
Efek Dahsyat Demo Darurat Indonesia vs Krisis 97-98, Mana Terbesar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi politik di Indonesia yang kembali terjadi beberapa hari terakhir membuat lapisan masyarakat kembali melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi.
Sejak Kamis (22/8/2024) lalu hingga hari ini, aksi demo masih dilakukan oleh mahasiswa, buruh, dan beberapa artis. Bahkan, demo tersebut sempat menggoyahkan bursa saham Indonesia.
Aksi demo ini menjadi yang terpanas setelah Desember 2022 saat demo tolak draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Demo mahasiswa pada Kamis lalu disebabkan oleh penolakan keputusan hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.
Aksi unjuk rasa tersebut merupakan "Peringatan Darurat" dan #KawalPutusanMK untuk merespons DPR RI yang menolak putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat calon kepala daerah Pilkada 2024, Rabu (21/8/2024).
Demo pun bukan hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Bali, Purwokerto, Makassar, Mataram, Malang, Pontianak, Palembang, Medan, Pekanbaru, Jember, dan Samarinda.
Demo yang sempat ricuh pada Kami lalu membuat pergerakan negatif pasar keuangan RI, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jatuh 0,87% di level 7.488,67 pada penutupan perdagangan Kamis lalu.
Pelemahan ini mendekati catatan buruk saat demo menentang kepemimpinan Seoharto saat krisis 1997/1998 di mana IHSG ambruk 0,94% sehari.
Meski begitu, pada Jumat esok harinya, IHSG ditutup rebound dan menguat 0,74% ke posisi 7.544,3.
Dalam sejarah pergerakan, secara dominan IHSG merespon negatif saat terjadi demo atau unjuk rasa. Namun sehari setelahnya, belum tentu IHSG melanjutkan koreksinya. Tetapi secara historis , secara dominan IHSG kembali bergerak negatif.
Berikut sejarah aksi demo mahasiswa terbesar di Indonesia dan respon terhadap IHSG.
1. Demo 1998
Aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai elemen mahasiswa, termasuk Mahasiswa Universitas Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Aksi unjuk rasa dipicu oleh melemahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia turun ke jalan menuntut reformasi total. Aksi demonstrasi yang berlangsung selama beberapa bulan akhirnya berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya.
Pergerakan IHSG pada saat demo 12 Mei 1998 jatuh sebesar 0,95% di level 430,53. Setelah 12 Mei, pergerakan IHSG berlanjut turun pada 13 Mei 1998 sebesar 6,61% di level 402,06.
Sebagai catatan, pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Trisakti tewas saat berdemonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Empat mahasiswa tertembak peluru aparat keamanan saat aksi demo. Peristiwa ini dikenal sebagai Tragedi Trisakti dansetiap tahunnya diperingati.
Berlanjutnya penurunan IHSG sejalan dengan melemahnya ekonomi Indonesia saat krisis moneter saat itu.
![]() 20 mei 1998 (dok. Reuters) |
2. Demo 2012
Aksi unjuk rasa besar-besaran pernah dilakukan serentak di 33 Propinsi dan 340 Kabupaten atau Kota pada tahun 2012. Demo ini terkonsentrasi langsung di ibu kota Provinsi, kabupaten dan beberapa aksi dilakukan juga di berbagai kantor kecamatan dan desa.
Aksi demo dipicu oleh penolakan kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah per tanggal 1 April 2012. Para demonstran menganggap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM merupakan pesanan dari kaum kapitalis yang melakukan penjajahan ekonomi dan ideologi di Indonesia.
Aksi demo besar terjadi pada 30 Maret 2012, pergerakan IHSG pada 30 Maret 2012 justru berada di jalur positif. IHSG tercatat menguat 0,40% di level 4.121,55 pada 30 Maret 2012. Setelah aksi demo, pergerakan IHSG berlanjut positif pada 2 April 2012 dengan kenaikan 1,08% di level 4.166,07.
3. Demo 2019
Pada 23 September 2019, para mahasiswa di berbagai daerah menggelar unjuk rasa. Para demonstrasi mahasiswa dari sejumlah universitas menolak perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (revisi UU KPK) dan rancangan aturan lain yang dianggap kontroversial di depan Kompleks Parlemen.
Aksi demo pada 23 September 2019 mendorong penurunan IHSG sebesar 0,41% di level 6.206,19. Setelah aksi unjuk rasa tersebut, IHSG melanjutkan koreksinya pada 24 September 2019 sebesar 1,11% di level 6.137,61.
4. Demo 2022
Pada 5 Desember 2022, aksi unjuk rasa kembali dilakukan mahasiswa dalam upaya penolakan draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di depan gedung DPR RI. Para demonstran membentangkan poster 'Menolak Pengesahan RKUHP' dan menaburkan bunga di depan gedung DPR RI sebagai bentuk penolakan pengesahan draf RKUHP.
Demonstran terdiri dari buruh, mahasiswa, Greenpeace, Walhi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), serta kelompok pejuang perempuan.
Pergerakan IHSG pada 5 Desember 2022 pun terkoreksi 0,46% di level 6.987,33. Namun setelahnya, pada 6 Desember 2022 IHSG melesat 1,36% di level 6.892,57.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)