8 Emiten Lakukan Buyback Gila-Gilaan: GOTO Hingga BRI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
12 July 2024 14:15
Ilustrasi GOTO. (Dok. Goto)
Foto: Ilustrasi GOTO. (Dok. Goto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa emiten tengah berencana melakukan aksi korporasi yakni pembelian kembali (buyback) saham, di mana sebagian besar merupakan emiten konstituen indeks LQ45 yang identik dengan karakteristik saham bluechip.

Seperti diketahui, buyback saham adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan berupa pembelian kembali saham yang telah beredar di publik.

Buyback saham diperlukan agar jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan tersebut akan semakin berkurang sehingga likuiditasnya dapat tetap terjaga. Buyback saham dapat dilakukan oleh perusahaan dengan cara membeli perusahaannya sendiri dari publik.

Ada beberapa tujuan buyback saham, antara lain untuk mengembangkan rasio keuangan, mempersiapkan cadangan modal serta antisipasi penurunan harga saham.

Tercatat ada delapan emiten yang berencana melakukan buyback dengan total anggaran mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah.

Dari delapan emiten yang tengah melakukan buyback, terpantau saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi yang paling besar rencana anggaran buyback-nya yakni mencapai Rp 4 triliun. Adapun periode awal buyback ADRO yakni pada 16 Mei 2024, saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) disetujui hingga 12 bulan ke depan.

Terbaru, ada emiten teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang tengah melakukan buyback sejak 11 Juni lalu. Bahkan, GOTO terpantau sudah mulai melaksanakan aksi buyback sebanyak Rp 3,82 miliar.

Jumlah iu bertambah dari sebulan sebelumnya, di mana saham treasury GOTO sebanyak 10,26 miliar saham. Lantas, GOTO telah memborong sebanyak 3,82 miliar unit saham sejuta umat itu.

Tidak diketahui kapan transaksi serta rincian harga pembelian tersebut. Bila mengacu posisi harga saham GOTO saat ini yang berada di posisi Rp 50, perusahaan telah merogoh kocek sebesar Rp 191,25 miliar.

Dengan asumsi tersebut, nilai buyback saham GOTO sudah mencapai sekitar 5,97% dari target buyback saham yang disetujui pemegang saham yakni mencapai US$ 200 juta, atau sekitar Rp 3,2 triliun.

Selain ADRO dan GOTO, ada enam emiten lainnya yang tengah melakukan buyback saham. Berikut daftarnya.

Aksi buyback menjadi salah satu katalis positif untuk meredam tekanan jual yang ada saat ini, sekaligus mengurangi volatilitas yang terjadi di pasar.

Namun, hal ini sepertinya hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, investor perlu mencermati perkembangan kondisi makro dan fundamental dari emiten yang tengah melakukan buyback.

Mengembangkan rasio keuangan perusahaan seringkali menjadikan peningkatan rasio keuangan sebagai alasan untuk perusahaan melakukan buyback saham. Hal ini juga berkaitan dengan penurunan jumlah saham yang beredar dari banyaknya buyback.

Makin sedikit saham di pasaran, maka rasio earning per share (EPS) juga akan semakin meningkat.

Hasil buyback saham dapat dijual kembali ketika harga sedang mengalami tren kenaikan dan dapat dijadikan sebagai saham treasury yang kemudian dapat disimpan dan dijual kembali saat tren harga saham sedang naik.

Antisipasi penurunan Harga Aksi buyback saham juga dapat dilakukan oleh perusahaan saat harga saham perusahaan tersebut sedang turun. Aksi ini dilakukan untuk menjaga psikologis investor.

Jika saham sedang turun lalu ada pihak yang membeli saham tertentu dalam jumlah besar maka investor jadi semakin tertarik untuk mengkoleksi saham yang bersangkutan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation