
Gregoria Kalah: Rekor Buruk 2012 Terulang, RI Absen di Final Olimpiade

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan Indonesia mengirim wakil di final sekaligus meraih medali emas di cabang olah raga (cabor) bulutangkis Olimpiade 2024 pupus. Absennya Indonesia di final juga mengulang cerita pahit di Olimpiade London 2012.
Indonesia dipastikan gagal ke final setelah satu-satunya wakil tersisa Gregoria Mariska Tunjung kalah melawan An Se-young dengan skor 21-11, 13-21, dan 16-21 di semifinal bulutangkis tunggal putri Olimpiade Paris 2024 hari ini, Minggu (4/8/2024).
Gregoria Mariska Tunjung atau akrab disapa Jorji menjadi satu-satunya harapan ke final setelah pebulutangkis lainnya di sektor tunggal putera, ganda putera, ganda putri, dan ganda campuran gagal.
Dengan kegagalan Gregoria maka langkah Indonesia di cabor bulutangkis di Olimpiade 2024 harus terhenti lebih awal. Padahal, bulutangkis adalah cabor yang selama ini menjadi andalan penyumbang medali emas.
Kegagalan Indonesia ke final pada tahun ini mengulang catatan buruk pada Olimpiade London 2012 di mana Indonesia tidak mengirim satu wakil pun di partai puncak.
Sejak bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, medali demi medali sudah disumbang. Total Indonesia telah mengkoleksi 8 emas, 6 perak, dan 7 perunggu dari cabor bulutangkis selama Olimpiade 1992-2020.
Raihan medali emas Indonesia dari seluruh sektor juga sudah lengkap, baik dari tunggal putera, tunggal puteri, ganda putera, ganda puteri, ataupun ganda campuran.
Dalam sejarah Olimpiade, prestasi terburuk Indonesia sejauh ini adalah gagal ke final dan absen menyumbang medali pada Olimpiade London 2012.
Pada Olimpiade tersebut, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad melaju ke semifinal tetapi gagal mempersembahkan medali.
Capaian terbaik Indonesia adalah pada Olimpiade 1992 di mana Indonesia mampu mengirim lima wakilnya di final dan mengkoleksi lima medali yakni dua emas, dua perak, dan satu perunggu.
Indonesia bahkan mampu menciptakan All Indonesian final di tunggal putera antara Alan Budi Kusuma dan Ardy B Wiranata.
Capaian terbaik kedua adalah pada Olimpiade 2000 di mana Indonesia mengirim lima wakilnya di tiga sektor yakni ganda putra, tunggal putra, dan ganda campuran. Namun, Indonesia hanya mengkoleksi satu emas.
