Review Sepekan

Rupiah Cetak Rekor 17 Tahun, Ini Alasan Apresiasi 8 Hari Beruntun

Revo M, CNBC Indonesia
13 July 2024 15:00
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara signifikan alami penguatan. Bahkan rupiah menyentuh level terkuat sejak 1,5 bulan terakhir.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,34% di angka Rp16.135/US$ pada Jumat (12/7/2024). Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 28 Mei 2024 serta apresiasi sejumlah delapan hari beruntun.

Sedangkan secara mingguan, rupiah kembali mengalami menguat sebesar 0,86%.

Rekor penguatan delapan hari beruntun ini kembali terjadi sejak awal 2007 atau sekitar 17 tahun terakhir.

Pada saat itu, rupiah menguat sejak 29 Januari hingga 7 Februari 2007.

Sepanjang pekan ini, rupiah terus mengalami apresiasi karena ekspektasi pelaku pasar perihal penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) tahun ini.

Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan pergerakan rupiah akan sangat tergantung pada kebijakan suku bunga The Fed.

Menurutnya, rupiah saat ini masih bergerak di level rendahnya pada saat pandemi yakni Rp16.625. Inflow pada pasar keuangan Indonesia membantu menjaga nilai tukar rupiah kembali ke kisaran Rp16.000.

"Dalam hitungan kami, pemangkasan suku bunga pada September seharusnya menjadi sinyal untuk membalikkan arah yang sangat dinanti-nanti dalam nilai tukar rupiah), sementara penundaan lebih lanjut dalam pemangkasan suku bunga Fed mungkin saja membuat rupiah melewati level terendahnya selama pandemi," tutur Enrico, kepada CNBC Indonesia.

Lebih lanjut, Presiden Direktur PT Panin Asset Management, Ridwan Soetedja mengatakan data ekonomi AS akhir-akhirnya sangat positif bagi pasar sehingga arah penurunan level Fed Funds Rate semakin jelas. Diperkirakan The Fed bisa memangkas FFR di periode September 2024 sehingga bagi pasar keuangan RI bisa mendorong penguatan rupiah dan mendorong aliran dana asing ke pasar modal RI.

Sementara Ekonom Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memperkirakan rupiah akan ada di Rp15.754/US$.

"Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, kemungkinan ada inflow di pasar keuangan Juli sampai Desember walaupun angkanya masih fluktuatif. Begitu ada kejelasan (suku bunga), inflow akan mengalir deras," ujar Myrdal kepada CNBC Indonesia.

Optimisme pemangkasan suku bunga semakin bold setelah data inflasi AS semakin melandai.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Kamis (11/7/2024), indeks harga konsumen (IHK) naik atau mengalami inflasi 3% (year on year/yoy) pada Juni 2024, turun dari 3,3% pada bulan Mei 2024. Laju inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 3,1%.

Inflasi (yoy) pada Juni 2024 adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir.

Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah karena tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation