Kredit BRI Tembus Rp1.336 Triliun, Ini Sektor yang Diuntungkan

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
26 July 2024 13:15
Paparan Kinerja BRI Kuartal II-2024. (Dok. BRI)
Foto: Paparan Kinerja BRI Kuartal II-2024. (Dok. BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank plat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berhasil mencetak pertumbuhan ekspansif dalam penyaluran kredit pada sepanjang semester I/2024.

Kredit yang disalurkan mencapai Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,20% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan guidance perusahaan yang menargetkan pertumbuhan kredit 2024 di rentang 10% - 12%.

Penyaluran kredit ekspansif ini ditopang oleh semua segmen bisnis yang tumbuh positif. Pertumbuhan paling tinggi dicetak segmen korporasi hingga 29,2% YoY, diikuti segmen menengah 31,6% YoY dan konsumer 11,5% YoY. Lalu ada segmen usaha mikro dan kecil, masing-masing tumbuh 7,8% YoY dan 2% YoY

Loan Portofolio BBRIFoto: BRI Company Presentation
Loan Portofolio BBRI

Jika melihat dari segi porsi, gabungan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih mendominasi portofolio kredit bank BRI, mencapai Rp1.095,64 triliun, atau setara 81,69% dari total penyaluran kredit sepanjang semester I/2024.

Bila dirinci, penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM, terdiri dari segmen mikro sebesar Rp623 triliun, segmen kecil Rp232,3 triliun, segmen konsumer Rp198,8 triliun dan segmen menengah senilai Rp41,5 triliun.

Dominasi segmen tersebut menjadi bukti komitmen bank BRI dalam menopang perekonomian nasional melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (25/7/2024) mengungkapkan "Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas".

Pemberdayaan UMKM merupakan hal krusial di Tanah Air. Pasalnya, pelaku usaha UMKM yang mencapai 66 juta pada 2023, telah berkontribusi dominan terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi RI, yakni mencapai 61%, setara Rp9.580 triliun.

Sejalan dengan momentum penyaluran kredit yang positif, bank BRI juga menjaga kualitas aset di tengah pembengkakan angka gagal bayar pada UMKM. Ini terbukti dari Non Performing Loan (NPL) Gross yang berada di angka 3,05% pada sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Sunarso menambahkan BRI telah menyiapkan sejumlah strategi gunamenahan kenaikan angka NPL. Menurutnya, jika terjadi hal buruk pada segmen UMKM, bank tidak perlu memaksakan pertumbuhan pada segmen tersebut.

"Saya kira kalau seperti ini, strateginya adalah jangan memaksakan diri untuk tumbuh di situ. Karena begitu kita kasih kredit 3 bulan macet, kasih kredit 6 bulan macet. Itu jangan sampai terjadi. Maka kita harus tetap tumbuh di UMKM, tapi sangat selektif," ungkap Sunarso saat konferensi pers pada Kamis (25/7/2024).

Strategi pertama yang ditetapkan BRI adalah memperketat kriteria risk acceptance dan portfolio guideline. Strategi berikutnya adalah kembali memilah-milah portofolio yang sudah menjadi aset bank.

Sunarso melanjutkan "Yang kedua adalah melakukan restrukturisasi. Restrukturisasi apakah butuh kelonggaran? Ya tadi dikatakan, kalau memang akan diberikan kelonggaran, kita ikuti. Tapi kalau tidak ada kelonggaran, ya kita lakukan restrukturisasi sesuai dengan prinsip-prinsip restrukturisasi mengikuti ketentuan yang umum yang berlaku,"

Jika tidak bisa dilakukan restrukturisasi opsi selanjutnya adalah dengan melakukan aksi hapus buku atau write off. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan fokus pada pemulihan dari kredit-kredit yang sudah dihapus buku.

Sebagai catatan, kredit restrukturisasi Bank BRI mengalami penurunan 10,89% dari Rp 105,27 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp 93,81 triliun pada semester I/2024. Penyusutan tersebut terjadi di BRI sebagai entitas induk yang turun dari Rp 102,51 triliun menjadi Rp 91,56 triliun, lalu diikuti oleh penurunan di Bank Raya dari Rp 2,69 triliun menjadi Rp 2,22 triliun, dan Pegadaian dari Rp 0,07 triliun menjadi Rp 0,03 triliun.

Kontribusi kredit restrukturisasi terhadap total pinjaman yang disalurkan pada sepanjang semester I/2024 adalah sekitar 7,42%, turun dari proporsi tahun lalu sebesar 8,79%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation