Pemerintah Jerman Kehabisan Bitcoin, Tapi The Fed Beri Optimisme

Revo M, CNBC Indonesia
13 July 2024 12:40
Bitcoin. (REUTERS/Benoit Tessier/File Photo)
Foto: Bitcoin. (REUTERS/Benoit Tessier/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga Bitcoin (BTC) dalam sepekan terakhir relatif terkonsolidasi. Sentimen dari pemerintah Jerman hingga Amerika Serikat (AS) menjadi alasan penggerak harga Bitcoin sepanjang pekan ini.

Dilansir dari Refinitiv, harga BTC pada 13 Juli 2024 pukul 06:42 WIB sebesar US$57.833,51 atau naik 0,51% dari penutupan perdagangan sebelumnya (12/7/2024).

Sementara dalam sepekan terakhir, BTC relatif bergerak konsolidasi dengan sedikit mengalami penurunan sebesar 0,25%.

Salah satu sentimen utama yang menggerakkan BTC beberapa minggu terakhir yakni pemerintah Jerman yang menjual BTC dari 50.000 koin hingga akhirnya menjadi nol.

Dikutip dari Cointelegraph, lagi yang tersisa untuk dijual pada tanggal 12 Juli. Menurut data dari Arkham Intelligence, pemerintah Jerman mengirimkan 3.846,05 BTC terakhirnya untuk likuidasi pada tanggal 12 Juli. Seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Arkham, pemerintah kemungkinan mulai menjual lebih dari US$2 miliar nilai BTC melalui Coinbase Global, Kraken, dan Bitstamp tiga minggu yang lalu.

Kegiatan jual-beli besar-besaran Jerman diyakini telah berkontribusi pada penurunan besar BTC dalam beberapa minggu terakhir. Sejak awal Juni, mata uang kripto terbesar ini turun dari sekitar US$71.000 menjadi di bawah US$58.000, termasuk penurunan singkat di bawah US$55.000 pada tanggal 7 Juli.

Tidak semua anggota pemerintah Jerman mendukung likuidasi masif tersebut. Anggota parlemen Jerman dan aktivis BTC, Joana Cotar, berpendapat bahwa BTC yang disita seharusnya bisa menjadi bagian dari "cadangan mata uang strategis" untuk melindungi dari risiko dalam sistem keuangan tradisional.

Sentimen pemerintah Jerman ini memberikan tekanan terhadap harga BTC beberapa waktu terakhir. Namun, sikap optimisme pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada sisa tahun ini memberikan angin segar bagi risk asset seperti BTC.

Terkhusus data inflasi yang semakin melandai semakin mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunganya tahun ini.

Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, first cut rate berpotensi terjadi pada September 2024 sebesar 25 basis poin (bps).

Probabilitas yang semakin meningkat ini akan menjadi katalis positif karena imbal hasil fixed income product akan semakin menipis dan imbal hasil risk asset menjadi lebih menarik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation