Fed Effect Buat Harga Batu Bara Membara, Harganya Melesat 2%!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 August 2024 07:20
Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia melesat usai mendapatkan angin segar dari bank sentral Amerika Serikat mengenai kebijakan suku bunganya.

Pada perdagangan Rabu (31/7/2024) harga batu bara dunia tercatat US$141,4 per ton, melesat 1,8% menjadi US$141,4 per ton.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.

The Fed kembali menahan suku bunga selama delapan pertemuan beruntun setelah berakhirnya rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (1/8/2024).

Berbeda dengan rapat FOMC sebelumnya, The Fed pada rapat bulan ini lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.

"Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September," kata ChairmanThe Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.

Pemangkasan suku bunga diperkirakan sebesar 25 bps. Powell menegaskan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps belum ada dalam bayangan The Fed.
"Saya tidak ingin menjelaskan terlalu spesifik soal apa yang akan kami lakukan, tetapi itu (pemangkasan 50 bps) bukan sesuatu yang kami pertimbangkan saat ini," katanya.

Sinyal penurunan suku bunga The Fed dianggap menjadi kabar positif bagi pasar komoditas terutama batu bara. Sebab akan ada potensi permintaan batu bara dari ekonomi yang menggeliat paska tren suku bunga tinggi berakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation