Cadev Dolar AS & Yuan Turun, Ini Mata Uang Paling Diburu di Dunia

Revo M, CNBC Indonesia
13 August 2024 10:20
FILE PHOTO: Dollar signs are seen alongside the signs for other currencies at a currency exchange shop in Hong Kong November 1, 2014.  A year-long investigation into allegations of collusion and manipulation by global currency traders is set to come to a head on Wednesday, with Britain's financial regulator and six big banks expected to agree a settlement involving around £1.5 billion ($2.38 billion) in fines. The settlement comes amid a revival of long-dormant volatility on foreign exchanges, where a steady rise in the U.S. dollar this year has depressed oil prices and the currencies of many commodity exporters such as Russia's rouble, Brazil's real and Nigeria's naira - setting the scene for more turbulence on world financial markets in 2015. Picture taken November 1, 2014. REUTERS/File Photo
Foto: mata Uang (Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) semakin marak digunakan sebagai cadangan devisa (cadev) yang paling banyak digunakan oleh bank sentral di dunia. Data International Monetary Fund (IMF) menunjukkan porsi dolar AS sebesar 58,85% sebagai cadev secara global.

Dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak digunakan untuk melakukan perdagangan internasional dan keuangan transaksi.

Di luar negeri pasar valuta asing, tempat mata uang diperdagangkan, dolar AS juga terlibat dalam hampir 90% dari seluruh transaksi. Dolar AS adalah mata uang pilihan bagi investor selama ini krisis ekonomi besar, sebagai mata uang "safe haven".

Selama krisis keuangan global  2008-2009, misalnya, dan di tengah gejolak ekonomi yang terkait dengan Pandemi Covid-19 pada 2020, investor mencari dolar AS, mengharapkan dolar mempertahankan nilainya.

Inilah daftar delapan mata uang alias 'Penguasa Cadangan Devisa Global'.

Data IMF menunjukkan cadev global mengalami peningkatan dari US$12,02 triliun pada kuartal I-2023 menjadi US$12,35 triliun pada kuartal I-2024 atau naik 2,69% dalam kurun waktu satu tahun.

Namun, dalam setahun terakhir, porsi kepemilikan cadev dolar AS anjlok dari 59,42% pada kuartal I-2023 menjadi 58,85% pada kuartal I-2024. 
Begitu pula dengan renminbi China atau yuan yang turun dari 2,58% pada kuartal I-2023 menjadi 2,15% pada kuartal I-2024. 

Ini Daftar Mata Uang Paling Diburu:



Yen dan dolar Australia menjadi mata uang  yang paling banyak diburu oleh bank sentral dalam setahun terakhir.
Porsi cadev yen yang dimiliki bank sentral dunia meningkat menjadi 5,46% pada kuartal I-2023 menjdi 5,69% pada kuartal I-2024. Porsi cadev dolar Australia melonjak menjadi 2,16% pada kuartal I-2024 dari 1,99% pada kuartal I-2023.

Lebih lanjut, cadev dalam bentuk dolar AS pada kuartal I-2024 tercatat sebesar US$6.766,77 miliar atau sekitar Rp108,27 kuadriliun (kurs Rp16.000/US$). Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kuartal I-2023 yang tercatat sebesar US$6.631,02 miliar.

Kenaikan penggunaan dolar AS ini juga terlihat dari jumlah porsi terhadap total cadev yang dialokasikan.

Terpantau pada kuartal I-2024, porsi cadev dalam bentuk dolar AS sebesar 58,85%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 yang sebesar 58,44% namun lebih rendah dibandingkan kuartal I-2023 yang sebesar 59,46%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation