakan aplikasi PeduliLindung pengunjung yang datang wajib sudah vaksin dua kali, berusia 12 tahun keatas serta maksimal kapasitas 50% tanpa makan dan minum di dalam ruangan. Aturan ini sesuai dengan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1096 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3. Kepgub tersebut ditandatangani Gubernur Anies Baswedan pada 13 September 2021. Di bisokop yang berlokasi di Central Park ini, menayangkan beragam film favorit seperti Black Widow, Shang-Chi, Malignant, The Suicide Squad, Free Guy, Snake Eyes, Space jam, Stillwater, Hard Hit, Escape From Mogadishu, Blackpink : The Movie. Dari pantau di lokasi, pengunjung yang datang untuk menonton masih sepi. Pasa sore hari ini pengunjung yang menonton di dalam studio tidak lebih dari 10 orang. Sebelumnya pada tanggal 5 Juli 2021, bioskop sempat berhenti beroperasi menyesuaikan regulasi PPKM guna menekan jumlah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi bioskop yang kembali beroperasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

1. IPO VERN tercatat berada di harga kewajarannya dengan PBV 1,72-1,75
2. IPO VERN konsisten dalam mencetak laba dengan berhasil melesat 126%
3. Track Record IPO UOB KAY HIAN Sekuritas mencatatkan kinerja harga saham positif

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) akan melakukan Intial Public Offering (IPO) dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga penawaran awal berkisar di Rp190-Rp195 per lembar saham. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 11,21 juta lot atau dana IPO yang diraih berkisar Rp213,11 miliar-Rp218,72 miliar. Market cap setara dengan Rp905,45 miliar-Rp929,27 miliar.

Penawaran umum akan berlangsung hingga 2-4 Oktober 2024. Kemudian, penjatahan efek akan jatuh pada 4 Oktober 2024. Sementara pendistribusian saham akan dilaksanakan pada 7 Oktober 2024. Dan Perseroan akan listing pada 8 Oktober 2024.

Adapun penjamin emisi IPO VERN adalah UOB KAY HIAN Sekuritas. IPO VERN tercatat dalam papan pengembangan.

Lalu bagaimana dengan kinerja perseroan dan prospek bisnis ke depan? Berikut rangkuman dan analisa IPO VERN.

Penggunaan Dana IPO

1) 7,33% akan digunakan oleh Perseroan untuk akuisisi properti berupa tanah dan bangunan dengan luas tanah sebesar 160 m2 dan luas bangunan sebesar 1.060 m2 yang berlokasi di Graha Arteri Mas, Jalan Panjang Kav 38/68 dan 39/68, RT 019/ RW 04, Kelurahan Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Status dan Sertifikat tanah tersebut saat ini adalah tanah bersertifikat hak milik atas nama Pie Titin Suryani. Terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan Pie Titin Suryani yang merupakan pihak yang mengendalikan Perseroan. Dimana Pie Titin Suryani menguasai 60,99% saham VERN sebelum penawaran umum, dan setelah penawaran umum menjadi 46,63%.

2) Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, meliputi namun tidak terbatas untuk pembiayaan kegiatan produksi dan/atau akuisisi film/sinetron/serial digital dan kegiatan pemasarannya, serta untuk pembiayaan kebutuhan operasional Perseroan.

Bisnis

PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang rumah produksi yang didirikan pada 10 Oktober 2010. Kegiatan usaha utama Perseroan saat ini yaitu memproduksi, pasca produksi, serta distribusi film, video, dan program televisi oleh swasta.

Perseroan telah menghasilkan berbagai produk sinetron maupun OTT yang berkualitas dengan rating tinggi. Selama 3 (tiga) tahun terakhir Perseroan telah menghasilkan jumlah produksi sinetron sebanyak 11 judul sinetron dengan total seluruhnya 1.192 episode hingga tahun 2023. Berikut adalah judul sinetron/OTT hasil produksi Perseroan:

Kinerja Keuangan

Berdasarkan laporan keuangan terakhir per 31 Maret 2024, tercatat laba bersih Perseroan melesat 125,99% menjadi Rp8,69 miliar, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,84 miliar.

Peningkatan laba bersih didorong dari peningkatan pendapatan Perseroan per 31 Maret 2024 sebesar 53,33% menjadi Rp67,09 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp43,76 miliar. Pendapatan perseroan tersebut berasal dari 100% pendapatan Sinetron.

Margin Perseroan juga naik menjadi 23,09% per 31 Maret 2024, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya sebesar 19,09%. Hal ini menandakan ada efisiensi pada biaya pokok penjualan Perseroan.

Adapun secara track record, pendapatan Perseroan sempat mengalami penurunan tahun 2022 dari 2021, yang kemudian kembali naik dari 2022 ke 2023. Sementara itu, laba bersih Perseroan konsisten mencatatkan kenaikan dari 2021 ke 2023.

Rasio Keuangan

Harga IPO yang ditawarkan Perseroan berada di harga wajarnya, dengan Price Book Value (PBV) 1,72 hingga 1,72. Akan tetapi secara sektoral, harga IPO yang ditawarkan cukup mahal. Dimana rata-rata Price Earning Ratio (PER) industri perfilm'an berada di PER 16.

Dalam menghasilkan margin, Perseroan mampu mencatatkan Gross Profit Margin (GPM) 23,92%. Dari margin tersebut, Perseroan berhasil membukukan Net Profit Margin (NPM) sebesar 12,96%, angka ini sudah cukup baik berada di atas 10%.

Namun, dalam mencatatkan Return On Equity (ROE), Perseroan belum cukup maksimal dengan ROE di bawah 9% dari rata-rata industrinya. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih belum maksimal.

Kemudian, dari Return On Asset (ROA), Perseroan juga belum cukup maksimal dengan ROA di bawah 5% dari rata-rata industrinya. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih belum maksimal.

Namun, Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang sangat sehat, di bawah 100%. Hal ini menandakan total modal Perseroan jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modal cukup sehat. Tercatat modal Perseroan per 31 Maret 2024 sebesar Rp312,23 miliar, sedangkan total hutang Perseroan per 31 Maret 2024 sebesar Rp34 miliar.

Dan secara likuiditas atau Current Ratio (CR), Perseroan memiliki likuiditas yang sangat baik dengan CR di atas 100%. Sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap kas lancar cukup sehat.

Kompetitor

Dalam kompetitor di industri perfilm'an, PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) tidak mampu mencatatkan GPM sebaik PT MD Entertainment Tbk (FILM) dan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM). Akan tetapi dalam menghasilkan laba bersih atau NPM, VERN berhasil lebih baik dari RAAM yang masih mencatatkan NPM negatif alias merugi.

PBV VERN tercatat lebih murah dibandingkan FILM dan RAAM. Namun, secara sektoral RAAM jauh lebih murah meskipun masih mencatatkan kerugian.

Track Record Pergerakan IPO dari UOB KAY HIAN Sekuritas

Melihat dari track record IPO di bawah penjamin emisi UOB KAY HIAN Sekuritas, tercatat pergerakan positif sejak awal listing. Sehingga hal ini tidak menutup kemungkinan IPO VERN juga akan bergerak positif pada saat pertama listing.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation